Khazanah Islam

Arti dan Penjelasan Zuhud yang Dianjurkan Rasulullah Materi PAI dan Budi Pekerti Kelas 11 SMA

Dalam kaitannya dunia, zuhud diartikan meninggalkan dunia dan menganggap dunia adalah hal yang hina. perilaku zuhud bukan berarti tidak memperhatikan

Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK
Zuhud diartikan meninggalkan dunia dan menganggap dunia adalah hal yang hina. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Zuhud secara bahasa berarti sesuatu yang sedikit, tidak tertarik terhadap sesuatu dan meninggalkannya.

Jadi, zuhud berarti meninggalkan dari kesenangan dunia untuk lebih mementingkan ibadah.

Orang yang melakukan zuhud disebut dengan zahid.

Dalam kaitannya dunia, zuhud diartikan meninggalkan dunia dan menganggap dunia adalah hal yang hina.

Meskipun demikian perlu diingat, perilaku zuhud bukan berarti tidak memperhatikan urusan duniawi, atau bukan berarti tidak memiliki harta dan mengasingkan diri dari dunia.

Arti Serta Penjelasan Lengkap Manfaat Tadarus Saat Bulan Ramadhan Materi PAI dan Budi Pekeri 5 SD

Para ulama menjelaskan bahwa hal tersebut bukanlah maksud dari zuhud.

Menurut Abu Sulaiman ad-Darani, zuhud adalah meninggalkan sesuatu yang dapat menyibukkan diri kita sehingga melalaikan Allah.

Dengan kata lain menurut Abu Said bin al-A’rabi dari para gurunya, zuhud adalah mengeluarkan kemuliaan harta dari dalam hati kita,

maksudnya harta yang dimiliki tidak menjadikan hati ini jauh dan lalai dari Allah.

Bahkan ulama lain menambahkan bahwa harta yang kita miliki harusnya dapat menjadi sarana/alat mendekatkan diri kepada Allah.

Raghib al-Ishfahani menjelaskan bahwa zuhud bukan berarti meninggalkan usaha untuk menghasilkan sesuatu,

seperti yang banyak disalahpahami orang, karena yang seperti itu mengantarkan pada kerusakan alam dan bertentangan dengan takdir dan peraturan Allah.

Doa Taubat dari Zina , Ini yang Harus Dilakukan Terkait Aib Berzina yang Pernah Terjadi di Masa Lalu

Menurutnya, orang yang zuhud terhadap dunia adalah orang yang cinta kepada akhirat, sehingga ia menjadikan dunia untuk akhirat.

Yakni menjadikan harta duniawi untuk kebutuhan dan keperluan akhirat. Sehingga harta yang dimiliki dapat mengantarkan kebahagiaan dan manfaat baginya di akhirat.

Anjuran zuhud dalam bertasawuf dilatarbelakangi oleh keyakinan kalangan sufi bahwa manusia cenderung terlalu menikmati hal-hal yang bersifat keduniaan yang mubah.

Sehingga akhirnya dapat menyebabkan manusia terjerumus ke sikap berlebihan sebagaimana penjelasan sebelumnya.

Zuhud terhadap dunia sebagaimana yang diamalkan Rasulullah dan para sahabat bukanlah mengharamkan hal-hal yang baik dan mengabaikan harta.

Selain itu orang yang zuhud tidak selalu identik dengan berpakaian yang kumal penuh tambalan.

Zuhud juga bukan duduk bersantai-santai di rumah menunggu sedekah,

karena sesungguhnya amal, usaha, dan mencari nafkah yang halal adalah ibadah yang akan mendekatkan seorang hamba kepada Allah.

Sehingga harta tidak memperbudak dirinya. (*)

Disclamair : Isi redaksi dan pembahasan materi diatas dilansir dari buku siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas 11 SMA Terbitan Kemendikbudristek tahun 2017.

Simak Berita terkait Khazanah Islam Tribun Pontianak.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved