Kasus HIV Wilayah Kapuas Hulu Tersebar di 12 Kecamatan, Dua Meninggal Dunia

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAPUAS HULU - Data dari Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kabupaten Kapuas Hulu, jumlah orang dengan HIV (ODHIV) yang terdiagnosa di Kapuas Hulu tahun 2023 mencapai 25 orang, dan 2 orang dinyatakan sudah meninggal dunia.

Dari data tersebut tersebar di 12 kecamatan yaitu, Kecamatan Bika, Boyan Tanjung, Bunut Hulu, Hulu Gurung, Kalis, Batang Lupar, Pengkadan, Puring Kencana, Putussibau Selatan, Putussibau Utara, Selimbau dan Silat Hilir.

Sedangkan kecamatan yang banyak terpapar HIV di tahun 2023 yaitu di Kecamatan Boyan Tanjung mencapai 5 orang, Putussibau Utara ada 4 orang, Batang Lupar 3 orang, Bika 2 orang, Kalis 2 orang, Putussibau Selatan 2 orang, Silat Hilir 2 orang, dan selanjutnya Bunut Hulu 1 orang, Hulu Gurung 1 orang, Pengkadan 1 orang, Puring Kencana 1 orang, dan Selimbau 1 orang.

Kabid Pencegahan dan Pengadilan Penyakit, Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Kabupaten Kapuas Hulu, Kastono menyampaikan bahwa, penanganan kasus HIV terserbut, dinas kesehatan sudah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi penyebaran HIV, dan memberikan penanganan kepada penderita.

"Kami melakukan pencegahan seperti kampanye edukasi tentang seks yang aman, penggunaan kondom, dan pentingnya pengujian HIV secara rutin. Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang risiko HIV dan cara mencegah penyebarannya," ujarnya kepada Tribun Pontianak, Kamis 7 September 2023.

• 8 Tahun Terakhir, Ada 70 Orang di Kapuas Hulu Positif HIV, Ini Penyebabnya

Kemudian melakukan tes dan konseling, dimana Dinas Kesehatan menyediakan fasilitas pengujian HIV di 23 Puskesmas dan 3 Rumah Sakit yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu dan konseling bagi masyarakat.

"Pengujian ini penting untuk mendeteksi infeksi sejak dini, sehingga langkah penanganan dapat segera diambil," ucapnya.

Terus jelas Kastono, akses pengobatan setiap individu yang terinfeksi HIV membutuhkan akses yang mudah terhadap pengobatan antiretroviral (ARV).

"Kami juga bekerja sama dengan lembaga medis untuk menyediakan ARV kepada semua penderita HIV yang membutuhkan," ujarnya.

Untuk saat ini pengambilan pengobatan sudah di bagi menjadi 7 titik, yaitu di RSUD Achmad Diponegoro, Puskesmas Putussibau Utara, Puskesmas Putussibau Selatan, Puskesmas Badau, Puskesmas Kalis, Puskesmas Jongkong, dan Puskesmas Semitau.

"Kami juga mendukung psikososial, jadi selain pengobatan fisik, penderita HIV juga membutuhkan dukungan psikososial untuk mengatasi stigma, dan dampak emosional yang mungkin timbul sehingga mengakibatkan ODHIV bisa Putus berobat," ucapnya.

Setelah itu Dinas Kesehatan bekerja sama dengan Lintas Sektor terkait serta Tokoh agama dan Masyarakat setempat, serta melakukan pantauan dan pengawasan terhadap penderita HIV dan AIDS secara rutin.

"Hal ini penting untuk memastikan bahwa pengobatan efektif dan tepat diberikan kepada mereka," ujarnya.

Terakhir pemeriksaan Viral Load, dimana salah satu langkah penting dalam penanganan HIV adalah pemeriksaan viral load. Ini adalah proses untuk mengukur jumlah virus HIV di dalam darah.

"Pemeriksaan ini membantu mengevaluasi efektivitas pengobatan dan mengontrol perkembangan virus. Dengan memantau viral load secara teratur, Dinas Kesehatan dapat menilai sejauh mana pengobatan berjalan dengan baik," ungkapnya. (*)

Ikuti Terus Berita Lainnya di Sini