Gegara Hendak Borong iPhone Perusahaan Ini Malah Rugi Miliaran Rupiah, Kok Bisa?

Perusahaan itu dilaporkan merugi hingga miliaran rupiah karena tertipu saat melakukan transaksi pembelian iPhone.

Apple
Peluncuran iPhone 14 series menjadi momen yang ditunggu bagi Apple User 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Ternyata penipuan pembelian barang juga terjadi pada sebuah perusahaan.

Sehingga penipuan tidak hanya dialami oleh konsumen perorangan, sebab perusahaan pun tak luput dari target penipuan.

Hal ini dialami sebuah perusahaan teknologi di China bernama Huamai Technology.

Perusahaan itu dilaporkan merugi hingga miliaran rupiah karena tertipu saat melakukan transaksi pembelian iPhone.

Sebenarnya, kejadian ini sudah terjadi cukup lama, yakni tahun 2017 lalu.

Fitur Always on Display Pada iPhone 14 Bikin Boros Baterai? Ini Hasil Uji Cobanya

Saat itu, Huamai Tech sedang bernegosiasi dengan Lin Yang, mantan wakil General Manager departemen Corporate Management dan Urusan Legal dari Xi'an Telecom Branch.

Negosiasi itu berkaitan dengan pembelian iPhone dalam jumlah besar.

Tidak disebutkan untuk apa iPhone tersebut, hanya disebutkan rincian model iPhone saja yang hendak dibelanjakan.

Menurut laporan, Huamei Tech seharusnya mendapatkan 1.000 unit iPhone 7S, 2.000 unit iPhone 7 Plus, dan 4.000 unit iPhone 8.

Total harga semua unit iPhone itu adalah 48 juta yuan kala itu, atau sekitar Rp 102 miliar apabila ditaksir dengan kurs rupiah saat berita ini ditulis (1 yuan = Rp 2.142).

Akan tetapi, sebagaimana dirangkum dari GizChina pada Kamis 27 April 2023.

Huamai Technology membayar lebih dari 70 juta yuan atau setara dengan Rp 150 miliar untuk membeli beberapa model iPhone dari produsen yang sudah ditunjuk.

Tidak disebutkan, mengapa akhirnya Huamei membayarkan harga lebih tinggi untuk semua unit iPhone tersebut.

Berdasarkan laporan dari outlet media asing di China, MyDrivers, Lin Yang menandatangani surat kontrak Perjanjian Tripartai.

(Tiga pihak dari kantor telekomunikasi, produsen smartphone, dan pembeli) dan Konfirmasi Tanda Terima dengan perusahaan Huamai.

Namun, di saat yang bersamaan, Lin Yang mencuri dan mengambil segel resmi dari Kantor Telekomunikasi Xi’an dan Kantor Tianyi cabang Shanghai.

Bos Apple Tidak Suka Jika Orang Berlama-lama Bermain iPhone, Alasannya Ini

Ia pun mengajukan kotak ponsel iPhone yang dibeli secara online sebagai ponsel asli dan mengirimkannya ke Huamai Technology dan Nanjing Huaxun.

Saat proses pengiriman barang, Lin Yang mengakalinya dengan meminta orang lain berpura-pura menjadi staf di Kantor Telekomunikasi Xi’an untuk melakukan penerimaan palsu.

Orang tersebut diminta memalsukan konfirmasi penerimaan. Pemalsuan dokumen dan konfirmasi penerimaan barang hanyalah cara Lin Yang menutupi praktik penipuannya.

Tujuannya agar pihak perusahaan tidak melihat adanya kejanggalan dari proses pembayaran hingga pengiriman barang.

Saat barang tersebut sampai dan diterima oleh Huamai Technology, pesanan iPhone yang seharusnya diterima berdasarkan surat kontrak pun tidak sesuai.

Sebab, kotak tersebut kosong, alias nihil. Barang yang dipesan tidak ada.

Modus penipuan tersebut pun membuat perusahaan harus memperbaiki lima laporan keuangan tahunannya dari periode 2017 hingga 2021.

Laporan perlu direvisi karena kontrak pembelian tersebut tidak terpenuhi dan tidak ada pemasukan yang bisa diinput ke dalam pembukuan.

Huamai Technology harus kembali menyusun pembukuan tahunannya dari beberapa waktu lalu dan melaporkan kondisi keuangan berdasarkan situasi dan keadaan yang ada.

Usut punya usut, Huamei Technology ternyata bukanlah satu-satunya korban. Ada perusahaan lain juga yang dilaporkan mengalami kejadian serupa. (*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved