Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA, Contoh Majas Alegori dalam Puisi

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Mari kita simak pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA Kurikulum Merdeka tentang unsur pembangun sebuah puisi.

Pada materi kali ini kita akan membahas tentang contoh Majas Alegori dalam Puisi. 

Majas sering digunakan untuk berbagai bentuk karya sastra termasuk puisi. 

Menurut KBBI, puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat irama, rima, matra, hingga penyusunan larik.

Salah satu keunikan puisi adalah penggunaan majas atau gaya bahasa yang memberikan nuansa khusus.

• Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA, Contoh Majas Simile dalam Puisi

Fungsi Majas dalam Puisi

Dalam sebuah puisi, gaya bahasa atau majas menjadi salah satu unsur yang bisa bikin puisi menjadi indah.

Perlu diketahui, gaya bahasa adalah cara penyair menggunakan rangkaian kata untuk ungkapkan sesuatu.

Majas yang ada dalam puisi ini berfungsi untuk membantu pembaca ikut berimajinasi dengan karya yang dibaca.

Sebab, meski majas yang digunakan sama, tak semua orang mengartikan majas dengan arti yang sama.

Sebagai gaya bahasa, majas juga dapat menambah kesan indah dan menarik pada sebuah karya sastra. 

Majas bantu penyair menciptakan puisi jadi lebih hidup sehingga audiens bisa merasakan perasaan dalam puisi.

Ada beberapa majas yang sering digunakan dalam puisi, salah satunya majas alegori. Cari tahu contohnya, yuk!

Contoh Majas Alegori dalam Puisi

Majas alegori adalah sebuah majas yang sering mengandung makna sifat-sifat moral dan spiritual.

Biasanya majas jenis alegori ini akan membangun cerita atau narasi menjadi bentuk yang panjang dan rumit.

• Contoh Majas Sinestesia, Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA Kurikulum Merdeka

Majas alegori sering kali tersembunyi dan membutuhkan interpretasi pembaca untuk mengungkap maknanya.

1. Bumi ini sudah tua, seperti ibuku.

2. Angin puyuh yang lembut, tatap matamu.

3. Biar aku jadi lilin di malam sunyi.

4. Malam jatuh, benderang wajahmu.

5. Padi sudah berisi, kain sudah dibelai.

6. Tiap tembok adalah penjara bagi hatiku.

7. Bayi bagai kertas putih.

8. Otak manusia bagai mata pisau.

9. Aku adalah pecundang, yang tak bisa melukis bulan.

10. Keindahan bagai bunga egar.

11. Kesalahan ibarat guru.

12. Dunia bagai panggung sandiwara.

13. Di langit, bulan sabit tengah malu-malu.

14. Hancur tubuhmu, seperti dahan kecil putus.

15. Aku meniti di jalan hampa.

(*)

Informasi Terkini Tribun Pontianak Kunjungi Saluran WhatsApp

Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini Di sini