Kunci Jawaban

RANGKUMAN Materi IPS Kelas 10 SMA Kurikulum Merdeka, Bab 2 Sosiologi: Individu dan Masyarakat

Inilah rangkuman materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kurikulum Merdeka untuk  Kelas 10 SMA sederajat Bab 2 Sosiologi: Individu dan Masyarakat

Penulis: Dhita Mutiasari | Editor: Dhita Mutiasari
Buku Kurikulum Merdeka
RANGKUMAN Materi IPS Kelas 10 SMA Kurikulum Merdeka, Bab 2 Sosiologi: Individu dan Masyarakat. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Inilah rangkuman materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kurikulum Merdeka untuk  Kelas 10 SMA / SMK/ MA sederajat Bab 2 Sosiologi: Individu dan Masyarakat.

Pada artikel ini terdapat link download materi IPS Kurikulum Merdeka untuk  Kelas 10 SMA / SMK/ MA semester 1 hingga 2.

Simak pembahasan IPS materi Bab 2 Sosiologi: Individu dan Masyarakat Kelas 10 SMA / SMK/ MA Semester Genap di antaranya:

Materi IPS Kelas 10 SMA Kurikulum Merdeka, Bab 3 Ilmu Ekonomi: Manusia dan Upaya Pemenuhan Kebutuhan

A. Pengantar Sosiologi: Kelahiran dan Kajian Sosiologi

Sosiologi dikenal sebagai ilmu yang mempelajari tentang berbagai fenomena berupa masalah sosial dan masyarakat lahir dari kegelisahan para sosiolog yang melihat hal-hal di atas bukan sebagai fenomena biasa.

Masyarakat menjadi salah satu obyek kajian sosiologi, menurut Soekanto (2009: 13), hal ini dikarenakan di dalam masyarakat terdiri dari beberapa segi yaitu, segi ekonomi, segi politik, segi antropologi dan segi sejarah.

Menurut Auguste Comte, istilah sosiologi berasal dari gabungan bahasa Romawi (socious) berarti kawan dan bahasa Yunani (logos) berarti bicara. Berdasarkan dua kata tersebut, sosiologi dapat diartikan “berbicara mengenai masyarakat”.

Sebagai ilmu yang berusaha menjelaskan berbagai fenomena sosial, sosiologi memiliki beberapa sifat yaitu:

Empiris. Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang menghasilkan teori dan temuan melalui penelitian ilmiah baik dengan pengamatan, wawancara, dan analisa secara ilmiah atas fakta-fakta sosial, bukan berdasarkan asumsi ataupun dugaan. Hasil penelitian sosiologi berdasarkan data.

Teoritis. Sosiologi berusaha menyusun temuan dan kesimpulan, menjelaskan tentang hubungan sebab-akibat, korelasi antar berbagai variabel atau faktor melalui penelitian ilmiah.

Kumulatif. Teori dalam sosiologi senantiasa berkembang dan dinamis sesuai dengan dinamika masyarakat. Bahkan teori yang sudah ada dikaji ulang untuk mengetahui apakah masih relevan.
Non Etis. Sosiologi bukan ilmu yang mempersoalkan tentang benar dan salah, atau baik dan buruk, tetapi berusaha menjelaskan dan mengungkapkan berbagai gejala ataupun masalah sosial.

Materi IPS Kelas 10 SMA Semester 2 Kurikulum Merdeka, Tema 4 Geografi: Manusia Ruang dan Lingkungan

Beberapa fokus kajian sosiologi dalam mempelajari berbagai fenomena sosial adalah sebagai berikut:

  • Interaksi sosial dan tindakan sosial
  • Sosialisasi
  • Kelompok sosial
  • Hubungan antarkelompok
  • Penduduk
  • Komformitas dan penyimpangan
  • Perilaku kolektif dan gerakan sosial
  • Perubahan sosial
  • Kajian perempuan dan gender
  • Norma dan lembaga sosial
  • Kebudayaan
  • Struktur sosial
  • Kesejahteraan dan kemiskinan

B. Sosiologi Sebagai Ilmu yang Berparadigma Ganda

Berdasarkan pemikiran Ritzer, bahwa sosiologi sebagai ilmu pengetahuan memiliki dan menggunakan berbagai paradigma (kerangka atau cara berpikir) yang melahirkan banyak perspektif dan teori untuk menganalisis berbagai kajian sosiologi dalam rangka membantu memahami kehidupan sosial.

Selanjutnya, Ritzer (1975) membagi tiga paradigma utama yang berasal dari berbagai gagasan para sosiolog, filsuf dan ilmuwan sosial sebagai berikut:

1. Paradigma Fakta Sosial

Menurut paradigma ini, fokus kajian sosiologi adalah fakta sosial, baik dalam bentuk bendawi (ragawi, material) maupun tidak berbenda (non-material) seperti ide ataupun gagasan. Berdasarkan paradigma ini norma, aturan, pemerintahan, peran sosial, status sosial, kelas sosial merupakan fakta sosial.

2. Paradigma Definisi sosial

Penekanan utama dari paradigma definisi sosial adalah individu sebagai subjek dan memahami dari sudut pandang subjek. Bagi penganut paradigma definisi sosial, subjek masih punya kesempatan untuk berkreasi dan otonom. Individu tidak dipandang sebagai subjek yang selalu dikontrol sepenuhnya oleh norma dan aturan sosial. Hal inilah yang membedakan dengan paradigma fakta sosial yang selalu menekankan norma dan aturan sosial yang dianggap mampu menguasai individu ketika hidup bermasyarakat.

3. Paradigma Perilaku sosial

Paradigma perilaku sosial menekankan kajiannya pada proses individu dalam melakukan hubungan sosial di lingkungannya. Terdapat dua teori yang berpengaruh pada paradigma ini yaitu teori perilaku sosiologi dan teori exchange (pertukaran).

C. Penelitian Sosial

Penelitian sosial yang dilakukan para sosiolog bertujuan mengumpulkan data dan menemukan fakta baru untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Penelitian menurut KBBI adalah 1). pemeriksaan yang teliti; penyelidikan; 2 kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum;~ dasar penelitian dengan tujuan mengembangkan teori-teori ilmiah atau prinsip-prinsip dasar suatu disiplin yang lebih baik daripada hanya memecahkan persoalan praktis;

1. Metode Penelitian

Pendekatan dan cara untuk melakukan penelitian sosial secara umum terbagi menjadi tiga metode yaitu penelitian kuantitatif, kualitatif dan campuran dari kedua metode kuantitatif dan kualitatif (mixed methods).

a. Metode Penelitian Kuantitatif

John W. Creswell dalam bukunya yang berjudul Desain Riset: Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran (2017:4-5), menjelaskan bahwa penelitian metode kuantitatif adalah metode penelitian yang menguji teori tertentu dan mencari data penelitian dengan cara meneliti hubungan antarvariabel.

Langkah-Langkah Penelitian Kuantitatif

  • Menentukan topik riset
  • Mencari informasi dari berbagai sumber
  • Membuat rumusan masalah
  • Menentukan metode penelitian
  • Melakukan survei
  • Mengolah data dan analisis data penelitian
  • Membuat laporan penelitian

b. Metode Penelitian Kualitatif

Metode penelitian kualitatif mengutamakan kualitas data. Bentuk data dari metode kualitatif adalah pernyataan, pendapat, serta gambaran (deskripsi) dari subyek penelitian. Teknik pengumpulan data pada metode kualitatif diperoleh melalui pengamatan (observasi) dan wawancara dengan subyek penelitian.

Langkah-Langkah Penelitian Kualitatif

  • Menentukan minat riset
  • Membaca dari berbagai sumber dan hasil penelitian sebelumnya
  • Membuat rumusan masalah
  • Menentukan metode penelitian
  • Melakukan pengamatan (observasi) proses belajar dan melakukan wawancara dengan subyek penelitian.
  • Mengolah data dan analisis data.
  • Menyusun laporan penelitian.
  • Menuliskan kesimpulan dan rekomendasi.

c. Metode Penelitian Campuran

Metode penelitian campuran (mixed methods) adalah campuran antara metode kuantitatif dan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data dari metode campuran adalah dengan penelitian survei, melakukan pengamatan (observasi), dan wawancara. Analisis data dari metode ini juga menggabungkan kedua metode penelitian tersebut.

2. Sumber penelitian

Sumber penelitian adalah rujukan yang berupa data dan informasi yang terdiri atas data primer dan data sekunder. Adapun data primer adalah informasi yang didapat dari hasil wawancara, pengamatan, dan survei yang diperoleh secara langsung dari subyek penelitian. Sedangkan data sekunder, biasanya disebut sebagai data pendukung yang diperoleh dari berbagai sumber, misalnya data statistik, informasi, atau data dari penelitian sebelumnya, dokumen, foto, video, laporan, dan bentuk-bentuknlainnya.

3. Etika Penelitian

Etika penelitian meliputi: integritas bahwa penelitian yang kalian lakukan bukan hasil plagiasi (menjiplak) karya orang lain serta mencantumkan berbagai sumber informasi baik dari buku, internet, jurnal, laporan penelitian sebelumnya, dan lain-lain.

D. Tindakan Sosial, Interaksi Sosial dan Identitas

Tindakan sosial adalah tindakan yang mengandung makna ketika individu berhubungan dengan individu lain di mana hasil tindakan tersebut memengaruhi perilaku orang lain.

Max Weber membedakan empat tipe tindakan sosial yang dibedakan berdasarkan konteks motif para pelakunya:

  • Tindakan Rasionalitas Instrumental
  • Tindakan Rasional Nilai
  • Tindakan Afektif
  • Tindakan Tradisional

1. Interaksi Sosial

Tindakan sosial bersifat timbal balik tadi memuat adanya: pertama, kontak sosial dan; kedua, komunikasi. Kontak sosial merupakan syarat awal bagi terjadinya interaksi sosial. Berasal dari bahasa Latin cum yang bermakna “bersama-sama” dan tango yang berarti “menyentuh”, secara harfiah kontak dimengerti sebagai menyentuh bersama-sama (Soekanto & Sulistyowati, 2017: 58)

2. Identitas Sosial


Dalam KBBI, kata identitas mengandung pengertian “ciri-ciri, keadaan khusus seseorang, atau jati diri.” Sedangkan Kamus Merriam-Webster menawarkan penjelasan lebih jauh tentang definisi identitas, yaitu sebagai kesamaan ciri-ciri antar beberapa manusia serta ciri-ciri yang membedakan manusia yang satu dengan yang lain. Ringkasnya, identitas merupakan ciri-ciri yang melekat dan tertanamndalam diri setiap manusia.

E. Lembaga Sosial

Berikut definisi dari lembaga sosial yang dijelaskan oleh para sosiolog yang dirangkum oleh Soekanto (2009):

  • Horton dan Hunt menjelaskan, lembaga sosial adalah sistem norma untuk mencapai tujuan atau kegiatan yang menurut masyarakat penting.
  • Robert Mac Iver dan C.H. Page menyatakan lembaga sosial adalah prosedur atau tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antarmanusia yang tergabung dalam suatu kelompok masyarakat.
  • Koentjaraningrat menjelaskan bahwa pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitasaktivitas untuk memenuhi kebutuhan yang kompleks dalam kehidupan masyarakat.

1. Proses Lembaga Sosial: dari Norma menjadi Lembaga Sosial

Berdasarkan tingkatan dan daya ikatnya, secara sosiologis terdapat empat norma yaitu

  • Cara (usage)
  • Kebiasaan (folkways)
  • Tata kelakuan (mores)
  • Adat istiadat (custom)

2. Jenis dan Fungsi Lembaga Sosial

Berbagai jenis dari lembaga sosial yang terdapat dalam kehidupan bermasyarakat yaitu lembaga keluarga, lembaga agama, lembaga politik, lembaga Pendidikan dan lembaga ekonomi.

3. Tertib Sosial dan Penyimpangan Sosial

Tertib sosial dapat dipahami sebagai penyesuaian diri individu, masyarakat dengan cara mentaati aturan dan norma. Tertib sosial terjadi karena individu mengubah perilaku mereka agar sesuai dengan aturan dan norma.

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved