Cegah Stunting, 6227 Siswi SMA di Kubu Raya serentak Minum Vitamin Tambah Darah
“Anemia berkaitan dengan berat badan lahir kurang dan stunting. Jadi untuk mengoreksinya yang paling tepat itu pada masa remaja,” jelasnya.
Penulis: Hadi Sudirmansyah | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBURAYA - Sebanyak 6227 siswi Sekolah Menengah Atas se Kubu Raya mengikuti gerakan minum tablet vitamin tambah darah serentak di 21 titik di Kubu Raya, pada Jumat 21 Juli 2023 pagi.
Gerakan minum vitamin tablet tambah darah yang di gelar oleh Pemerintah Kabupaten Kubu Raya tersebut diikuti 6.227 siswi dari 75 sekolah menengah atas di Kubu Raya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya Marijan mengatakan gerakan minum tablet tambah darah untuk siswi bertujuan mencegah anemia guna menuju zero (nihil) stunting dan kematian ibu, bayi, dan balita di Kubu Raya.
“Stunting juga berhubungan dengan anemia, di mana anemia dapat terjadi pada semua siklus kehidupan mulai dari remaja. Makanya program pemerintah itu memberikan tablet tambah darah pada remaja putri karena sebenarnya untuk memotong rantai anemia harus dimulai dari remaja putri,” kata Marijan usai menghadiri pembukaan kegiatan di Halaman Kantor Bupati Kubu Raya.
Kadis Kesehatan Marijan juha menerangkan jika remaja putri memiliki kadar hemoglobin yang baik, maka pada saat hamil di kemudian hari risiko anemianya kecil.
• Bupati Muda Doakan Anak-Anak Kubu Raya Jadi Generasi Mendunia yang Optimis
“Anemia berkaitan dengan berat badan lahir kurang dan stunting. Jadi untuk mengoreksinya yang paling tepat itu pada masa remaja,” jelasnya.
Maka ia menjelaskan gerakan minum tablet tambah darah akan dilakukan selama setahun. Di mana tablet tersebut akan dikonsumsi oleh siswi sebanyak sekali setiap pekan. Sehingga program minum tablet itu akan berlangsung selama 52 pekan atau setahun.
“Gerakan ini untuk mulai membiasakan para siswi meminum tablet ini selama setahun sebanyak 52 kali. Jadi seminggu satu tablet. Biar generasi remaja di Kubu Raya ini sehat, produktif, dan bahagia serta menanjak,” katanya.
Lebih jauh Marijan mengungkapkan prevalensi ibu hamil yang mengalami anemia cukup banyak. Prevalensi anemia yang terbesar, jelasnya, adalah pada ibu hamil yang berusia muda yakni 15–24 tahun.
“Salah satu penyebab terjadinya stunting adalah defisiensi zat besi. Zat besi ini merupakan salah satu elemen kunci dalam optimalisasi masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), termasuk untuk pencegahan stunting,” paparnya.
Sementara Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengatakan masa depan generasi muda hanya dapat dicapai dengan adanya kesehatan.
“Semua remaja punya impian dan cita-cita. Pertanyaanya, kalau tidak sehat apakah cita-cita tersebut bisa tercapai? Jadi berarti kita harus sehat. Kita harus menghindari anemia karena itu akan mengganggu kesehatan khususnya terkait proses reproduksi kelak,” tuturnya.
Bupati Muda mengingatkan para siswi untuk merencanakan kehidupannya dengan baik. Termasuk dalam urusan kesehatan, di mana tubuh harus cukup zat besi untuk menghindari anemia. Sebab kekurangan zat besi akan mengakibatkan sel darah merah tidak cukup untuk membuat metabolisme tubuh menjadi optimal.
“Jangan sampai masa depan kita direbut oleh sesuatu yang tidak kita siapkan. Kita juga harus punya rancangan ‘saya harus sehat dan dimulai dengan darah yang bisa berproduksi sehat’ agar tidak mengalami anemia yang menyebabkan banyak gangguan untuk diri kita,” pungkasnya. (*)
Ikuti Terus Berita Lainnya di Sini
Personel Polsek Air Besar dan Polsek Sebangki Gelar Patroli, Ajak Warga Jaga Kamtibmas |
![]() |
---|
Polwan Polres Kapuas Hulu Gelar Ziarah ke Taman Makam Pahlawan Peringati Hari Jadi ke-77 Polwan RI |
![]() |
---|
BPJS Ketenagakerjaan Singkawang Tindak Lanjuti Usulan OPD, Dorong Regulasi Perlindungan Pekerja |
![]() |
---|
Pendaftaranl TKA 2025 Dibuka, SMA Negeri 3 Pontianak Minta Sosialisasi Diperjelas |
![]() |
---|
Ini Penyebab Jaringan Listrik Gangguan di Putussibau |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.