Kolaborasi Gelar PKM, UPGRI Pontianak dan STAKatN Rawat Alam Lewat Iman dan Adat
Tiga narasumber dihadirkan dalam seminar ini, yaitu Basuki Wibowo (Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UPGRI), F. Yuswanto (Sekretaris
Penulis: Anggita Putri | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Universitas Persatuan Guru Republik Indonesia PGRI (UPGRI) Pontianak bersama Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri (STAKatN) Pontianak menggelar kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Setontong, Desa Kualan Hilir, Kecamatan Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang, pada 13–14 Juni 2025.
Kegiatan ini bertujuan mendukung program Kementerian Agama Republik Indonesia terkait penguatan ekoteologi berbasis nilai keagamaan dan kearifan lokal.
Dengan tema “Ekoteologi : Narasi Menjaga Keseimbangan Alam”, kegiatan ini diikuti oleh masyarakat Dayak Mali yang mendiami wilayah Setontong.
PKM ini tidak sekadar menjadi ruang edukasi, namun juga wahana dialog lintas iman dan budaya untuk membangun kesadaran kolektif dalam merawat alam.
Tiga narasumber dihadirkan dalam seminar ini, yaitu Basuki Wibowo (Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UPGRI), F. Yuswanto (Sekretaris Program Studi Magister Teologi STAKatN), dan Romo Dilan (Dosen STAKatN). Mereka memaparkan berbagai perspektif sejarah, teologis, dan kultural tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup.
• Pengukuhan Pengurus DPD MABM Kota Pontianak, Edi Kamtono Harap MABM Perkuat Identitas Budaya Melayu
Basuki Wibowo menekankan pentingnya menggali sejarah ekologis serta adat Dayak Mali sebagai warisan leluhur yang menyatu dengan alam.
Romo Dilan memaparkan pandangan Gereja Katolik terhadap tanggung jawab moral dalam merawat ciptaan, sedangkan Yuswanto menyoroti peran budaya lokal, khususnya hutan, dalam pembentukan kesadaran ekologis.
Ketua panitia kegiatan, Kornelius Riki, menyampaikan bahwa masyarakat menyambut baik kegiatan ini. Warga merasa terbantu dalam memahami pentingnya merawat alam melalui pendekatan spiritual dan budaya.
Hal senada disampaikan oleh Kepala Desa Kualan Hilir yang menegaskan pentingnya melibatkan generasi muda dalam pelestarian hutan, ladang, dan sungai sebagai identitas masyarakat Dayak Mali.
PKM ini merupakan wujud nyata pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam aspek pengabdian kepada masyarakat.
Kegiatan ini diharapkan mampu membangun kesadaran ekoteologi yang tidak hanya berbasis agama, tetapi juga akar tradisi lokal, guna mencegah kerusakan lingkungan dan bencana ekologis di masa depan. (*)
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
Personel Polres Kayong Utara Lakukan Pengamanan Grasstrack Hari Kedua di Pantai Pulau Datok |
![]() |
---|
Depot Melati Hadirkan Palumara Khas Makassar, Sajian Ikan Kuah Pedas Segar di Pontianak |
![]() |
---|
Timanggong Binua Bahumukng di Desa Aur Sampuk Dilantik, Ini Pesan Kapolsek Sengah Temila |
![]() |
---|
Target Tanam Jagung Sintang Masih Lambat, Distanbun Optimis Capai 144 Hektare di September |
![]() |
---|
Personel Polsek Polsek Air Besar dan Polsek Sengah Temila Intensifkan Patroli Siang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.