IPAS Kelas 5

JAWABAN IPAS Kelas 5 Soal Esensian Topik di Bab 1 Halaman 2 11 dan 19 Buku Kurikulum Merdeka

Setiap soal sudah memiliki kunci jawaban yang dapat dijadikan sebagai pembelajaran dan pembahasan....................

Penulis: Madrosid | Editor: Madrosid
Kolase Tribunpontianak.co.id / sid / kurikulum merdeka
Soal esensial pada pelajaran IPAS Kelas 5 pada soal esensiap topik a, b dan c 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Berikut ini soal esensial pada topik A, B dan C di  Bab 1 Melihat karena Cahaya, Mendengar karena Bunyi pada buku IPAS Kelas 5 Kurikulum Merdeka.

Setiap soal sudah memiliki kunci jawaban yang dapat dijadikan sebagai pembelajaran dan pembahasan.

Untuk itu, pastikan seluruh soal diikuti dengan seksama sebagai persiapan untuk mengahadapi ujian sekolah.

Ikuti seluruh materi pada buku paket sebelum untuk pembelajaran sebelum menjawab.

Kunci Jawaban hanya sebagai referensi atas jawaban yang sudah dilakukan sendiri.

Topik A: Cahaya dan Sifatnya Halaman 2

Pertanyaan Esensial

1. Bagaimana cahaya merambat?

2. Mengapa ada bayangan? Apa yang memengaruhi bentuk bayangan?

3. Mengapa kita bisa melihat bayangan kita di cermin?

4. Bagaimana pelangi terbentuk?

Baca juga: JAWABAN IPAS Kelas 4 Soal Uji Pemahaman Bab 4 Halaman 123 Buku Kurikulum Merdeka

Topik B: Melihat karena Cahaya halaman 11

Pertanyaan Esensial

1. Mengapa kita bisa melihat benda?

2. Bagaimana cara mata kita bekerja?

Topik C: Bunyi dan sifatnya halaman 19

Pertanyaan Esensial

1. Bagaimana bunyi merambat?

2. Mengapa ada bunyi keras dan pelan?

3. Apa yang memengaruhi tinggi dan rendahnya suatu bunyi?

4. Apa yang memengaruhi keras dan pelan suatu bunyi?

5. Apakah kita bisa meredam suara?

Baca juga: Soal IPAS Kelas 5 SD Kurikulum Merdeka, Kunci Jawaban Bab 4 Halaman 122 Pertanyaan Gempa Bumi

Kunci Jawaban

Topik A

1. Cahaya merambat dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Ini berarti cahaya terdiri dari osilasi medan listrik dan medan magnet yang saling tegak lurus dan merambat ke depan dalam bentuk gelombang.

Cahaya memiliki sifat-sifat seperti difraksi, pembiasan, dan pemantulan, yang memungkinkannya untuk merambat melalui berbagai medium, seperti udara, air, kaca, dan lainnya.

Kecepatan cahaya dalam medium tersebut juga dapat berubah tergantung pada indeks bias medium tersebut.

2. Bayangan terbentuk ketika cahaya terhalang oleh objek, sehingga cahaya tidak dapat mencapai daerah di belakang objek tersebut.

Bentuk bayangan dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk bentuk dan ukuran objek yang menciptakan bayangan, jarak antara objek dan permukaan di mana bayangan terbentuk, serta sumber cahaya yang menerangi objek tersebut.

Bayangan dapat berubah bentuk dan ukurannya tergantung pada posisi relatif antara objek, sumber cahaya, dan permukaan di mana bayangan terbentuk.

3. Kita dapat melihat bayangan kita di cermin karena cermin memantulkan cahaya. Ketika cahaya dari objek atau tubuh kita mengenai permukaan cermin, cahaya tersebut dipantulkan kembali ke mata kita.

Ini menciptakan gambar yang tampak seperti bayangan kita. Cermin memiliki permukaan yang sangat rata dan mengkilap, yang memungkinkan pantulan cahaya yang akurat dan jelas.

4. Pelangi terbentuk karena pembiasan dan dispersi cahaya oleh tetes-tetes air dalam udara ketika ada hujan atau awan yang mengandung tetes air.

Pelangi adalah fenomena optik yang terjadi ketika cahaya matahari memasuki tetes-tetes air dan dipantulkan kembali ke mata pengamat setelah mengalami pembiasan dan dispersi.

Cahaya putih matahari terdiri dari berbagai panjang gelombang atau warna, dan ketika cahaya ini melewati tetes-tetes air, cahaya tersebut dibiaskan dan terpisah menjadi spektrum warna yang berbeda. Hasilnya adalah pelangi dengan spektrum warna yang berurutan, dengan merah di luar dan ungu di dalamnya.

Topik B

1. Kita bisa melihat benda karena mata kita memiliki kemampuan untuk mendeteksi cahaya dan mentransmisikan informasi tentang cahaya tersebut ke otak.

Mata adalah organ penglihatan yang sangat kompleks yang terdiri dari berbagai komponen, termasuk kornea, lens, retina, dan saraf optik. Proses penglihatan dimulai ketika cahaya yang dipantulkan atau dipancarkan oleh benda-benda di sekitar kita masuk ke mata melalui kornea. Kemudian, lensa mata memfokuskan cahaya ini ke retina di dalam mata.

2. Cara mata kita bekerja adalah sebagai berikut:

Cahaya memasuki mata melalui kornea, lapisan tipis dan bening yang melindungi mata dan membantu dalam pemfokusan cahaya.
Lensa mata, yang terletak di belakang kornea, berfungsi untuk mengatur fokus cahaya.

Lensa ini berubah bentuk untuk mengubah fokus cahaya sehingga gambar objek yang kita lihat dapat difokuskan dengan jelas pada retina.

Retina adalah lapisan tipis jaringan di dalam mata yang berisi sel-sel cahaya khusus yang disebut fotoreseptor. Ada dua jenis fotoreseptor utama dalam retina: batang dan kerucut.

Batang bertanggung jawab untuk penglihatan dalam cahaya rendah, sementara kerucut penting untuk penglihatan warna dan detail.

Ketika cahaya mencapai fotoreseptor, mereka mengubah cahaya menjadi sinyal listrik. Sinyal ini kemudian diteruskan melalui serangkaian sel-sel saraf di retina dan akhirnya disalurkan melalui saraf optik.

Saraf optik adalah kumpulan serat saraf yang mengangkut sinyal penglihatan dari mata ke otak. Di dalam otak, sinyal ini diinterpretasikan dan digabungkan menjadi gambar yang kita lihat.

Otak juga berperan dalam memahami dan menginterpretasikan informasi visual, seperti bentuk, warna, gerakan, dan kedalaman.

Topik C

1. Bunyi merambat melalui perambatan gelombang suara. Ini berarti bahwa ketika objek bergetar, seperti bibir seseorang saat berbicara atau getaran suara yang dihasilkan oleh alat musik, mereka menciptakan perubahan tekanan di sekitarnya.

Perubahan tekanan ini merambat melalui medium, seperti udara, air, atau padatan, dalam bentuk gelombang longitudinal, yang berarti bahwa partikel-partikel dalam medium bergetar sejajar dengan arah perambatan bunyi.

2. Kekuatan atau intensitas bunyi mempengaruhi apakah kita menganggapnya keras atau pelan. Intensitas bunyi diukur dalam desibel (dB).

Bunyi dengan intensitas yang lebih tinggi akan terdengar lebih keras daripada yang memiliki intensitas yang lebih rendah.

Intensitas bunyi bergantung pada jumlah energi yang dibawa oleh gelombang suara dan luas area di mana energi tersebut tersebar. Sebagai contoh, suara ledakan bom akan terdengar jauh lebih keras daripada bisikan karena memiliki intensitas yang jauh lebih tinggi.

3. Tinggi dan rendahnya suatu bunyi ditentukan oleh frekuensinya. Frekuensi adalah jumlah getaran per detik dan diukur dalam hertz (Hz).

Bunyi dengan frekuensi yang lebih tinggi akan terdengar lebih tinggi atau "tinggi," sementara bunyi dengan frekuensi yang lebih rendah akan terdengar lebih rendah atau "rendah." Misalnya, suara nada tinggi pada piano memiliki frekuensi yang lebih tinggi daripada suara nada rendah.

4. Kekerasan atau kelembutan suatu bunyi juga terkait dengan amplitudo gelombang suara. Amplitudo adalah ukuran sejauh mana partikel-partikel dalam medium bergerak saat gelombang suara melewati mereka.

Bunyi dengan amplitudo yang besar akan terdengar lebih keras atau "keras," sementara bunyi dengan amplitudo yang kecil akan terdengar lebih pelan atau "lembut." Sebagai contoh, pukulan keras pada drum menghasilkan gelombang suara dengan amplitudo yang besar dan terdengar keras, sementara ketukan ringan pada drum menghasilkan gelombang suara dengan amplitudo yang kecil dan terdengar pelan.

5. Ya, kita bisa meredam suara dengan berbagai cara. Pengurangan intensitas bunyi disebut sebagai redaman bunyi. Beberapa metode meredam suara meliputi:

- Penggunaan bahan peredam suara seperti busa, kain berlapis, atau panel akustik untuk menyerap dan menghambat perambatan bunyi.

- Memasang jendela dan pintu yang kedap suara dengan penutup karet atau bahan peredam suara.

- Memasang peredam suara di dinding, langit-langit, atau lantai untuk mengurangi perambatan bunyi antar-ruangan.

- Penggunaan peredam suara pakaian atau sepatu untuk mengurangi suara langkah kaki atau gesekan bahan.

- Menggunakan headphone atau alat pendengaran yang mengisolasi telinga dari suara lingkungan.

Cek berita dan artikel lain seputar ujian sekolah kurikulum merdeka klik di sini

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved