Khazanah Islam

Siapakah Imam Abu Dawud? Imam yang Menelurkan Karya dalam Kutubussitah

Sejak kecil, Abu Dawud sudah mencintai ilmu dan para ulama. Belum cukup dewasa, sudah mengunjungi dan mengelilingi berbagai negeri seperti Hijaz,

Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK
Nama lengkap Imam Abu Dawud adalah Sulaiman bin Al-Asy’as bin Ishaq bin Basyir bin Syidad bin ‘Amr Al-Azdi As-Sijistani, 

TRIBUPONTIANAK.CO.ID - Saat Daulah Abbasiyah memerintah terdapat Ulama yang memiliki karya-karya terhadap pembaharu Islam.

Karya tersebut hingga saat ini menjadi rujukan hukum bagi masyarakat Islam.

Jumlah terdapat enam orang.

Karya enam ulama atau imam tersebut dengan sebutan Kutubusittah

Karya-karya dari enam ulama hadits itu disebut dengan Kutubussittah.

Satu di antaranya dari enam ulama tersbut adalah Imam Abu Dawud.

Profil Imam Muslim, Ahli Hadist Era Daulah Abbasiyah yang Lahir di Rusia

Nama lengkap Imam Abu Dawud adalah Sulaiman bin Al-Asy’as bin Ishaq bin Basyir bin Syidad bin ‘Amr Al-Azdi As-Sijistani,

Ia dilahirkan pada tahun 202 H/817 M di Sijistan.

Sejak kecil, Abu Dawud sudah mencintai ilmu dan para ulama.

Belum cukup dewasa, sudah mengunjungi dan mengelilingi berbagai negeri seperti Hijaz, Syam, Mesir, Irak, Jazirah, Sagar, Khurasan dan negeri-negeri lain, untuk belajar Hadist
dari para ulama.

Hadist-Hadist yang diperolehnya disaring dan hasil penyaringannya dibukukan dalam kitab As-Sunan.

Abu Dawud mengunjungi Baghdad berkali-kali untuk mengajarkan Hadist dan fiqh kepada penduduk dengan menggunakan kitab Sunan sebagai pegangannya.

Kitab Sunan karyanya itu dipuji oleh Ahmad bin Hanbal, ulama fiqh termasyhur dalam empat Imam Madzhab.

Kemudian Abu Dawud menetap di Basrah atas permintaan gubernur setempat yang menghendaki supaya Basrah menjadi pusat bagi para ilmuwan dan peminat Hadist.

Para ulama yang menjadi guru Imam Abu Dawud sangat banyak jumlahnya, diantaranya Ahmad bin Hanbal, Al-Qa’nabi, Abu ‘Amr Ad-Darir, Muslim bin Ibrahim,

Abdullah bin Raja’, Abu’l Walid At-Tayalisi dan lain-lain.

Sebahagian dari gurunya ada yang menjadi guru Imam Bukhari dan Imam Muslim, seperti Ahmad bin Hanbal,

Usman bin Abi Syaibah dan Qutaibah bin Sa’id.

Adapun para ulama yang menjadi muridnya atau mengambil ilmunya, antara lain Abu ‘Isa AtTirmidzi, Abu Abdur Rahman An-Nasa’i,

putranya sendiri Abu Bakar bin Abu Dawud, Abu Awanah, Abu Sa’id al-A’rabi, Abu Ali al-Lu’lu’i, Abu Bakar bin Dassah,

Abu Salim Muhammad bin Sa’id al-Jaldawi dan lain-lain.

Abu Dawud adalah salah seorang ulama besar yang prilakunya wara’, saleh dan bijksana.

Sifat-sifat mulianya diungkapkan oleh sebahagian ulama dengan menyatakan :

“Abu Dawud menyerupai Ahmad bin Hanbal dalam perilakunya, ketenangan jiwa dan kebagusan pandangannya serta keperibadiannya.

Ahmad dalam sifat-sifat ini menyerupai Waki’,

Waki menyerupai Sufyan as-Sauri, Sufyan menyerupai Mansur, Mansur menyerupai Ibrahim An-Nakha’i, Ibrahim menyerupai ‘Alqamah dan ia menyerupai Ibnu Mas’ud.

Sedangkan Ibnu Mas’ud sendiri menyerupai Nabi SAW dalam sifat-sifat tersebut.”Imam Abu Dawud menulis banyak kitab Hadist, antara lain: Kitab As-Sunnan (Sunan Abu Dawud),

Kitab Al-Marasil. Kitab AlQadar, An-Nasikh wal-Mansukh, Fada’il al-A’mal, Kitab Az-Zuhd. Dala’il an-Nubuwah, Ibtida’ al-Wahyu, Ahbar al-Khawarij.

Kitabnya yang banyak dikenal di kalangan umat muslim Indonesia adalah Kitab As-Sunan Abu Dawud.

Abu Dawud meninggal di Basrah pada tanggal 16 Syawwal 275 H/889 M. (*)

Disclamair : Isi redaksi dan pembahasan materi diatas dilansir dari buku siswa Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Madrasah Tsanawiyah Kelas 8 Terbitan Kementerian Agama tahun 2020.

Simak Berita terkait Khazanah Islam Tribun Pontianak.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved