MATERI Buku Bahasa Indonesia Kelas 12 Semester 2 Kurikulum Merdeka Bab 4 Opini Perundungan

Mulai dari Bab 4 Menyampaikan Opini tentang Perundungan, Bab 5 Mengungkapkan Kekaguman Dalam Narasi Kearifan Lokal dan Bab 6 Menulis Praktik Baik dan

Editor: Madrosid
Kolase Tribunpontianak.co.id / sid / google
Materi pembelajaran buku Bahasa Indonesia Kelas 12 terbaru semester 2 kurikulum merdeka. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Berikut materi pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas 12 Semester 2 Kurikulum Merdeka pada Bab 4.

Materi pada Bahasa Indonesia Kelas 12 Semester 2 Kurikulum Merdeka ini terdiri dari 3 Bab.

Mulai dari Bab 4 Menyampaikan Opini tentang Perundungan, Bab 5 Mengungkapkan Kekaguman Dalam Narasi Kearifan Lokal dan Bab 6 Menulis Praktik Baik dan Cerita Tentang Lingkungan.

Kali ini materi pembahasan pada Bab 4 Menyampaikan Opini Tentang Perundungan.

Pastikan untuk mendapatkan pengalaman serta latihan dengan memperbanyak membaca materi berulang kali.

Jika masih ada yang belum dimengeri bisa tanyakan langsung kepada guru.

Baca juga: Materi Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP Kurikulum Merdeka, Bab 4 Aksi Nyata Para Pelindung Bumi

BAB 4 MENYAMPAIKAN OPINI TENTANG PERUNDUNGAN 109

A. Mengungkap Perwatakan Tokoh dalam Cerita 112

B. Menulis Tanggapan tentang Perundungan Secara Kreatif 121

C. Menyimpulkan Bacaan dengan Tampilan Grafis 132

D. Mengungkap Fakta, Fiksi, Opini, dan Asumsi di dalam Narasi 133

E. Mengenali Istilah dari Fenomena Sosial 138

F. Mahir Menggunakan Tanda Baca 140

G. Mendisikusikan Perundungan Secara Daring 142

H. Menjelaskan Kembali Instruksi dan Informasi Secara Akurat 144

I. Jurnal Membaca 146

J. Refleksi 148

BAB 4 MENYAMPAIKAN OPINI TENTANG PERUNDUNGAN

Pertanyaan Pemantik

1. Apakah kalian mengetahui tentang kampanye antikekerasan di sekolah?
2. Apa pendapat kalian tentang perilaku kekerasan di sekolah?
3. Bagaimana cara kalian menyampaikan pendapat atau opini tentang
sesuatu yang tidak kalian setujui?
4. Pernahkah kalian membaca sebuah cerita fiksi (cerpen atau novel) bertema kekerasan atau perundungan di sekolah?
5. Bagaimana cara kalian memahami perwatakan tokoh di dalam sebuah cerita fiksi?

Stop Perundungan

Pada Bab 4 ini kalian akan mempelajari perwatakan tokoh di dalam sebuah cerita dengan alur yang kompleks dan membedakan fakta, fiksi, opini, serta asumsi di dalam teks naratif. Kalian juga akan diminta membacakan teks
pidato terkait suatu topik tertentu. Selanjutnya, kalian akan mempelajari cara menuliskan teks narasi/deskripsi dan menuliskan tanggapan terhadap suatu hal. Kalian juga akan melakukan simulasi diskusi daring dengan
menggunakan aplikasi konferensi video serta menjelaskan kembali informasi yang kalian dengar melalui audio-video.

Mari menyampaikan opini tentang fenomena sosial yang terjadi pada masyarakat melalui kegiatan membaca teks kreatif.

A. Mengungkap Perwatakan Tokoh dalam Cerita

Kegiatan 1

Cerita di dalam fiksi sering mengangkat fenomena sosial-budaya yang terjadi di masyarakat. Dyah Rinni, penulis novel berjudul Unfriend You: Masihkah Kau Temanku? mengangkat tema perundungan di sekolah.
Uniknya novel ini menampilkan tokoh utama yang menjadi pelaku perundungan sekaligus korban perundungan sebelumnya. Siapakah tokoh utama cerita ini?

Bacalah prolog novel Unfriend You untuk memahami sekilas tentang tokoh di dalam novel. Siapkan catatan kalian untuk mencatat perwatakan tokoh melalui jalan cerita. Di dalam novel ini terdapat kata-kata berupa umpatan sebagai contoh perundungan verbal (kata-kata).

PROLOG
Apakah ini neraka? Apakah lubang bumi yang paling dalam dan tidak ada jalan keluar?
Dalam remang cahaya, Katrissa menatap pintu bilik toilet, satu-satunya hal yang melindunginya dari bahaya yang mengancamnya saat ini. Pintu bergambar smiley tersenyum itu bergoncang hebat berkali-kali. Mereka masih
berteriak memanggil namanya berkali-kali, mengancamnya, memaksanya untuk segera keluar.

“Katrissa! Keluar lo kucing buduk! Lo kira lo bisa selamat sembunyi di situ!” Tanpa sadar Katrissa melangkah mundur, hanya untuk menyadari bahwa bilik itu terlalu sempit baginya untuk bergerak. Kakinya menghantam toilet yang sudah lama tidak terpakai sementara tangannya menyentuh ujung alat pel yang tergantung terbalik. Ia nyaris terjungkal saat salah satu kakinya menghantam ember yang diletakkan sembarangan di sana. Bau aroma tidak sedap, yang entah berasal dari mana, mulai menyentuh hidungnya. Pojok derita. Begitu anak-anak menamakannya. Tempat mereka yang tidak diinginkan. Tempat mereka yang terbuang. Dulu Katrissa selalu
meyakinkan dirinya bahwa hanya pecundang saja yang akan berakhir di tempat itu. Bukan dirinya. Ternyata ia salah besar.
Gedoran itu semakin menguat, terus menerus, membuat setiap detik hidupnya di bilik itu semakin menderita. Mengapa mereka tidak membiarkannya sendiri? Apakah penderitaannya selama ini tidak cukup?
Katrissa berusaha setegar mungkin. Tidak. Ia tidak boleh kalah. Tidak akan ia biarkan mereka tertawa penuh kemenangan. Tetapi semakin lama ia berada di sana, pertahanannya mulai runtuh. Pikirannya mulai dipenuhi oleh hal-hal buruk yang mungkin terjadi. Apa yang akan mereka lakukan padanya?
“Pergi kalian semua! Pergi!” jerit Katrissa tidak tahan lagi. “Lo pikir kami bakal ngebiarin lo di sini aja, Kat? Nggak, Kat! Nggak kali ini! Kali ini gue akan memastikan lo nyesel pernah hidup di dunia ini! Lo dengar
itu, kucing buduk!”

“Gue nggak bisa ngebukanya.” Terdengar suara lain. Terdengar panik.
“Ya cari alat buat buka, bego! Obeng atau sesuatu, gitu!”
Mereka akan memaksa menjebol pintu ini. Tanpa sadar Katrissa meremas ujung seragamnya.
Tuhan, ini tidak mungkin terjadi. Ia adalah Katrissa, sahabat Aura dan Milani, salah satu gadis paling populer di Eglantine High School. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Tuhan, tolong biarkan ia bangun dan menyadari ini
hanya mimpi buruk.
Pintu telah berhenti digedor, namun kekhawatiran Katrissa tidak berhenti ketika menyadari mereka melakukan sesuatu dengan engsel pintunya.
Tolong, bisik Katrissa dalam hati. Tuhan, bila Engkau benar-benar ada, tolonglah. Tolonglah hamba-Mu sekarang juga. Aku nggak tahu sampai kapan aku bisa tahan. Aku bakal mati. Bakal mati.
Dan gedoran pintu itu semakin lama semakin kuat. Hanya tinggal menunggu waktu saja sebelum akhirnya pintu itu jebol.

Ayo Berlatih

Berdasarkan kisah perundungan (bullying) yang dialami oleh Quaden
Bayles di dalam teks karangan khas di atas, jawablah pertanyaan
berikut ini.
Apa fakta yang disampaikan Yarakka Bayles tentang anaknya di dalam
unggahan video?
Jawaban: ….
Beberapa orang berasumsi melalui komentar atas unggahan video
Yarakka Bayles. Asumsi yang keliru itu dibantah oleh Yarakka Bayles.
Apakah asumsi itu?
Jawaban: ….
Yarakka Bayles memberikan pendapat/opininya tentang perundungan.
Apakah opini yang disampaikan Yarakka Bayles itu?
Jawaban: ….

Cek berita menarik lainnya melalui akses mudah di sini

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved