Polisi di Landak Nyamar Jadi Preman Demi Tangkap Remaja saat Perang Sarung Berisi Batu dan Pisau

Dalam operasi tersebut, Sat Sabhara ikut berbaur dengan para remaja dengan pakaian preman untuk penangkapan.

Penulis: Alfon Pardosi | Editor: Faiz Iqbal Maulid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Polsek Ngabang
Remaja yang melakukan aksi perang sarung saat diamankan pihak kepolisian di Mapolsek Ngabang, Minggu 17 Maret 2024 pagi. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, LANDAK - Anggota Polres Landak mengamankan tawuran perang sarung antar kelompok remaja di Desa Hilir Kantor, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak pada Minggu 17 Maret 2024 dini hari.

Dalam upaya penangkapan tersebut, anggota Kepolisian dari Sat Sabhara terpaksa harus berbaur dengan para remaja ini dengan pakaian preman dipimpin Kasat Sabhara AKP Herry Wanson Tulus Marganti Nababan.

Kabag Ops Polres Landak AKP Dwi Raharjo mengatakan, sebanyak 11 orang remaja kini telah diamankan di Mapolsek Ngabang, serta mengamankan sarung yang telah dimodifikasi dengan batu hingga pisau.

Sebelumnya, pihak kepolisian menerima pengaduan dari masyarakat.

"Bahwa setiap pagi banyak anak-anak muda yang kebut-kebutan dengan sepeda motor dan perang sarung,” kata AKP Dwi Raharjo.

Satlantas Polres Landak Laksanakan Satgas Preemtif Pada Pelajar di SMA Maniamas

Ia mengatakan, pihaknya mengamankan sejumlah sarung yang sudah dimodifikasi.

Di ujung sarung telah disiapkan sebuah batu, bahkan pihaknya juga menemukan pisau.

Kenakalan remaja ini, menurutnya harus segera diantisipasi agar tidak timbul permasalahan baru.

Dalam operasi tersebut, Sat Sabhara ikut berbaur dengan para remaja dengan pakaian preman untuk penangkapan.

"Kalau tidak remaja ini akan kabur begitu saja. Karena kenakalan remaja ini sudah cukup meresahkan masyarakat,” tegas Kabag Ops.

Kapolres Landak Salurkan Bantuan Untuk Rumah Ibadah

Menurut AKP Dwi, para remaja tersebut tergabung dalam grupnya masing-masing untuk melakukan aksi tawuran tersebut.

Hal ini menurutnya juga akan diantisipasi melalui patroli. Pihaknya juga akan melakukan pembinaan.

“Anak-anak yang diamankan akan kita lakukan pembinaan. Kemudian akan kita serahkan kembali ke orang tua. Dengan pernyataan apabila mengulangi kembali ya pasti risikonya akan ditanggung masing-masing,” terangnya.

Ia juga mengimbau kepada orang tua untuk mengawasi anak-anak yang akan pergi dari rumah. kemudian untuk diantisipasi agar tidak ikut dalam kelompok tawuran tersebut.

“Saya rasa orang tua lebih sayang kepada anak-anaknya dari pada kami kepolisian,” tutup Dwi.

(*)

Dapatkan Informasi Terkini dari Tribun Pontianak via SW disini

Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini disini

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved