Jangan Asal Download, Wapada Kemunculan Kembali ChatGPT Palsu di Play Store dan App Store

Karena sempat di toko aplikasi Apple App Store dan Google Play Store, beredar aplikasi palsu yang mengatasnamakan ChatGPT.

KOMPAS.com/Zulfikar Hardiansyah
Perbedaan ChatGPT Plus dan ChatGPT biasa 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - ChatGPT asli adalah chatbot berbasis kecerdasan buatan (AI) besutan OpenAI yang mampu menjawab berbagai pertanyaan dengan bahasa yang luwes, tidak seperti bot biasa.

Dimana jawabannya didasarkan pada data-data yang ada di internet. Nah, popularitas ini membuat nama "ChatGPT" disalahgunakan.

Karena sempat di toko aplikasi Apple App Store dan Google Play Store, beredar aplikasi palsu yang mengatasnamakan ChatGPT.

Karena palsu, alat ini dinilai mengancam keamanan pengguna. Chatbot ini tersedia secara gratis di toko aplikasi Google maupun Apple.

Pihak yang membuat ChatGPT tiruan ini membuat aplikasi palsu dengan menggunakan ikon dan nama yang persis seperti ChatGPT.

Waspada, Penipuan Meniru Suara Orang Terdekat Untuk Menelfon Meminta Sejumlah Uang

Salah satu aplikasi palsu ChatGPT yang teridentifikasi diberi nama "ChatGPT Chat GPT AI With GPT-3".

Aplikasi ini juga tersedia gratis di toko aplikasi dan sudah diunduh lebih dari 100.000 kali unduhan di Play Store.

Aplikasi palsu itu juga sempat menjadi salah satu aplikasi gratis paling populer kategori Produktivitas di App Store dan kini sudah hilang dari toko aplikasi.

Saat itu, ChatGPT Chat GPT AI With GPT-3 menempati peringkat kelima sebagai aplikasi yang paling populer di App Store.

Pada awalnya aplikasi ini tersedia secara gratis, tetapi kemudian menetapkan biaya langganan seharga 7,99 dollar AS (Rp 123.000) per minggu setelah gratis selama tiga hari.

Aplikasi palsu itu juga menetapkan biaya bulanan seharga 49,99 dollar AS (Rp 771.000) per bulan, lebih mahal dibanding akumulasi biaya mingguan selama empat pekan.

Ketika dijalankan, aplikasi ChatGPT palsu itu menampilkan antarmuka seperti ChatGPT asli.

Bisa Deteksi Gambar, Ini 5 Keunggulan Dari GPT4 Dibanding ChatGPT

Namun, tak seperti ChatGPT asli yang bisa menjawab dengan akurat, ChatGPT palsu malah memberikan jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan yang sudah diajukan.

Namun kini aplikasi palsu itu sudah dihapus dan tidak tersedia lagi di toko aplikasi Apple. Aplikasi tiruan ChatGPT juga tak tersedia di Play Store.

Karena fenomena itu, Departemen Pendidikan New Yok melarang penggunaan ChatGPT pada perangkat maupun jaringannya guna meminimalisasi dampak negatif bagi pembelajaran siswa, keamanan dan akurasi konten.

OpenAI sebagai perusahaan pengembang ChatGPT sedang menyiapkan aplikasi ChatGPT versi iOS. Saat ini aplikasi itu baru tersedia dalam versi.

Diramal bisa gantikan Google ChatGPT populer sejak akhir tahun lalu karena kemampuannya dalam menjawab berbagai pertanyaan dengan bahasa yang luwes.

Disebut luwes karena ChatGPT bisa memahami percakapan dan menjawab pertanyaan sesuai konteks, tanpa meninggalkan kesan kaku seperti robot pada umumnya.

Meski fungsinya mirip seperti Google Search, ChatGPT sebenarnya memiliki cara kerja yang berbeda.

Jika pengguna harus menelusuri hasil pencarian di laman Google tentang apa yang mereka cari.

Prancis Tegas Tolak ChatGPT Untuk Dunia Pendidikan, Beda Dengan Sikap Singapura

ChatGPT justru akan memberikan informasi yang dicari tersebut secara langsung dengan narasi atau bahasa yang cukup mudah dipahami pengguna.

Menariknya, ChatGPT tidak akan menampilkan iklan kepada para penggunanya, sedangkan Search biasanya dijejali beberapa iklan.

Kemampuan ChatGPT membuat Google khawatir akan kehadiran chatbot itu, karena bisa mengancam bisnis Google Search di masa depan.

Google sendiri tampaknya tidak tinggal diam. Akhir tahun lalu, CEO Google Sundar Pichai diketahui sudah mulai "bergerak" untuk mengantisipasi kehadiran ChatGPT.

Menurut laporan, Pichai mulai melakukan rotasi dan perombakan besar pada banyak tim di Google untuk menanggapi ancaman ChatGPT.

Hal ini diketahui dari sebuah memo internal Google yang didapat outlet media NYTimes. Tak dirinci secara jelas apa upaya yang dilakukan Pichai.

Namun tampaknya, Bos Google itu sudah memberikan berbagai "pekerjaan rumah" kepada tim Google demi mengantisipasi kehadiran ChatGPT dari OpenAI. (*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved