Dalam PTBI 2024, Pemprov Kalbar Sampaikan Strategi Tingkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Hal ini menunjukan peranan penting Kalimantan Barat dalam perekonomian di Pulau Kalimantan

Penulis: Nina Soraya | Editor: Nina Soraya
TRIBUNPONTIANAK.CO,ID/NINA SORAYA
Asisten II Sekda Pemprov Kalimantan Barat Ignasius IK menyampaikan arahan Pemprov Kalimantan Barat dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) yang digelar di Aula Kantor BI Kalbar pada Jumat, 29 November 2024. PTBI mengangkat tema “Sinergi Memperkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Nasional”. 

Lalu mendorong perkebunan sawit masyarakat serta swasta untuk ke sertifikasi ISPO dan RSPO melalui percepatan penerbitan Surat Tanda Daftar Budidaya/STDB untuk pekebun mandiri sehingga dapat bersaing di pasar dunia.

Pj Bupati Mempawah Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi Daerah Bersama Sekjen Kemendagri

Hal selanjutnya, mendorong peningkatan produksi pertanian tanaman pangan terutama padi. Dimana luas panen padi di Provinsi Kalimantan Barat pada 2024 diperkirakan sekitar 255,11 ribu hektare, mengalami peningkatan sebanyak 31,04 ribu hektare atau 13,85 persen dibandingkan luas panen padi di 2023 yang sebesar 224,07 ribu hektare.  

Produksi padi di Provinsi Kalimantan Barat pada 2024 diperkirakan sebesar 799,99 ribu ton GKG, mengalami peningkatan sebanyak 99,70 ribu ton GKG atau 14.24 persen dibandingkan produksi padi di 2023 yang sebesar 700,29 ribu ton GKG.

Produksi beras di Provinsi Kalimantan Barat pada 2024 untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan sekitar 473,27 ribu ton, mengalami peningkatan sebanyak 58.98 ribu ton atau 14,24 persen dibandingkan produksi beras di 2023 yang sebesar414,29 ribu ton.

“Pemprov juga mendorong peningkatan investasi sektor unggulan.

Saat ini nilai impor tinggi barang modal untuk investasi pengolahan TBS sawit dan Pembangunan Smelter Alumina.

Percepatan realisasi investasi pembangunan smelter alumina dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan nilai tambah produk pertambangan daerah dan memulihkan kontribusi sektor pertambangan yang terkontraksi sejak berlakunya kebijakan nasional pelarangan ekspor bauksit per 11 Juni 2023.

Sampai dengan triwulan III – 2024, realisasi investasi industri logam dasar, barang logam bukan mesin dan peralatannya sebesar 5,14 T (30,04 persen total investasi), Tanaman Pangan,  Perlebunan dan Peternakan mencapai Rp4,71 T (27,50 persen total investasi) diikuti dengan nilai investasi sector Industri makanan Rp2,87 T (16,77 persen total investasi),” sampainya. 

Lalu mendorong percepatan pembangunan infrastruktur untuk konektivitas dan aksesibilitas antar wilayah terutama dari dan ke sentra-sentra produksi ke pusat populasi dan pusat distribusi serta Pelabuhan. 

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS

-  Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!

 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved