Apa itu Google Doodle,yang Menampilkan sosok Sapardi Djoko Damono di Perayaan Ulang Tahun ke-83
Ditampilkan di Google Doodle Pujangga legendaris ini memang sudah tak diragukan lagi karyannya.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Hari ini publik di ramaikan dengan pembahasan Sapardi Djoko Damono yang berulang tahun pada ke-43 tahun.
Namun ada yang berbeda kali ini, yaitu sosok Sapardi Djoko Damono juga ditampilkan di Google Doodle.
Google ikut mengapresiasi dan memberikan ucapkan kepada pujangga terkemuka Indonesia ini.
Ditampilkan di Google Doodle Pujangga legendaris ini memang sudah tak diragukan lagi karyannya.
Lantas apa itu Google Doodle kenapa bisa merayakan kelahiran dari tokoh-tokoh asal Indonesia? Berikut ulasannya.
• 5 Karya Populer Sapardi Djoko Damono, Diperingati Google Doodle Hari Ini
Google Doodle adalah halaman utama di Google jika kita ingin mengakses Google.
Ketika Anda membukan laman pencarian Google Search, terkadang akan muncul logo "Google" yang tampak berbeda dari biasanya.
Logo "Google" yang unik itu disebut Google Doodle.
Google Doodle merupakan logo Google yang berubah secara khusus untuk memeringati hari spesial, seperti perayaan kenegaraan, mengenang tokoh penting nasional dan dunia, event, pencapaian, peringatan sejarah, dan sebagainya
Karena bersifat khusus, Google Doodle hanya muncul sementara, biasanya satu hari saja.
Pengguna yang mengakses laman Google.com akan menemukan perubahan pada logo Google.
Khusus hari ini tampilan Google Doodle hari ini tentu jauh lebih istimewa bagi penggemar puisi Indonesia dengan hadirnya sosok Sapardi Djoko Damono.
Ia tampil dalam ilustrasi khusus yang dibuat Tim Google untuk merayakan hari yang seharusnya menjadi ulang tahunnya ke-83.
Google Doodle itu menampilkan animasi Sapardi Djoko Damono dengan penampilan khasnya yang berkacamata tebal dan topi pet
Ia memegang buku di tangan kanan serta payung di tangan kiri, yang meneduhinya dari rintik hujan.
Gambar ini agaknya terinspirasi puisi terkenal mendiang satrawan tersebut yakni Hujan Bulan Juni.
Sapardi Djoko Damono lahir di Solo, Jawa Tengah pada tahun 1940.
Menurut kepercayaan orang Jawa, orang yang lahir di bulan Sapar kelak akan menjadi sosok yang pemberani dan teguh dalam keyakinan.
Sapardi kecil gemar membaca buku di perpustakaan yang kemudian menjadi awal perjalanannya dengan kata-kata.
Namun ia baru mulai menulis puisi ketika bersekolah di SMA Surakarta sampai akhirnya kerap dimuat di majalah.
Potensinya semakin terasah ketika kuliah di Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM, lulus sebagai sarjana Sastra Inggris yang dilanjutkan studi master Sastra Indonesia.
Ia sempat pula bekerja sebagai penyiar radio dan asisten teater, yang membuat kecintaannya pada puisi semakin dalam.
Sapardi Djoko Damono baru merilis kumpulan buku puisi pertamanya di tahun 1969, berjudul "dukaMu abadi".
Debutnya ini sukses besar karena puisinya lebih mencerminkan kondisi manusia ketika kala itu lebih banyak penyair Indonesia berfokus pada refleksi dan gagasan masyarakat.
Pada tahun 1994, Sapardi Djoko Damono menerbitkan Hujan Bulan Juni, buku kumpulan puisi terpopulernya, yang menginspirasi sejumlah musisi untuk membuat komposisi lagunya.
Sepanjang hidupnya, ia telah menerima berbagai penghargaan SEA Write Award di tahun 1986 dan The Achmad Bakrie Award for Literature pada tahun 2003.
Kepergiannya di tahun 2020 lalu tentu meninggalkan duka besar bagi dunia literasi Indonesia. Namun karyanya tetap abadi karena pesonanya yang mampu memikat penggemar lintas usia, di dalam maupun luar negeri.
(*)
GAWAT Android dengan Chipset Snapdragon Qualcomm Resmi Terancam, Ditemukan Dua Bug Berbahaya |
![]() |
---|
ALASAN Pemerintah Indonesia Berencana Blokir Game Roblox Banyak Orangtua Setuju |
![]() |
---|
DAFTAR Tautan Google Resmi Mati Total Mulai Agustus 2025 Lengkap Link Pengganti Terbaru |
![]() |
---|
Resmi Meluncur, Tampilan dan Fitur Baru di Android 16 |
![]() |
---|
Google Maps Mengira Banjir Rob di Sayung sebagai Lautan, Anda Sudah Sampai Laut |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.