Melkianus Sambut Baik Adanya Budidaya Tanaman Nilam dan Pabrik Penyulingan Minyak Atsiri di Sintang

"Kami ingin agar hadirnya pabrik ini nantinya membawa dampak meningkatnya ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Sehingga ekonomi bergerak tidak hanya

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/AGUS PUJIANTO
Bupati Sintang, Jarot Winarno dan Wakil Bupati Sintang Melkianus melakukan peletakan batu pertama pembangunan pabrik penyulingan minyak atsiri milik PT. Rempah Bumi Borneo di Desa Sungai Ukoi Kecamatan Sungai Tebelian pada Jumat, 22 September 2023. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Wakil Bupati Sintang, Melkianus merasa senang dan menyambut baik peletakan batu pertama pembangunan pabrik penyulingan minyak atsiri di Desa Sungai Ukoi Kecamatan Sungai Tebelian yang dilakukan oleh PT Rempah Bumi Borneo. Dia berharap, investasi seperti ini memberikan dampak positif bagi masyarakat di Kabupaten Sintang.

“Pemkab Sintang sangat menghargai akan dibangunnya pabrik untuk menyuling minyak atsiri. Sintang terbuka dengan investasi seperti ini karena Kabupaten Sintang ini sudah mengusung Sintang yang lestari," ujar Melki, Jumat 22 September 2023.

Oleh sebab itu, Pemkab Sintang sangat adanya sentra pembibitan tanaman Nilam sekaligus pabrik penyulingan minyak atsiri sehingga kedepan memberikan dampak positif bagi masyarakat di Kabupaten Sintang.

PT Rempah Bumi Borneo Buat Sentra Pembibitan Tanaman Nilam dan Pabrik Penyulingan Minyak Atsiri

"Kami ingin agar hadirnya pabrik ini nantinya membawa dampak meningkatnya ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Sehingga ekonomi bergerak tidak hanya pada sektor perkebunan kelapa sawit saja, tetapi juga dengan menanam nilam," harap Melki.

Melki meminta pihak perusahaan memberikan pembinaan dan pendampingan kepada para petani mitra.

Supaya mereka berhasil dan perusahaan juga mendapatkan pasokan bahan baku minyak atsiri untuk diproduksi sehingga petani maju dan perusahaan juga berkembang

“Jangan sampai nanti, masyarakat yang sudah sukses menanam nilam ini, bingung mau dijual kemana. Jangan seperti budidaya serai wangi, sudah banyak ditanam di wilayah ketungau berhektar-hektar, setelah berhasil. Petaninya bingung mau dijual kemana. Pembeli tidak ada, akhirnya gagal," ungkap Melki. (*)

Ikuti Terus Berita Lainnya di Sini

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved