Khazanah Islam

Apakah Sama Antara 1 Suro dan 1 Muharram 1445 Hijriah? Cek Penjelasan Singkat Berikut

1 Suro sendiri merupakan awal bulan dalam kalender Jawa yang pertama kali diterbitkan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo yang merupakan Raja Mataram.

Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ENDRO
Cek Apakah Ada perbedaan antara 1 Muharram 1445 Hijriah dengan momen 1 Suro dalam penanggalan Islam di masyarakat Jawa. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Pada tradisi Jawa, bulan Suro memiliki makna spiritual dan dianggap sebagai bulan yang penting.

Beberapa orang percaya bahwa bulan Suro memiliki energi atau kekuatan khusus, terutama pada tanggal Suro 1 atau 1 Suro.

Pada momen itu orang Jawa melakukan berbagai ritual atau kegiatan untuk menghormati leluhur mereka dan memohon berkah serta perlindungan.

1 Suro bertepatan dengan 1 Muharam Kalender Islam.

Berdasarkan keterangan yang dilansir oleh Kompas.com 1 Suro sendiri merupakan awal bulan dalam kalender Jawa yang pertama kali diterbitkan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo yang merupakan Raja Mataram Islam.

Kapan 1 Muharram 1445 H 2023 ? Terdapat 3 Jenis Puasa yang Dianjurkan dan Keutamaan Muharram

Sementara 1 Muharram merupakan awal penanggalan Islam dalam kalender Hijriyah yang dibuat pada masa khalifah Umar bin Khattab.

Seperti pada penanggalan lainnya, kalender Jawa memiliki dua belas bulan yang namanya berasal dari serapan bahasa Arab yang disesuaikan dengan lidah Jawa yaitu Sura, Sapar, Mulud, Bakdamulud, Jumadilawal, Jumadilakhir, Rejeb, Ruwah, Pasa, Sawal, Dulkangidah, dan Besar.

Lebih lanjut, tanggal 1 Suro berselisih sehari lebih lambat dengan jatuhnya 1 Muharram.

Hal ini karena 1 Suro biasanya diperingati ada malam setelah maghrib karena pergantian hari pada penanggalan Jawa dimulai saat matahari terbenam, bukan pada tengah malam.

Satu Suro (Muharram) menurut kalender Jawa dalam kalender Jawa yang didasarkan pada peredaran bulan merupakan tahun baru.

Tahun Baru Islam 1445 Hijriah Sebentar Lagi, Bacaan Niat Puasa Sunnah Muharram di Bulan Juli 2023

Malam satu Suro dimulai dari terbenam matahari pada hari terakhir bulan terakhir kalender Jawa (30 Besar) sampai terbitnya matahari pada hari pertama bulan pertama tahun berikutnya (1 Suro).

Bulan Suro (Muharram) adalah bulan yang mulia, terutama malam satu Suro. Mereka banyak menggunakan malam tersebut untuk tirakatan, mencari berkah dari Allah SWT.

Di Keraton Surakarta malam satu Suro ini diperingati dengan kirab pusaka mubeng beteng (perarakan mengelilingi benteng keraton).

Kirab pusaka Keraton Kasunanan Surakarta merupakan upacara ritual yang diselenggarakan setiap setahun sekali, yaitu pada malam tanggal 1 Sura (Muharram),

jika kita melihat pada seluruh daerah yang ada di Negara kita ini, banyak cara-cara/tradisi untuk menyambut tahun baru islam,

dapat disimpulkan bahwa tradisi tahun baru Islam di setiap tempat di dunia berbeda-beda dan di Indonesia pun tidak kalah unik serta menarik dalam menyambut tahun baru Hijriah. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved