Khazanah Islam

KUMPULAN Amalan Sunnah Bulan Dzulhijjah 1446 Hijriah Selain Sembelih Hewan Kurban pada Hari Tasyrik

Pada Kalender itu menerangkan 1 Dzulhijjah 1446 Hijriah adalah tanggal 28 Mei 2025 sehingga tanggal 10 Dzulhijjah 1446 Hijriah jatuh pada 6 Juni 2025

Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK/Endro
AMALAN SUNNAH Dzulhijjah - Berkurban atau menyembelih kambing saat idul adha merupakan satu di antara amalan sunnah saat Idul Adha 1446 Hijriah 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Setelah bersuka cita merayakan Idul Fitri 1446 H.

Umat Islam bakal kembali bersuka cita dalam hari raya Idul Adha 1446 H.

Berdasarkan perhitungan Kalender Hijriah Tahun 2025 terbitan Ditjen Bimas Islam Kemenag RI.

Perayaan Lebaran Haji atau Idul Adha 1446 H akan jatuh pada 6 Juni 2025.

Pada Kalender itu menerangkan 1 Dzulhijjah 1446 Hijriah adalah tanggal 28 Mei 2025 sehingga tanggal 10 Dzulhijjah 1446 Hijriah jatuh pada tanggal 6 Juni 2025.

Pada bulan Dzulhijjah terdapat amalan sunnah yang paling dianjurkan yakni berkurban

Selain melaksanakan ibadah kurban, ada beberapa amalan sunnah Idul Adha yang dapat dilakukan sebagai Umat Islam . 

Amalan ini telah Rasulullah contohkan dan jika dilaksanakan dengan baik, tentu akan mendapatkan keutamaanya.

HITUNG Mundur Berapa Hari Lagi Bulan Syawal 1446 Hijriah Masih Ada Sempat Puasa 6 Hari Usai Ramadhan

Berikut amalan Sunnah Idul Adha :

  • Mengumandangkan Takbir

Umat Islam  sangat dianjurkan untuk mengumandangkan takbir di saat malam hari raya Idul Adha. 

Takbiran ini bisa dilakukan saat terbenamnya matahari hingga pelaksanaan hari Raya Idul Adha dan berakhir di hari tasyrik pada waktu ashar (13 Dzulhijjah). 

Kumandang takbir ini menandangan ajakan untuk menyebut kebesaran Allah serta mengajak Umat Islam  lainnya melakukan hal yang sama.

  • Melaksanakan Mandi Besar Sebelum Shalat Idul Adha

Pelaksanaan mandi besar ini seperti pada mandi besar biasanya, hanya saja niatnya berbeda. 

Bukan saja Idul Fitri, Idul Adha pun menjadi hari raya Umat Islam . 

Hal ini seperti yang disampaikan dalam hadist sebagai berikut.

“Dari Nafi’, beliau mengatakan bahwa Ibnu Umar radliallahu ‘anhuma mandi pada hari Idul Fitri sebelum berangkat ke lapangan”. (HR. Malik dan asy-Syafi’i dan sanadnya shahih)

  • Menggunakan Pakaian Terbaik untuk Melaksanakan Shalat Ied

Di hari raya besar Islam, Umat Islam  disunnahkan untuk menggunakan pakaian terbaiknya, khususnya saat akan melaksanakan shalat Idul Adha.

Pakaian terbaik bukan berarti pakaian baru dan mahal. 

Pakaian terbaik adalah pakaian yang paling bagus dari yang kita miliki. 

Karena sebaik-baiknya pakaian di hadapan Allah adalah pakaian “taqwa”.

Hal ini seperti yang disampaikan dalam sebuah hadist berikut, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami untuk memakai pakaian terbaik yang kami miliki pada dua hari raya” (HR. Hakim)

  • Memakai Wangi-Wangian

Umat Islam  juga disunnahkan untuk menggunakan wangi-wangian atau minyak wangi.

Wangi yang tidak berlebihan dan tidak mengganggu orang yang berada di dekat kita. 

Hal ini sebagaimana yang disampaikan dalam hadist,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami untuk memakai pakaian terbaik yang kami miliki pada dua hari raya dan memakai minyak wangi” (HR. Hakim)

JADWAL Pemotongan Hingga Tata Cara Memilih Hewan Kurban pada Lebaran Haji Idul Adha 1446 Hijriah

  • Tidak Makan Sebelum Shalat Ied

Di hari raya Idul Adha, Umat Islam  disunnahkan untuk tidak makan terlebih dahulu dan segera makan setelah selesai Shalat Ied.

Hal ini berbeda dengan shalat Idul Fitri yang justru disunnahkan untuk makan terlebih dahulu. 

  • Berangkat Lebih Awal

Untuk melaksanakan Shalat Idul Adha, sebaiknya berangkat lebih awal dan sampai di tempat shalat dengan tenang atau tidak terburu-buru. 

Sambil menunggu shalat berjamaah kita bisa duduk sambil bertakbir dan berdzikir. 

Kesempatan ini tentu menjadi hal yang baik, terlebih shalat Idul Adha hanya dilakukan satu tahun sekali saja.

  • Berjalan Kaki Saat Menuju Tempat Shalat Idul Adha

Jika tempat shalat kita cukup dekat dan mudah untuk dijangkau, maka sebaiknya kita mengikuti sunnah Rasulullah yaitu berjalan kaki menuju tempat shalat Idul Adha. 

Hal ini sebagaimana yang disampaikan dalam sebuah hadits.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘id dengan berjalan kaki, begitu pula ketika pulang dengan berjalan kaki.“ (HR. Ibnu Majah).

  • Melewati Jalan Berbeda Saat Pulang dan Pergi Shalat Ied

Dalam sebuah hadits disampaikan.

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat ‘Id, beliau lewat jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang.“ (HR. Al Bukhari).

Sebagaimana hadits tersebut, tentu ada berbagai hikmah yang bisa kita ambil.

Misalnya, dengan melewati jalan berbeda kita dapat lebih banyak bertemu dengan orang, bersilaturahmi, atau melihat kondisi sekitar yang jarang kita ketahui. 

Siapa tahu di sana ada orang-orang yang membutuhkan pertolongan, jarang kita bantu, dsb.

  • Mengajak Wanita atau Anak-Anak ke Tempat Shalat Idul Adha

Mayoritas ulama berpendapat bahwa Shalat Idul Adha adalah sunnah muakad. 

Rasulullah pun memerintahkan wanita atau anak-anak tetap ikut ke tempat shalat untuk mendengarkan khutbah di pinggir lapangan tempat shalat (bagi yang sedang berhalangan shalat). 

Hal ini menunjukkan bahwa Shalat Idul Adha memiliki keutamaan dalam sisi khutbah yang disampaikan. 

Jadi walaupun wanita sedang berhalangan shalat, disunnahkan tetap mendengar khutbahnya.

Itulah hal yang wajib dan sunah yang bisa dilaksanakan Umat Islam saat Idul Adha. Selain berkurban. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved