BTN dan Untan Perkuat Sinergi Strategis Menuju Indonesia Emas 2045
Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing kampus dan kualitas pembelajaran di era revolusi digital
Kedelapan kawasan tersebut mencakup aspek-aspek yang memenuhi berbagai kebutuhan kampus, yakni terkait pendidikan, kesehatan, pemukiman, olahraga, teknologi digital dan ekonomi kreatif, kuliner, serta eduwisata.
Sebagai contoh, optimalisasi gedung perpustakaan sebagai pusat ekonomi kreatif dan literasi digital, serta pengembangan layanan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bahasa sebagai pusat eduwisata internasional.
• Bekali Mahasiswa Program Doktor FEB Untan Tentang Pemanfaatan AI
Hingga kini, Untan memiliki 4.000 mahasiswa, 150 ribu alumni, serta 2.000 lebih dosen dan pegawai.
Irfani mengatakan, melalui ekosistemnya yang besar, UNTAN berkomitmen untuk berinovasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendukung revitalisasi industri nasional, baik komunitas maupun dunia usaha.
“Semoga dengan kehadiran Bapak Nixon selaku Direktur Itama BTN menjadi langkah kolaborasi yang produktif dan sinergi dalam inovasi yang dapat memberikan kemajuan bagi masyarakat dan bangsa,” ujar Irfani.
Kinerja keuangan BTN dari sektor pendidikan menunjukkan tren positif yang signifikan, tercermin dari pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam bentuk CASA, giro, dan deposito per Agustus 2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
BTN membukukan DPK yang berasal dari institusi sebesar Rp201,2 triliun per Agustus 2024, naik 20,7 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp166,7 triliun.
Pentingnya Beradaptasi di Era Digital
Dalam rangkaian acara tersebut, Nixon LP Napitupulu juga memberikan kuliah umum yang menekankan urgensi adaptasi generasi muda terhadap transformasi digital serta peningkatan kompetensi SDM dalam menghadapi era kompetisi global.
Untuk menjadi digital talent, kata Nixon, dibutuhkan growth mindset atau cara berpikir yang berorientasi pada pertumbuhan, senang bereksperimentasi, berkolaborasi, dan terbuka dengan perbedaan.
“Menjadi digital talent itu pada dasarnya tentang mindset dan tata kelola.
Dengan growth mindset, orang akan terus belajar dan men-challenge dirinya sendiri, sehingga mereka akan lebih efisien dan kreatif.
Dalam hal digitalisasi, misalnya, talent yang memiliki growth mindset akan mempelajari apa inovasi yang disukai dan mudah digunakan orang,” ujar Nixon.
Selain growth mindset, talenta digital juga harus memiliki perilaku yang ditopang oleh soft skill dan hard skill yang diperlukan.
“Soft skill tidak kalah penting dari hard skill atau kemampuan teknis, karena terkadang sisi ini yang menentukan berhasil atau tidaknya seseorang dalam mencapai sesuatu.
Di antara soft skill ada berpikir kritis dan kreatif, mampu mengelola orang, mampu berkomunikasi, dan sebagainya.
Ini penting untuk bisa beradaptasi di tengah perubahan,” pungkas Nixon.
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
| 80 Tim Sudah Daftar, SalingJaga Soccer Championship 2025 Resmi Digelar di Stadion UNTAN |
|
|---|
| IAI Kalbar dan Pusat Studi Tata Kelola Untan Gelar Pelatihan SAK Etintas Private di PDAM Tirta Raya |
|
|---|
| Pengalaman Wisata Dorong Niat Kunjungan Ulang dan Arus Ekonomi Lintas Batas ke Kuching |
|
|---|
| Perluas Wawasan Akademik, Mahasiswa S2 Ekonomi UNTAN Laksanakan KKL ke Malaysia |
|
|---|
| LPM Untan Gelar Diskusi Bahas Kebebasan Pers dan Perlindungan Ekosistem |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.