Mengenal Simbol Bilangan Mesir, Sistem Bilangan Kuno dari Peradaban Mesir Kuno

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Dalam pembelajaran Matematika kelas 5 SD, siswa tidak hanya belajar tentang operasi dasar dan pecahan, tetapi juga diperkenalkan pada konsep bilangan dari berbagai peradaban kuno.

Salah satu yang menarik untuk dipelajari adalah Bilangan Mesir, sebuah sistem bilangan unik yang digunakan oleh bangsa Mesir kuno dalam melakukan perhitungan.

Bilangan Mesir merupakan sistem bilangan kuno yang berbeda dari sistem bilangan desimal modern yang kita gunakan saat ini. Pada zaman Mesir kuno, masyarakatnya menggunakan sistem fraksional untuk mewakili angka, terutama pecahan.

Sistem ini terkenal karena menggunakan pecahan-pecahan dengan pembilang satu, seperti 1/2, 1/4, 1/8, 1/16, dan seterusnya. Dalam sistem ini, bilangan bulat direpresentasikan melalui kombinasi fraksi-fraksi tersebut.

Sebagai contoh, untuk menyatakan angka 5, bangsa Mesir kuno bisa menuliskannya sebagai hasil penjumlahan 2 + 2 + 1/2. Jadi, angka 5 dalam sistem Bilangan Mesir bisa ditulis sebagai:

2 + 2 + 1/2

Perlu dipahami bahwa tidak ada simbol khusus untuk pecahan biasa seperti 2/3 atau 3/4. Semua pecahan dalam sistem ini adalah hasil dari penjumlahan pecahan satu per satu (unit fraction).

• Contoh Soal UTS/PTS IPA Kelas 5 SD Kurikulum Merdeka, Lengkap dengan Kunci Jawaban dan Kisi-Kisi

Ini membuat sistem Bilangan Mesir cukup unik dan menantang dibandingkan sistem pecahan yang kita kenal saat ini.

Selain fraksi, angka-angka bulat dalam sistem ini ditunjukkan dengan simbol-simbol hieroglif. Misalnya:

• Angka 1 hingga 9 diwakili dengan jumlah garis yang sesuai.

• Angka 10 menggunakan simbol semacam tapal kuda atau ikal.

• Angka 100 digambarkan dengan simbol tali.

• Angka 1.000 ditandai dengan simbol bunga teratai.

• Puluhan ribu hingga jutaan juga memiliki simbol masing-masing, seperti jari dan manusia berlutut, yang ditulis berulang kali sesuai jumlahnya.

Sistem ini dikembangkan dari sistem desimal berdasarkan jumlah jari manusia, yakni sepuluh. Hal ini menjadikan perhitungan dasar cukup logis dalam konteks budaya saat itu.

Simbol-simbol dalam Bilangan Mesir sebagian besar merupakan piktogram, yaitu gambar objek nyata yang digunakan untuk menyimbolkan angka.

Kemungkinan besar, simbol-simbol ini muncul dari asosiasi antara suara atau nama objek dengan nilai angka yang dimaksud, karena pada masa awal perkembangan tulisan, tanda-tanda masih memiliki makna visual yang kuat dan langsung.

Walaupun sistem ini sudah tidak lagi digunakan dalam kehidupan modern, mempelajari Bilangan Mesir bisa memberikan wawasan yang menarik tentang bagaimana peradaban kuno berpikir dan mengembangkan sistem matematika mereka sendiri. Ini juga membantu siswa mengapresiasi sejarah ilmu pengetahuan dan bagaimana matematika berkembang dari masa ke masa.

Saat ini, kita menggunakan sistem bilangan desimal modern, yang jauh lebih efisien dan menggunakan angka 0 hingga 9 untuk membentuk seluruh bilangan.

Namun, dengan mengenal Bilangan Mesir, siswa dapat melihat bahwa konsep bilangan sudah berkembang sejak ribuan tahun yang lalu dan menjadi bagian penting dari peradaban manusia.