Memperbaiki Kesehatan Mental, Ini Manfaat Bernyanyi untuk Tubuh dalam Psikologis

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Bernyanyi bukan hanya sekadar hobi atau bentuk hiburan semata, tetapi juga memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan tubuh dan mental.

Aktivitas ini dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati seseorang.

Siapa pun bisa bernyanyi, dan menariknya, kegiatan sederhana ini ternyata memiliki dampak positif bagi kesehatan fisik maupun psikologis.

Tidak hanya sebagai sarana untuk mengekspresikan emosi, bernyanyi juga terbukti secara ilmiah dapat membantu meningkatkan kesejahteraan mental dan memperkuat sistem imun tubuh.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bernyanyi dapat merangsang pelepasan hormon endorfin dan oksitosin, yang berperan dalam mengurangi stres dan meningkatkan perasaan bahagia.

Selain itu, aktivitas ini juga melatih pernapasan, meningkatkan kapasitas paru-paru, serta memperkuat otot-otot pernapasan.

Dalam artikel ini, kami akan mengulas tujuh manfaat luar biasa dari bernyanyi yang telah terbukti secara ilmiah, mulai dari meningkatkan kualitas tidur hingga meningkatkan rasa percaya diri. Yuk, simak lebih lanjut! 

• Strategi Efektif Menambah Followers Instagram dan Cara Membaca Algoritmanya

1. Meredakan stres

Mengutip dari Healthline, hasil sebuah penelitian tahun 2017 menunjukkan bahwa kadar kortisol menjadi lebih rendah setelah bernyanyi, sebuah indikasi bahwa orang merasa lebih rileks setelah menyanyikan lagu.

Perlu Anda ketahui, kadar hormon kortisol hanya turun jika Anda bernyanyi di tempat yang tidak membuat Anda cemas.

2. Merangsang imun tubuh

Sebuah penelitian tahun 2004 mencatatkan bahwa orang yang bernyanyi memiliki menunjukkan tingkat imunoglobulin yang lebih tinggi, antibodi yang dikeluarkan tubuh untuk membantu menangkal infeksi.

3. Meredakan rasa nyeri

Hasil penelitian tahun 2012 menemukan bahwa menyanyi, bermain drum, dan menari dalam kelompok memicu pelepasan hormon yang meningkatkan toleransi rasa sakit dengan cara yang tidak bisa dilakukan hanya dengan mendengarkan musik.

Para peneliti mencatatkan bahwa perasaan hubungan sosial, bukan musik itu sendiri tampaknya berada di balik peningkatan toleransi rasa sakit.