Evaluasi dan Analisa PBSI Jelang Jepang Open dan China Open 2025

Sedangkan skuad Pelatnas mentok di semifinal melalui ganda putra, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, yang juga dicecar karena hilang taji akhir-akhi

Editor: Zulkifli
pbsi.id
LOGO PBSI - PBSI memutar otak untuk mengangkat kembali prestasi pemain Indonesia di ajang BWF. Tedekat ada Jepang Open dan China Open 2025. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Ada dua turnamen bergengsi di bulan Juli yang akan menjadi kesempatan wakil Indonesia. 

Turnamen tersebut yakni Jepang Open 2024 Super 750 dan China Open 2025 Super 1000. 

Lantas apa saja evaluasi PBSI jelan dua tuarnamen terdekat yang akan di hadapi ini. 

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Eng Hian, akhirnya buka suara mengenai prestasi bulu tangkis Indonesia yang tertidur dalam enam bulan pertama tahun 2025.

Indonesia baru menghasilkan dua gelar juara pada turnamen dengan level yang terbilang rendah yakni BWF World Tour Super 300 (Thailand Masters dan Taipei Open).

Hasil-hasil menyedihkan diterima pebulu tangkis pelatnas dari Malaysia Open 2025 yang membuka kalender kejuaraan sampai Indonesia Open 2025 yang digadang-gadang.

Indonesia Open 2025 bahkan menandai catatan buruk karena untuk pertama kalinya Tanah Air puasa gelar selama empat edisi beruntun sejak era Superseries.

Baca juga: Hadiah US Open 2025 BWF World Tour Super 300: Segini Uang yang Didapat Pemain Sesuai Posisi Finish

Di Indonesia Open 2025, wajah tuan rumah justru diselamatkan oleh ganda putra independen, Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi, yang mencapai babak final.

Sedangkan skuad Pelatnas mentok di semifinal melalui ganda putra, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, yang juga dicecar karena hilang taji akhir-akhir ini.

Eng Hian menyebut ada dua poin penting dalam catatannya.

Pertama, pelatih merasa masih perlu mencari pola program latihan dan komunikasi teruntuk atlet-atlet tim utama.

Seleksi terbuka pelatih teknik Pelatnas yang digelar PBSI pada akhir tahun lalu menghadirkan sosok-sosok anyar hampir di semua sektor.

Tunggal putra bahkan sudah melihat pergantian pelatih setelah Mulyo Handoyo memilih fokus dengan peran kepala pelatih pelatnas karena alasan kesehatan dan digantikan Indra Widjaja.

Baca juga: Kumpulan Soal Ujian Badminton Lengkap Kunci Jawaban Soal Ulangan/Ujian Materi Tentang Bulutangkis

Sementara catatan kedua adalah pelatih harus membuat program terstruktur terhadap atlet yang akan berlaga di turnamen.

"Pelatih juga harus membuat program pengiriman ke turnamen sesuai dengan kapasitas atau level atletnya," kata Eng Hian dalam rilis resmi PBSI.

Halaman
123
Sumber: BolaSport.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved