Mantan Wabup Sambas Hairiah Ungkap Lika-liku Berkarier di Politik Sebagai Politisi Perempuan
Hairiah menceritakan bagaimana perjalanan politiknya sebagai politisi perempuan dan rencananya ke depan menyongsong tahun politik 2024.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Politikus perempuan Kalbar, Hairiah pernah menjabat sebagai Wakil Bupati Kabupaten Sambas periode 2016-2021. Ia juga pernah menjadi anggota DPD RI pada tahun 2014.
Hairiah menceritakan bagaimana perjalanan politiknya sebagai politisi perempuan dan rencananya ke depan menyongsong tahun politik 2024.
Hairiah merasa bangga menjadi perempuan yang dipercaya sebagai wakil kepala daerah. Apalagi tanggung jawabnya juga sangat besar yang memerlukan konsentrasi, waktu, tenaga dan juga pikiran untuk fokus untuk mensejahterakan masyarakat terutama pada waktu itu masyarakat di Kabupaten Sambas.
Ia menjadi anggota DPD RI dari tahun 2009-2014, kemudian menyambung menjadi anggota Wakil Bupati Kabupaten Sambas pada 2016-2021.
Ia sudah malang melintang di dunia politik sejak dulu. Hairiah mengatakan peranan perempuan dalam politik jika dilihat dari latar belakang sejarah pergerakan perempuan. Sejak dulu perempuan sudah memperjuangkan hak-haknya mengenai kesetaraan gender baik di dunia pendidikan, kesehatan, pernikahan, dan lain sebagainya.
"Dari sejarah sejarah itu kita belajar sebenarnya bahwa dari zaman dahulu saja para perempuan itu serba terbatas masih mampu menyuarakan kepentingan-kepentingannya. Kita hidup di zaman yang serba canggih pada saat ini kita bisa berkiprah dan tentunya tidak mudah, makanya kita harus fokus," ungkapnya saat hadir di TribunPontianak.co.id (Triponcast) pada 14 Maret 2023.
• Kisah Hairiah, Berbagi Kesan Menjadi Politisi Perempuan Kalbar
Ia memiliki latar belakang hukum sebagai pengacara, pada tahun 1997. Hairiah mendirikan sebuah lembaga bantuan hukum (LBH), di mana pada saat itu belum ada organisasi perempuan yang mengkhususkan untuk melakukan pembelaan terhadap perempuan.
Hal tersebut menjadi pintu masuk untuk mengetahui kondisi ril di masyarakat tentang bagaimana perempuan sebenarnya butuh akses terhadap keadilan. Kemudian dari pintu masuk itulah yang akhirnya bisa masuk ke isu-isu yang lainnya.
Berangkat dari aktivis perempuan yang berkecimpung dalam bidang hukum, ia mengatakan perempuan harus masuk dalam pusaran yang melahirkan kebijakan. Perempuan harus ada afirmasi untuk perempuan sehingga bisa menyuarakan kepentingan perempuan salah satunya adalah lewat jalur politik.
Walaupun tidak berada dalam keluarga dengan latar belakang politikus, Hairiah merasa mampu bahwa ia memiliki kapasitas untuk terjun ke dunia politik.
"Karena kita juga banyak memahami, mengalami, menangani langsung isu yang berkenaan dengan sosial hukum dan lain-lain. Saya juga melihat kapasitas diri bahwa saya mampu untuk masuk ke dalam dunia politik, walaupun saya bukan dari keluarga politikus karena orang tua saya seorang pengacara, ibu saya rumah tangga," ucapnya.
Hairiah melihat bahwa DPD merupakan lembaga yang strategis. Ia terpilih menjadi anggota DPD RI tahun 2009 dan fokus memperjuangkan aspirasi masyarakat Kalimantan Barat khususnya Kabupaten Sambas.
Panutannya dalam dunia politik juga cukup banyak. Beberapa temannya adalah seorang politikus yang cukup mapan di tingkat nasional yang menjadi inspirasi nya untuk berkiprah di dunia politik. Membagi waktu antara politik dan keluarga tergantung pada profesionalitas.
"Yang namanya politik itu kan istilahnya ruang publik. Karena ruang publik itu bagaimana kita bisa mengaturnya. Sementara kita juga adalah bagian dari dunia domestik sebagai ibu rumah tangga yang mana sudah menjadi rutinitas, ada konsekuensi yang harus kita kita bicarakan dengan pasangan dan keluarga kita," terangnya.
Sebelumnya ia sempat mencalonkan lagi untuk menjadi Wakil Bupati untuk periode kedua namun belum berkesempatan. Hal tersebut tidak menjadi masalah baginya, ia sudah berusah dan sudah memberikan yang terbaik namun kemudian bukan menjadi pilihan dari masyarakat.
"Seorang politikus itu jangan baper karena ibaratnya bertaruh itu bertarung. Untuk kalah dan menang hasilnya nanti, yang penting bertarung saja dulu dengan maksimalkan, itu saja," ucapnya.
Selama menjabat sebagai Wakil Bupati Kabupaten Sambas, Haoriah merasa Kabupaten Sambas adalah kabupaten yang sangat unik. Sebanyak 19 Kecamatan dan hampir 635.000 jiwa tersebar di pelosok-pelosoknya, kehidupan masyarakatnya sangat harmonis. Itu yang memberi kesan bahwa walaupun mereka jauh dari kota tapi tetap optimis dan semangat, terutama anak-anaknya walaupun sekolah jauh dari rumah, tapi mereka tetap semangat menimba ilmu.
"Solidaritasnya juga cukup tinggi, budayanya itu sangat kuat dan memiliki makna filosofi yang kuat. Ibu-ibunya juga sangat bangga dengan pakaian-pakaian adat itu yang memberikan kesan yang sangat positif sekali di sana," ujarnya.
• Mantan Wabup Sambas Hairiah Kembali Calonkan Diri DPD RI Pemilu 2024
Sebab keinginannya untuk terjun lagi ke dunia politik tahun 2024 ia ingin bicara mengenai konteks Kalimantan Barat di tingkat nasional. Ada banyak hal yang mungkin akan ia sampaikan ketika nanti menjadi anggota DPD RI.
"Ini kan prosesnya masih awal, masih prematur dalam arti harus ada verifikasi dan lain-lain. Tinggal menunggu saja mudah-mudahan bisa memenuhi syarat untuk verifikasi kan perlu benar-benar karena sistemnya sekarang itu agak berbeda dengan pendaftaran yang lalu," ungkapnya.
"Saya juga ingin mengembangkan Badan Usaha Milik Desa. Saya ingin berjuang di situ walaupun misalnya DPR menganggap itu sudah selesai, sudah terakomodir di Undang-undang Cipta Kerja, tapi menurut saya belum. Kadang belum ada tuntutan yang jelas di dalam badan usaha milik desa itu, terkait anggarannya juga belum,” katanya.
Baginya, Badan Usaha Milik Desa adalah suatu badan usaha yang strategis untuk desa, yang dapat menghidupi desa sehingga ia rasa memang harus kencang untuk diperjuangkan dan menjadi salah satu goal nya.
Di luar aktivitas dan bergerak di bidang politik, ia juga aktif dan dikenal sebagai aktivis di bidang hukum. Ia mendirikan lembaga bantuan hukum yang bernama Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (APIK) Pontianak yang sudah berdiri selama 26 tahun.
Ia mengimbau untuk teman-teman muda, pengacara-pengacara muda, anak-anak mahasiswa yang magang untuk dipersilakan ke LBH tersebut karena pengaduan-pengaduan akan terus ada mengenai kasus yang berhubungan dengan kekerasan perempuan dan anak. Jadi perlu pengacara-pengacara perempuan muda yang tertarik di bidang hukum untuk bisa turut berkontribusi langsung.
"Kepada politikus muda yang saat ini sudah masuk ke ranah politik jangan pernah takut. Politik adalah bagian dari kita untuk mencapai tujuan bagaimana kita juga bisa menyuarakan baik itu di partai politik ataupun di luar partai politik. Jadi ketika bicara politik itu bukan hanya bicara partai politik tapi bicara tentang kepentingan-kepentingan,” katanya.
“Ketika sudah masuk ke dunia politik kita harus fokus dan jangan takut bahwa semua itu sudah ada jalannya dan ketika anda sudah berada di posisi yang strategis dan ketika anda sudah masuk dalam anggota legislatif maka anda akan menjadi orang yang bersejarah untuk menyuarakan suara masyarakat," pungkasnya.
Cek berita dan artikel mudah diakses di Google News
Wali Kota Singkawang Sambut Kehadiran Arsitek, Bahas Masa Depan Kota 50 Tahun ke Depan |
![]() |
---|
Kuasa Hukum Tersangka A, Ajukan Gelar Perkara Khusus ke Polda Kalbar |
![]() |
---|
MTQ XXIII Kalbar di Kapuas Hulu Hari Ini Sudah Masuk Final |
![]() |
---|
Tim Pesparani Katolik Sintang Mulai Latihan Intensif Menuju Pesparani Provinsi |
![]() |
---|
TNI Bersama Warga Gelar Bakti Sosial di Sungai Pinyuh, Akses Jalan Menuju TPU Dibangun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.