Kunci Jawaban

Soal dan Jawaban IPS Kelas 7 SMP Kurikulum Merdeka, Halaman 161 Aktivitas 12 Benteng Fort Rotterdam

soal dan kunci jawaban 7 SMP halaman 161 Tema 3 Potensi Ekonomi Lingkungan Lembar Aktivitas 12 tentang Benteng Fort Rotterdam...

Penulis: Dhita Mutiasari | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID / ENRO
Soal dan Kunci Jawaban IPS Kelas 7 SMP Kurikulum Merdeka - Soal dan Jawaban IPS Kelas 7 SMP Kurikulum Merdeka, Halaman 161 Aktivitas 12 Benteng Fort Rotterdam. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID -  Yuk kita pelajari bersama ulasan soal dan kunci jawaban kelas 7 SMP pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) Tema 3 Potensi Ekonomi Lingkungan Halaman 161 pada kurikulum merdeka belajar.

Yang dibahas saat ini adalah soal dan kunci jawaban 7 SMP halaman 161 Tema 3 Potensi Ekonomi Lingkungan Lembar Aktivitas 12 tentang Benteng Fort Rotterdam.

Ada 4 Tema di dalam buku pelajaran IPS kelas 7 SMP kurikulum merdeka yakni Tema 1 Keluarga Awal Kehidupan, Tema 2 Keberagaman Lingkungan Sekitar, Tema 3 Potensi Ekonomi Lingkungan dan Tema 4 Pemberdayaan Masyarakat.

Adapun untuk soal dan kunci jawaban 7 SMP meliputi kegiatan siswa dan tugas individu dan dapat digunakan oleh untuk panduan belajar dirumah.

Cek selengkapnya kunci jawaban kelas 7 SMP Tema 3 halaman 161 Lembar Aktivitas 12 tentang Benteng Fort Rotterdam dikutip dari buku kurikulum merdeka serta beberapa sumber :

Bagaimana Konflik yang Terjadi antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji? Soal IPS Kelas 7 SMP

Halaman 161

Lembar Aktivitas 12

• Benteng Fort Rotterdam merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo dan berada di dekat pantai.

Menurut kalian, mengapa benteng Fort Rotterdam didirikan di dekat pantai?

Soal dan Jawaban IPS Kelas 7 SMP Kurikulum Merdeka Halaman 158 Bagaimana Karakteristik Selat Malaka?

Kunci Jawaban

Benteng ini terletak pinggir pantai sebelah barat Kota Makassar, Sulawesi Selatan. 

Didirikan di pinggir pantai dengan alasan untuk memudahkan pengawasan Benteng Fort Rotterdam didirikan di dekat pantai karena untuk memudahkan pengawasan terhadap kedatangan musuh dari arah pantai.

Benteng Fort Rotterdam merupakan salah satu dari 15 benteng pengawal yang dibangun oleh Kerajaan Gowa-Tallo demi menghadang upaya invasi Belanda.

Pada awalnya, benteng ini disebut Benteng Jumpandang atau Benteng Ujung Pandang. Benteng tersebut dibangun dengan bahan dasar tanah liat.

Lalu, pada 1634, di masa kepemimpinan Sultan Alauddin, konstruksi bangunan benteng ini diganti menjadi batu padas yang diambil dari Pegunungan Karst daerah Maros.

Setelah selesai dibangun, Benteng Ujung Pandang mengalami kerusakan total akibat serbuan VOC di bawah pimpinan Cornelis J. Speelman sekitar tahun 1655 hingga 1669.

Jawaban IPS Kelas 7 SMP Kurikulum Merdeka, Halaman 154 Aktivitas 8 Kehidupan Masyarakat Masa Islam

Kemudian, di bawah pemerintahan Sultan Hasanuddin, Benteng Ujung Pandang terpaksa harus diserahkan kepada Belanda.

Adapun penyerahan benteng ini merupakan salah satu hasil kesepakatan Perjanjian Bongaya yang terpaksa ditandatangani oleh Sultan Hasanuddin pada 18 November 1667, pasca-kalah dalam Perang Makassar.

Setelah jatuh ke tangan Belanda, nama Benteng Ujung Pandang diganti menjadi Benteng Fort Rotterdam, sesuai nama kelahiran Speelman.

Semenjak jatuh ke tangan Belanda hingga 1930-an, Benteng Fort Rotterdam mengalami perubahan fungsi.

Yang semula berfungsi untuk mengawasi kedatangan musuh dan invasi Belanda, berubah sebagai markas komando pertahanan, kantor pusat perdagangan, kediaman pejabat tinggi, dan pusat pemerintahan.

Benteng Fort Rotterdam pun menjadi pusat kekuasaan kolonial Belanda di Sulawesi.

Soal dan Kunci Jawaban IPS Kelas 7 SMP Kurikulum Merdeka Halaman 159 Aktivitas 9 Tentang Selat Muria

Ringkasan Materi

Makassar: Simbol Kegigihan Nusantara Melawan Supremasi Asing Daerah Makassar memasuki era peradaban Islam pada awal abad ke-17.

Dua penguasa dari kerajaan kembar Goa-Tallo menjadi pemeluk agama Islam pada tahun 1605. Raja Tallo Karaeng Matoaya merangkap sebagai Mangkubumi Kerajaan Goa. Raja Tallo mengambil gelar Sultan Abdullah julukan sebagai Awalul Islam dan raja Goa Daeng Manrabia memiliki gelar Sultan Alaudin.

Dwitunggal Alaudin dan Abdullah sangat giat dalam mengislamkan  rakyatnya. Kedua Sultan tersebut juga memperluas kerajaan dan menjadikannya kerajaan Islam pertama yang ada di Sulawesi.

Penggantinya adalah Sultan Muhammad Said, beliau tidak segan untuk mengirimkan armada Goa ke Maluku dalam perlawanan rakyat melawan penjajah yang bertindak sewenang-wenang.

Perlawanan terhadap Belanda yang sengit terjadi pada era Sultan Hasanudin. Beliau memegang pemerintahan Kerajaan Goa dari tahun 1653- 1669 dan Belanda memalingkan perhatiannya ke Makassar. Aru Palaka, bangsawan Soppeng–Bone, dalam tahun 1660 berusaha membebaskan daerah dari pengaruh kekuasaan Goa. Aru Palaka berhasil melepaskan Bone yang mendapat bantuan dari Belanda.

Cek Informasi Tentang Kunci Jawaban Lainnya Disini

(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved