MATERI Soal PKN Kelas 7 Semester 2 Lengkap Kunci Jawaban Kurikulum Merdeka

Sehingga bisa dijadikan referensi serta pelajaran untuk mendapatkan pengetahuan Bab IV Kebinekaan Indonesia.

Penulis: Madrosid | Editor: Madrosid
Kolase Tribunpontianak.co.id / sid / google
Soal materi pkn kelas 7 SMP Semester 2 Kurikulum Merdeka tentang Kebhinekaan lengkap dengan kunci jawaban. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Soal PPKN Kelas 7 SMP Kurikulum Merdeka pada Bab IV Kebinekaan Indoensia.

Pembelajaran melalui soal latihan ini akan memberikan gambaran dan referensi terbaik.

Untuk meningkatkan pemahaman serta menambah wawasan dalam menghadapi berbagai soal.

Utamanya dalam ulangan atau ujian sekolah semester 2 mendatang.

Setiap soal sudah dilengkapi dengan jawabannya.

Sehingga bisa dijadikan referensi serta pelajaran untuk mendapatkan pengetahuan Bab IV Kebinekaan Indonesia.

Baca juga: MATERI Soal PJOK Kelas 12 Ujian Sekolah USBN Tahun 2024 Kurikulum Merdeka Lengkap Kunci Jawaban

Soal PPKN Kelas 7 Kurikulum Merdeka

1. Selama ini ada anggapan bahwa laki-laki selalu lebih kuat dibanding perempuan. Karena itu dalam memilih pimpinan seperti ketua kelas, ketua kelompok, kepala desa, hingga kepala daerah dan kepala negara sering mementingkan yang laki-laki, walaupun ada perempuan yang baik untuk menjadi pemimpin.

Ada yang menggunakan ayat agama yang menyebutkan ‘laki-laki itu pemimpin perempuan’ sebagai alasan, walaupun ada ayat yang juga sangat jelas bahwa ‘yang paling mulia di sisi Tuhan adalah yang bertakwa’ baik perempuan atau laki-laki.

Bagaimana pandangan kalian tentang itu? Lalu bagaimana caranya meningkatkan kesadaran gender?

Jawaban : 

Sebagai sebuah kecerdasan buatan, saya tidak memiliki pandangan pribadi, tetapi saya dapat menyampaikan pandangan yang umum diterima terkait anggapan bahwa laki-laki selalu lebih kuat dibanding perempuan dan peran gender dalam kepemimpinan.

Pandangan tentang Anggapan Kekuatan Gender: Anggapan bahwa laki-laki secara inheren lebih kuat daripada perempuan adalah stereotip gender yang tidak dapat diukur secara objektif. Kekuatan seseorang tidak dapat ditentukan semata-mata berdasarkan jenis kelamin.

Kekuatan dapat muncul dalam berbagai bentuk, termasuk kecerdasan, kepemimpinan, kebijaksanaan, empati, dan banyak lagi. Adalah tidak adil dan tidak akurat jika keputusan pemimpin ditentukan hanya berdasarkan jenis kelamin.

Pentingnya Kesetaraan Gender dalam Pemimpinan: Kesetaraan gender adalah nilai penting dalam masyarakat yang demokratis dan inklusif.

Memilih pemimpin berdasarkan kemampuan, pengalaman, dan visi mereka, bukan jenis kelamin, adalah langkah menuju kesetaraan gender dan kemajuan sosial. Perempuan memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin yang efektif dan berkualitas, dan mereka harus diberi kesempatan yang sama untuk mencapainya.

Interpretasi Agama terkait Pemimpin: Interpretasi agama seringkali mencerminkan norma-norma sosial dan budaya yang telah berkembang seiring waktu. Penting untuk mengenali bahwa berbagai agama memiliki banyak interpretasi yang berbeda dan tidak selalu membatasi peran pemimpin hanya pada satu jenis kelamin. Kedamaian, keadilan, dan persamaan adalah nilai-nilai universal dalam agama yang harus ditekankan.

Meningkatkan Kesadaran Gender: Untuk meningkatkan kesadaran gender, langkah-langkah berikut dapat diambil:

a. Pendidikan: Mengintegrasikan pendidikan tentang kesetaraan gender dalam kurikulum sekolah dan universitas untuk menghilangkan stereotip dan mempromosikan kesadaran tentang kesetaraan.

b. Pelatihan dan Kampanye: Melakukan pelatihan dan kampanye untuk mengajarkan pentingnya kesetaraan gender dan dampak positifnya bagi masyarakat.

c. Peran Model: Menghadirkan peran model yang sukses dari berbagai latar belakang gender untuk mempengaruhi generasi muda dan memberikan inspirasi.

d. Kesetaraan dalam Pekerjaan: Mendorong kesetaraan gender di tempat kerja dengan menyediakan kesempatan yang setara dan upah yang adil untuk semua karyawan.

e. Partisipasi Politik: Mendorong partisipasi aktif perempuan dalam politik dan memberikan dukungan untuk perempuan yang mencalonkan diri sebagai pemimpin.

f. Melawan Diskriminasi: Menerapkan undang-undang dan kebijakan yang melindungi hak-hak perempuan dan melawan diskriminasi gender.

g. Penghapusan Stereotip Gender: Meningkatkan kesadaran akan stereotip gender yang merugikan dan menggantinya dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang keanekaragaman individu.

Kesadaran gender adalah langkah pertama dalam menciptakan masyarakat yang inklusif dan adil bagi semua orang, tidak peduli jenis kelamin mereka. Semua individu harus diakui dan dihargai atas kemampuan dan kualitas mereka, bukan hanya karena jenis kelamin mereka.

2. Ada orang-orang di beberapa daerah yang mengajak warga setempat untuk menolak pendatang, seolah-olah Tuhan menciptakan bumi ini hanya mereka sendiri.

Padahal banyak warga pendatang telah berjasa untuk ikut memajukan daerah tersebut baik secara sosial seperti di bidang pendidikan dan kesehatan, serta pembangunan dan ekonomi.

Bagaimana menyadarkan masyarakat bahwa beragamnya warga termasuk para pendatang akan membuat daerah tersebut maju, sedangkan menolak keragaman penduduk akan membuat suatu daerah akan terus terbelakang?

Jawaban : 

Menyadarkan masyarakat tentang pentingnya menerima beragamnya warga termasuk para pendatang dan bagaimana keragaman tersebut dapat membantu kemajuan daerah dapat dilakukan melalui pendekatan komunikasi dan edukasi yang efektif. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencapai tujuan tersebut:

1. Pendidikan dan Kampanye: Sosialisasikan informasi yang jelas dan faktual tentang manfaat keragaman penduduk bagi kemajuan daerah.

Gunakan berbagai media komunikasi seperti papan iklan, selebaran, media sosial, dan ceramah untuk menyampaikan pesan ini kepada masyarakat.

Dalam kampanye ini, ceritakan kisah sukses para pendatang yang berkontribusi secara positif dalam memajukan daerah tersebut.

2. Peran Tokoh Masyarakat dan Pemimpin: Melibatkan tokoh masyarakat dan pemimpin daerah dalam mendukung pesan tentang keragaman penduduk dapat membantu mendapatkan dukungan yang lebih luas dari masyarakat.

Tokoh-tokoh ini memiliki pengaruh dan kepercayaan masyarakat sehingga pesan mereka dapat lebih efektif.

3. Pelibatan Masyarakat: Libatkan masyarakat secara aktif dalam program dan kegiatan yang melibatkan beragam warga, termasuk para pendatang.

Contohnya, organisasikan acara budaya, pertemuan diskusi, dan kegiatan sosial yang melibatkan semua elemen masyarakat.

Dengan cara ini, masyarakat dapat berinteraksi secara langsung dengan para pendatang dan menyadari manfaat positif dari keragaman tersebut.

4. Pendidikan Nilai Toleransi dan Menghargai Perbedaan: Implementasikan pendidikan nilai-nilai toleransi, menghargai perbedaan, dan saling menghormati dalam kurikulum pendidikan formal maupun informal.

Ini dapat membantu menciptakan lingkungan yang inklusif dan saling mendukung.

5. Showcase Prestasi dan Kolaborasi: Tunjukkan contoh prestasi yang telah dicapai melalui kolaborasi antara warga setempat dan pendatang.

Publikasikan cerita tentang kesuksesan proyek bersama yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, baik lokal maupun pendatang, sehingga dapat menjadi contoh inspiratif bagi orang lain.

6. Diskusi Terbuka dan Dialog: Selenggarakan forum diskusi terbuka tentang keragaman penduduk dan dampaknya bagi kemajuan daerah.

Dalam forum ini, berikan kesempatan bagi berbagai pihak untuk menyampaikan pandangan mereka dan mencari solusi bersama atas permasalahan yang ada.

7. Melawan Stereotip dan Prejudice: Sosialisasikan pentingnya melawan stereotip dan prasangka negatif terhadap orang-orang dari latar belakang budaya yang berbeda. Berikan pemahaman bahwa masing-masing individu harus dinilai berdasarkan karakter dan kontribusinya, bukan karena asal usulnya.

8. Kemitraan dan Kolaborasi: Bekerjasama dengan berbagai lembaga dan organisasi yang peduli dengan isu keragaman dan integrasi sosial, baik pemerintah, LSM, atau lembaga swasta.

Dengan kemitraan yang solid, upaya menyadarkan masyarakat tentang pentingnya keragaman penduduk dapat dilakukan dengan lebih efektif dan luas.

Selain langkah-langkah tersebut, perlu diingat bahwa proses mengubah pola pikir dan sikap masyarakat membutuhkan waktu dan kesabaran.

Penting untuk terus memperkuat pesan positif tentang keragaman penduduk dan menghadapi tantangan-tantangan yang mungkin muncul dalam perjalanan.

Dengan menggabungkan upaya dari berbagai pihak dan melibatkan masyarakat secara luas, peluang untuk menyadarkan masyarakat akan semakin meningkat, dan suatu daerah dapat mengalami kemajuan yang berkelanjutan berkat keragaman penduduknya.

3. Setiap umat beragama harus sangat yakin dengan ajaran agamanya masing-masing. Namun setiap pemeluk suatu agama juga harus menghormati pemeluk agama lain karena agama juga mengajarkan bahwa ‘bagiku agamaku, dan bagimu agamamu’.

Bagaimana kalian menjalankan dua prinsip itu?

Jawaban : 

Dua prinsip yang disebutkan dalam pertanyaan adalah:

1. Setiap umat beragama harus sangat yakin dengan ajaran agamanya masing-masing.

2. Setiap pemeluk suatu agama juga harus menghormati pemeluk agama lain karena agama juga mengajarkan bahwa ‘bagiku agamaku, dan bagimu agamamu’.

Prinsip pertama menunjukkan pentingnya keyakinan dan kesetiaan terhadap ajaran agama yang diyakini oleh individu.

Keyakinan adalah hal yang mendasari kepercayaan, moral, dan pandangan hidup seseorang. Ini adalah hak asasi setiap individu untuk memiliki keyakinan agama dan berlatih sesuai dengan keyakinan mereka selama tidak melanggar hak-hak dan kebebasan orang lain.

Prinsip kedua menekankan pentingnya menghormati dan menghargai keberagaman agama di dalam masyarakat. Ini berarti menciptakan lingkungan sosial yang saling menghormati, toleran, dan menerima perbedaan keyakinan. Meskipun orang memiliki keyakinan agama yang berbeda, mereka harus saling menghormati hak setiap individu untuk mempraktikkan agamanya sendiri dan tidak memaksakan pandangan atau keyakinan mereka kepada orang lain.

Bagaimana prinsip-prinsip ini dijalankan tergantung pada tindakan individu dan komunitas. Beberapa cara untuk mengamalkannya adalah:

1. Mempelajari dan memahami ajaran agama sendiri secara mendalam untuk memperkuat keyakinan pribadi.

2. Mempelajari ajaran agama lain untuk memahami dan menghargai perbedaan.

3. Membangun dialog interagama untuk meningkatkan pemahaman antar kelompok agama.

4. Mendorong dialog yang terbuka dan menghargai perbedaan, tanpa menyebarkan kebencian atau prasangka terhadap agama lain.

5. Berpartisipasi dalam kegiatan antaragama untuk mempromosikan kerjasama dan perdamaian antar umat beragama.

Ingatlah bahwa prinsip-prinsip ini bukanlah pandangan eksklusif dari satu agama tertentu. Mereka mencerminkan nilai-nilai universal tentang toleransi, saling menghormati, dan kerjasama antarindividu dan komunitas, terlepas dari latar belakang agama mereka.

Dengan menjalankan prinsip-prinsip ini, masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang harmonis dan inklusif bagi semua orang.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved