Khazanah Islam

Profil Imam Tirmizi dan An-Nasa’i Ulama Hadist Dinasti Abbasiyah

kedua bagian yang mencapai syarat, Abu Daud dan An-Nasai’, ketiga bagian yang jelas illatnya, keempat dalam hal yang ia terangkan dalam katanya sendir

Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK
Imam Tirmdzi dan An-Nasa’i merupakan ulama hadist yang tersohor pada masa pemerintahan daulah abbasiyah 

TRIBUPONTIANAK.CO.ID - Imam Tirmizi banyak mengarang kitab diantaranya, Kitab Al-ilal, Kitab Asthma Ash-Shahabah, Kitab Al-Asma’ Al-Kuna, dan yang terkenal adalah Kitab As Sunan.

Dalam bab Hadist Hasan disebutkan bahwa Sunan At-Tirmidzi adalah induk Hadist Hasan.

Dalam kitab tersebut ada empat bagian: pertama bagian yang dipastikan kesahihannya,

kedua bagian yang mencapai syarat, Abu Daud dan An-Nasai’, ketiga bagian yang jelas illatnya, keempat dalam hal yang ia terangkan dalam katanya sendiri.

‘’Yang kutakhrijkan dalam kitabku ini adalah Hadist yang telah diamalkan oleh sebagian ulama’’.

Siapakah Imam Abu Dawud? Imam yang Menelurkan Karya dalam Kutubussitah

Diantara keistimewaan kitab As-Sunan adalah yang diisyaratkan oleh Abdullah bin Muhammd Al-Anshari dengan ucapan beliau :

‘kitab At-Tirmizi bagiku lebih terang dari pada kitab Al-Bukhari dan Muslim’.

Kitab At-Tirmizi menurutnya bisa dicapai oleh setiap orang, baik ahli fiqih ahli Hadist atau ahli yang lainnya.

Setelah menjalani perjalanan panjang untuk belajar, mencatat, berdiskusi, bertukar pikiran dan mengarang pada ahir hidupnya dia menderita penyakit buta, beberapa tahun lamanya.

Dalam keadaan seperti inilah Imam At-Tirmidzi kemudian meninggal.

Ia wafat pada malam Senin, 13 Rajab tahun 279 H/8 Oktober 892 dalam usia 70 tahun.

Profil dan Kiprah Sunan Kudus Dalam Syiar Islam di Pulau Jawa

Imam An-Nasa’i (215-303 H/839-915)

Nama lengkap Imam An-Nasa’i  Abu Abdurrahman bin Syu’aib bin Ali Ibnu Abi Bakar Ibnu Sinan an-Nasai,

Ia lahir pada tahun 215 H.

Dikenal dengan nama Nasa’i dinisbatkan dengan kota Nasa’i , salah satu kota di Khurasan.

Imam Nasi’i menerima Hadist dari Sa’id, Ishaq bin Rahawahih dan ulama-ulama lain dari tokoh Hadist di Khurasan, Hijaz, Irak, Mesir, Syam dan Jazirah Arab.

Imam Nasa’i terkenal karena ketinggian sanad Hadistnya. Kitab Sunan AnNasa’i mengandung lebih sedikit Hadist Dhaifnya, setelah Hadist Sahih Bukhari dan Shahih Muslim.

Diantara para gurunya adalah Qutaibah bin Sa’id, Ishaq bin Ibrahim, Ishaq bin Rahawaih Al-Harist bin Miskin, Ali bin Kasyram, Imam Abu Daud, dan Imam Abu Isa At-Tirmidzi.

Adapun ulama-ulama yang pernah berguru kepadanya diantaranya: Abu Al-Qasim At-Tabarani (pengarang kitab Mu’jam), Abu Ja’far At-Thahawi, Al-Hasan bin Al-Khadir As-Suyuti, Muhammad bin Muawiyah bin Al-Ahamr An-Dalusi, Abu Naashr Al-Dalaby, dan Abu Bakar bin Ahmad As-Sunni.

Kitab-kitab Hadist karya Iman An-Nasa’i diantaranya: As-Sunan al-Kubra yang dikenal dengan Sunan An-Nasa’i,

As-Sunan al-Mujtaba, Kitab at-Tamyiz, Kitab Adh-Dhu’afa, Khasa’is Ali, Musnad Ali, Musnad Malik dan Manasik al-Hajji .

Imam An-Nasa’i wafat pada tahun 303 H/915 M dan dimakamkan di Bait AlMaqdis, Palestina. (*)

Disclamair : Isi redaksi dan pembahasan materi diatas dilansir dari buku siswa Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Madrasah Tsanawiyah Kelas 8 Terbitan Kementerian Agama tahun 2020.

Simak Berita terkait Khazanah Islam Tribun Pontianak.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved