Idul Adha

Contoh Khutbah Idul Adha 1445 H, Lengkap Dalil dan Tentang Berkurban

Bagi Anda yang belum mampu mengerjakan ibadah haji, maka berkurban menjadi salah satu cara mendekatkan diri kepada-Nya saat hari raya Idul Adha.

Instagram
Contoh Khutbah Idul Adha 1445 H 

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar".(QS Ash Shaffat [37]:102).

Sah Hilal Terlihat! Arab Saudi Tetapkan Idul Adha Minggu 16 Juni 2024, Kapan Wukuf di Arafah?

Karena buah dari kesabarannya yang dilandasi akhlaq mulia, Allah SWT, mengganti Ismail AS dengan seekor kambing, sehingga umat Islam disyariatkan untuk melakukan ibadah qurban, yakni memotong binatang ternak, baik kambing, sapi, atau unta, untuk dibagikan kepada sesama, sebagai ketegasan sikap, bahwa kesempurnaan keIslaman kita, tidak hanya terletak pada kualitas ketulusan penghambaan kepada Allah, tetapi juga kerelaan berbagi kapada sesama.

Pelaksanaan perintah berqurban, mengajarkan kita untuk tidak menjadikan kecintaan kita kepada hal-hal yang bersifat duniawi, baik itu berupa keluarga, harta benda, bahkan jiwa, adalah segala-galanya, dan menjadikannya sebagai alasan pembenar untuk berbuat dzalim dan aniaya kepada sesama.

Risalah Qurban adalah penegasan bahwa mengorbankan orang lain untuk dan atas nama apapun, tidak dapat dibenarkan, dan tidak boleh terjadi.

Risalah Qurban adalah perintah untuk memangkas sifat-sifat kebinatangan pada diri manusia. Semoga Allah SWT membukakan hati kita, hati saudara kita, hati para pemimpin kita, untuk meresapi makna perjuangan dan pengorbanan untuk menciptakan kesejahteraan bagi sesama, sehingga cita-cita untuk mewujudkan negeri yang adil dalam kemakmuran, dan makmur dalam keadilan dapat tercapai.

اللهُ اَكْبَرْ (×3)لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ

Latin dan Artinya

Hadirin Jama’ah Idul Adha Rahimakumullah,

Yang Ketiga, Ketika kita mengenang kembali manhaj Nabiyullah Ibrahim AS, hikmah yang bisa kita ambil adalah persaudaraan sosial dan persaudaraan Islam

Dalam ibadah haji, kaum muslimin dari seluruh dunia dengan berbagai latar belakang yang berbeda bisa bertemu, berkumpul dan beribadah di tempat yang sama, bahkan dengan pakaian yang sama.

Ini semua seharusnya sudah cukup untuk memberi pelajaran betapa persaudaraan antar sesama kaum muslimin memang harus kita bangun.

Dalam konteks kehidupan kita sekarang, mungkin saja kita berbeda-beda suku dan bangsa, organisasi sosial dan politik, dalam kelompok-kelompok aliran atau pemahaman keagamaan, bahkan berbeda dalam penetapan Hari Raya Idul Adha, tapi semua itu seharusnya tidak membuat kita menjadi begitu fanatik lalu merasa benar sendiri dan menganggap kelompok lain sebagai kelompok yang salah.

Harus kita ingat bahwa ukhuwah merupakan bukti keimanan dan bila ini belum kita wujudkan pertanda lemahnya keimanan yang kita miliki, Allah swt berfirman:

إِنَّمَا ٱل مُؤ مِنُونَ إِخ وَة فَأَص لِحُواْ بَي نَ أَخَوَي كُم وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُم تُر حَمُونَ.

Artinya:

Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (Al-Hujurat ayat 10).

Kita amat menyayangkan bila banyak orang mau jadi pejabat tapi tidak mampu mempertanggungjawabkannya, jangankan di hadapan Allah swt, di hadapan masyarakat saja sudah tidak mampu, inilah pemimpin yang amat menyesali jabatan kepemimpinannya, Rasulullah saw bersabda:

عَنْ أَبِى ذَرٍّ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ أَلاَ تَسْتَعْمِلْنِى؟ قَالَ: فَضَرَبَ بِيَدِهِ عَلَى مَنْكِبِى ثُمَّ قَالَ: يَا أَبَا ذَرٍّ: إِنَّكَ ضَعِيْفٌ وَإِنَّهَا أَمَانَةٌ وَإِنَّهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ خِزْيٌ وَنَدَامَةٌ إِلاَّ مَنْ أَخَذَهَا بِحَقِّهَا وَأَدَّى الَّذِى عَلَيْهِ فِيْهَا

Artinya:

Abu Dzar RA berkata: Saya bertanya, Ya Rasulullah mengapa engkau tidak memberiku jabatan? Maka Rasulullah menepukkan tangannya pada pundakku, lalu beliau bersabda: Hai Abu Dzar, sungguh kamu ini lemah, sedangkan jabatan adalah amanah, dan jabatan itu akan menjadi kehinaan serta penyesalan pada hari kiamat, kecuali bagi orang yang memperolehnya dengan benar dan melaksanakan kewajibannya dalam jabatannya. (HR. Muslim)

اللهُ اَكْبَرْ (×3)لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ

Hadirin Jama’ah Idul Adha Rahimakumullah,

Ibadah haji dan kurban yang disyariatkan bagi umat ini, diantara pesan tekstual yang Allah sampaikan adalah agar mampu memberikan manfaat bagi sesama manusia.

Ketika menjadi anak ia pandai membahagiakan orang tua, tidak membuatnya susah dan menderita, menjadi kebanggaan dan pelita hati mereka.
Ketika menjadi suami, pandai membahagiakan istri dan anak-anaknya, tidak melakukan Perbuatan yang mengganggu perasaan dan eksistensinya, demikian juga ketika menjadi istri, ia pandai membahagiakan suami, dan anak-anaknya, menyayangi dengan penuh cinta.
Ketika menjadi tetangga, ia adalah tetanga yang baik yang tidak menjadi ancaman bagi tetangga lainnya, mampu menghadirkan rasa aman dan kehormatan bagi tetangga di sekitarnya. Menjauhi segala tindakan dan perbuatan yang mengganggu apalagi melukainya.
Ketika menjadi pejabat ia berguna bagi rakyatnya, tidak melakukan perbuatan yang merugikan, memberatkan, apalagi mendzaliminya. Dan lain sebagainya.

Akhirnya, Marilah kita jadikan Hikmah Haji dan Qurban ini sebagai pencerahan dalam memperkuat akidah, akhlaq, solidaritas dan soliditas keummatan, kebangsaan dan kemanusiaan kita.

Hubungan yang dibangun di atas landasan iman dan taqwa, dihiasi dengan akhlak mulia yang tertuang dalam pola saling menghargai dan menghormati, memahami perbedaan sebagai sebuah kenyataan, tidak untuk dibenturkan tetapi keniscayaan yang harus diterima dan dikelola dengan sebaik-baiknya.

Demikian khutbah idul adha kali ini, semoga Allah SWT melunakkan hati kita untuk menerima hidayah dan syariahnya, melunakkan hati kita untuk lebih peduli kepada sesama. Amin ya Rabbal Aalamiin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

(*)

Informasi Terkini Tribun Pontianak Kunjungi Saluran WhatsApp

Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini disini

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved