Ragam Contoh
Keutamaan Itikaf di Bulan Ramadan: Meraih Kedekatan dengan Allah dan Keberkahan Malam Lailatul Qadar
Kegiatan yang dilakukan saat itikaf meliputi salat wajib dan sunnah, membaca Al-Qur'an, berzikir, berdoa, serta merenungkan makna kehidupan dan hubung
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Berdiam diri di masjid dengan tujuan beribadah kepada Allah SWT merupakan salah satu bentuk ibadah yang dianjurkan, terutama di bulan Ramadan.
Ibadah ini dikenal dengan sebutan itikaf, yang menjadi kesempatan bagi umat Muslim untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah melalui berbagai amalan kebaikan.
Itikaf secara umum diartikan sebagai kegiatan menetap di dalam masjid dengan niat khusus untuk beribadah. Ibadah ini dapat dilakukan kapan saja, tetapi biasanya lebih banyak dilakukan di bulan Ramadan, terutama pada sepuluh hari terakhir.
Dalam periode ini, umat Muslim berusaha memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk meningkatkan ibadah, mengintrospeksi diri, serta memperbanyak doa dan dzikir.
Dalam menjalankan itikaf, seseorang tidak hanya sekadar tinggal di masjid, tetapi juga mengisi waktunya dengan berbagai bentuk ibadah.
• Hukum Perempuan Ziarah Ke Kuburan Langsung Jelang Ramadhan 2025
Kegiatan yang dilakukan saat itikaf meliputi salat wajib dan sunnah, membaca Al-Qur'an, berzikir, berdoa, serta merenungkan makna kehidupan dan hubungan dengan Allah SWT.
Dengan melakukan itikaf, seorang Muslim berusaha membersihkan hati, meningkatkan ketakwaan, serta mencari keberkahan di malam-malam istimewa Ramadan, terutama malam Lailatul Qadar yang memiliki keutamaan luar biasa.
Meskipun tidak ada aturan baku mengenai kapan seseorang boleh mulai itikaf, banyak umat Muslim memilih untuk memulainya sejak malam ke-21 Ramadan hingga menjelang Idulfitri.
Waktu ini dipilih karena diyakini sebagai momen penuh keberkahan, di mana pahala ibadah dilipatgandakan.
Selain sebagai bentuk ibadah individu, itikaf juga memiliki dimensi sosial. Saat seseorang beritikaf di masjid, ia dapat belajar dari lingkungan sekitarnya, berinteraksi dengan sesama Muslim, dan berbagi ilmu serta pengalaman spiritual.
Oleh karena itu, itikaf bukan hanya tentang menjauh dari kesibukan dunia, tetapi juga tentang membangun hubungan yang lebih erat dengan sesama umat Muslim dalam suasana penuh keimanan dan ketakwaan.
Dengan segala keutamaannya, itikaf menjadi salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan, terutama di bulan Ramadan.
Selain mendapatkan pahala, seseorang yang beritikaf juga berkesempatan untuk merefleksikan kehidupannya, memperbaiki diri, serta memperkuat hubungan spiritual dengan Allah SWT.
Kala itikaf sebaiknya membaca niat berikut ini.
نَوَيْتُالْاِعْتِكَافَ لِلّ هِ تَعَال ى
Nawaitul I’tikaafa lilaahi ta’ala.
Artinya: “Saya niat I’tikaf karena iman dan mengharap akan Allah, karena Allah ta’ala."
Saat i'tikaf, dianjurkan juga untuk membaca doa ini:
اَللّ هُمَّ اِنَّكَ عَفُوٌّتُحِبُّ الْعَفْوَفَاعْفُ عَنِّيْ
“Ya Allah, bahwasannya Engkau menyukai pemaafan, karena itu maafkanlah aku.”
Rukun dan syarat
Mengutip Kompas.com, terdapat ada empat rukun itikaf yang perlu diperhatikan, yakni:
Niat iktikaf
- Berdiam diri di masjid sekurang-kurangnya selama tumaninah salat
- Masjid untuk tempat iktikaf
- Orang yang beritikaf
• BACAAN Doa Ziarah Kubur Menjelang Ramadan 2025: Amalan Sesuai Syariat Islam untuk Sambut Bulan Suci
Adapun beberapa syarat itikaf di antaranya:
1. Islam
Islam merupakan syarat mutlak untuk melakukan ibadah itikaf.
Dalam buku I'tikaf Penting dan Perlu (2004) karya Ahmad Abdurrazaq Al-Kubaisi, setiap ibadah yang tidak dibarengi dengan syarat Islam maka tidaklah diterima dan tidak ada pahala.
2. Berakal
Berakal juga merupakan syarat mutlak untuk melakukan ibadah itikaf. Orang gila atau yang tidak berakal tidak dibebani beribadah.
Soalnya, segala amalan harus disertai niat sedangkan orang tidak berakal tidak mampu melakukan niat.
Karena mereka tidak dapat membedakan mana yang benar dan salah.
3. Suci dari junub, haid, dan nifas
Dijelaskan bahwa orang yang junub (suami istri yang telah bersetubuh atau mimpi bersetubuh tetapi belum mandi), wanita haid, dan melahirkan tapi belum sampai pada hari ke- 40 adalah orang-orang yang dilarang masuk atau tinggal di masjid.
Berdasarkan hal itu, maka orang yang ingin melakukan itikaf harusnya suci dari hadas besar.
Ada juga yang pendapat, umat muslim yang ingin itikaf juga harus suci dari hadas kecil. (*)
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
Keutamaan Itikaf di Bulan Ramadan
Keutamaan Itikaf
hal-hal yang membatalkan itikaf
apa saja yang dilakukan saat Itikaf
Apa itu Itikaf
Apa itu Itikaf di Masjid
6 Dampak Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan, Pemerintah Janji Bertahap Mulai 2026 |
![]() |
---|
45 TOP Soal Ujian Agama Kristen Kelas 11 Lengkap Jawaban Kurikulum Merdeka |
![]() |
---|
CARA Menghitung Weton atau Wetonan dalam Kalender Jawa untuk Tanggal Baik |
![]() |
---|
Lagu Sound Horeg Viral di TikTok, Ternyata Begini Liriknya |
![]() |
---|
Tak Semua Bisa! Ini Jenis Usaha yang Boleh Ajukan KUR BRI 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.