Bacaan Doa Mudik Lebaran Agar Diberikan Keselamatan saat Naik Kendaraan Darat, Laut dan Udara

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Mudik lebaran menjadi tradisi Umat Islam di Indonesia ketika menyambut Hari Raya Idul Fitri yang sebentar lagi akan dirayakan.

Mudik lebaran ini dilakukan menempuh perjalanan yang jauh menggunakan berbagai moda transprtasi baik darat, laut dan udara. 

Termasuk pula kendaraan pribadi. 

Momentum bertemu sanak keluarga jauh membuat kebahagiaan  Idul Fitri menjadi lebih lengkap. 

Agar semuanya berjalan sesuai rencana, lakukan persiapan sebelum melakukan mudik lebaran. 

Setelah melakukan berbagai persiapan dan antisipasi segala kemungkinan kemudian di akhiri dengan meminta perlindungan Allah SWT dengan memanjatkan doa. 

Ada beberapa doa yang bisa diamalkan sebelum menaiki kendaraan agar senantiasa diberikan keselamatan dan kelancaran didalam perjalanan. 

Baca juga: CARA Menurunkan Berat Badan 10 Terakhir Ramadan dengan Metode Diet 30-30-30

Doa Berpergian 

 الحَمْدُ للهِ/سُبْحَانَ الَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ   

Latin : Alhamdulillāhilladzī/subhānalladzī sakhkhara lanā hādzā wa mā kunnā lahū muqrinīna, wa innā ilā rabbinā lamunqalibūna.   

Artinya : 

 “Segala puji bagi Allah/maha suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami. Padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Sungguh, kami akan kembali kepada Tuhan kami.”

Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Itikaf? Inilah Bacaan Niat Iktikaf di 10 Hari Terakhir Bulan Puasa Ramadhan

Doa Naik Kapal Laut   

 بِسْمِ اللهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّيْ لَغَفُوْرٌ رَحِيْمٌ (هود 41) - وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّمَاوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ (الزمر 67          

Latin :  Bismillâhi majrêha wa mursâhâ, inna rabbî la ghafûrur rahîm, (Hud ayat 41). Wa mâ qadarullâha haqqa qadrihî, wal ardhu jamî‘an qabdhatuhû yaumal qiyâmah, was samâwâtu mathwiyyâtum bi yamînihî, subhânahû wa ta‘âlâ ‘an mâ yusyrikûn, (Az-Zumar ayat 67).