Kratom Kini Jadi Polemik, Banyak yang Kecanduan di BNN Tapi Termasuk Mata Pencarian Warga Kalbar

Syarif Kamaruzzaman, mengungkapkan sejumlah langkah sedang dirancang serta dijajaki oleh Pemprov Kalbar terkait Kratom.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Sahirul Hakim
Daun Kratom atau Purik yang sudah menjadi mata pencaharian masyarakat Kapuas Hulu, Senin 27 Maret 2023. 

Di Kalimantan Barat, Sutarmidji mengungkapkan terdapat lebih dari 20 juta batang pohon Kratom.

Bila Kratom dimasukkan ke dalam obat-obatan terlarang, maka menurut Sutarmidji akan sangat berdampak bagi masyarakat Kalbar.

"Kratom ini pasar dunianya ada, Amerika beberapa negara bagian, Eropa juga ada. Kemudian kaitan dengan itu dari sisi ekonomi menghidupi lebih dari 300 ribu masyarakat Kalbar, sumber kehidupan mereka dari situ," ungkap Midji, belum lama ini.

Penyebab Harga Kratom Murah, Simak Penjelasan Kadisperindag Kalbar

Ia menilai dibanding melarang Kratom lebih baik membuat regulasi tentang tata kelola Kratom.

"Sekarang yang perlu kita fikirkan lebih dari 300 ribu masyarakat Kalbar ini, lebih bagus kita tata kelola. Tata kelola hanya untuk diekspor dijual di luar negeri, supaya mereka juga punya pasar yang baik berkelanjutan, tidak bisa dibiarkan antara dilarang atau tidak, mereka (petani) bisa dipermainkan, dibilang kualitas tidak bagus dan sebagainya," jelasnya.

Agar memiliki pasar yang baik dan berkelanjutan, Midji menyampaikan Pemerintah Provinsi akan menyiapkan laboratorium untuk memastikan kualitas Kratom. "Ini tidak bisa dibiarkan antara dilarang atau tidak, kalau misalnya ini boleh untuk tata kelola, maka Lab akan kita siapkan, agar kualitasnya bagus, bahkan ketika seorang senator amerika datang, mereka siap memfasilitasi itu," katanya.

Midji menjelaskan bahwa Kratom memiliki pasar resminya sendiri dan masih legal serta masih ada negara yang masih menerima Kratom.

"Kalau memang ini berbahaya, zat adiktifnya lebih tinggi, yang jadi pertanyaan saya kenapa ada negara yang bisa nerima, padahal Narkotika dalam bentuk apapun dilarang di berbagai negara, dan Kratom ini tidak, Kratom ini bahkan dijadikan media terapi yang mereka ketergantungan zat adiktif," terangnya.

Mengeluh Harga Murah

Daun Kratom di Putussibau yang sudah siap dipanen, Selasa 9 Agustus 2022.
Daun Kratom di Putussibau yang sudah siap dipanen, Selasa 9 Agustus 2022. (TRIBUNPONTIANAK/SAHIRUL HAKIM)

Sementara itu sejumlah petani mengeluhkan harga Kratom yang murah.

Padahal sejauh ini Kratom masih menjadi salah satu mata pencaharian masyarakat wilayah Kabupaten Kapuas Hulu, sehingga terus ada produktivitas atau olahan danau Kratom.

Namun harga beberapa bulan terakhir ini harga daun Kratom di Kapuas Hulu masih murah, baik mentahan maupun remahan. Mentahan sebelumnya harga mencapai Rp 5-6 ribu perkilogram, dan sekarang hanya Rp 3-4 ribu per kilogram.

Sedangkan daun Kratom yang sudah menjadi remahan awalnya harga mencapai Rp 20-23 ribu perkilogram, dan sekarang jauh murah hanya Rp 10-13 ribu perkilogram.

Seorang petani daun Kratom, Ujang Amad, menyatakan, saat harga masih mahal, lumayan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dalam rumah tangga, dan bisa membiayai anak-anak sekolah.

Petani Kratom lainnya, Udin juga menambahkan keberadaan Kratom memang mendongkrak perekonomian masyarakat. Hanya saja saat turun drastis, hal ini juga membuat pendapatan berkurang jauh.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved