Ekonomi Kalbar Alami Pertumbuhan di Triwulan III 2022, Bagaimana Cara Menjaga Momentumnya?

Ekonomi Kalimantan Barat mengalami pertumbuhan yang impresif pada Triwulan III 2022, bahkan mampu mencapai angka di atas pertumbuhan nasional.

Istimewa
Kepala Bidang PPA II Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Barat 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Ekonomi Kalimantan Barat mengalami pertumbuhan yang impresif pada Triwulan III 2022, bahkan mampu mencapai angka di atas pertumbuhan nasional.

Lalu bagaimana caranya untuk menjaga momentum itu hingga akhir tahun? Kepala Bidang PPA II Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Barat memberikan penjelasan:

Kinerja Ekonomi

Badan Pusat Statistik (BPS) telah melakukan rilis kinerja ekonomi triwulan III 2022 beberapa waktu lalu, Provinsi Kalimantan Barat mampu mencapai kinerja ekonomi yang impresif di periode tersebut. Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tumbuh di angka 6,48 persen secara year-on-year. 

Pertumbuhan ini melebihi pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,72 persen. Di kawasan regional Kalimantan mencapai pertumbuhan tertinggi kedua dan masih di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi kawasan regional Kalimantan sebesar 5,90 persen. 

Pencapaian ini sangat luar biasa karena di tengah kondisi ekonomi global yang menurun akibat kondisi geopolitik yang kurang kondusif, apalagi selama kuartal I dan II pertumbuhan di bawah capaian pertumbuhan nasional.

Presidium Forum Koordinasi BEM Kalbar Sebut Pemecahan Dapil Berdampak Pada Pemerataan Aspirasi

Secara teoritis untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu daerah digunakan suatu indikator yang disebut Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB adalah jumlah nilai tambah bruto yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu daerah tertentu. 

PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu daerah.

Selama ini badan pusat statistik menggunakan dua pendekatan dalam menghitung PDRB yaitu pendekatan produksi dan pendekatan pengeluaran. 

Menurut pendekatan produksi, PDRB dihitung berdasarkan jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu daerah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). 

Unit-unit produksi dalam penyajian ini dikelompokkan dalam 17 lapangan usaha/sektor. Sedangkan menurut pendekatan pengeluaran, PDRB dihitung berdasarkan jumlah nilai produk barang dan jasa (output) yang dihasilkan di dalam suatu daerah untuk digunakan sebagai konsumsi akhir oleh rumah tangga, Lembaga Non-profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT), dan pemerintah ditambah dengan investasi (pembentukan modal tetap bruto dan perubahan inventori), serta ekspor neto (merupakan ekspor dikurang impor).

Pada triwulan III 2022, kegiatan ekonomi Kalimantan Barat mampu menghasilkan PDRB atas harga berlaku sebesar 64,22 triliun, sedangkan jika diukur dengan PDRB atas harga konstan (2010) mampu menghasilkan 37,29 triliun. 

Jika diteliti lebih lanjut dengan pendekatan produksi (lapangan usaha), sektor yang memberikan kontribusi terbesar adalah sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 20,85 persen, diikuti oleh Industri Pengolahan sebesar 16,78 persen, Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 14,05 persen dan Konstruksi sebesar 12,06 persen, Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Kalimantan Barat mencapai 63,74 persen.

Jika dilihat dari pendekatan pengeluaran, PDRB Kalimantan Barat masih didominasi oleh konsumsi (rumah tangga dan LNPRT) sebesar 50 persen, investasi sebesar 31,05 persen, konsumsi pemerintah sebesar 10,74 persen dan net ekspor sebesar 7,84 persen. Jika dicermati lebih lanjut maka pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat didukung oleh konsumsi. 

Tema Natal Tahun 2022 Apa? Ini Penjelasan Ketum PGIW Kalbar

Tingkat Kesejahteraan

Visi pembangunan daerah Kalimantan Barat yang tertuang dalam RPJMD 2018-2023 adalah Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan. Di antara beberapa tujuan pembangunan yang terkait langsung dengan kesejahteraan masyarakat adalah meningkatnya derajat kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), dan meningkatnya perekonomian masyarakat yang merata melalui pengurangan kemiskinan dan pengangguran.

Salah satu indikator kualitas sumber daya manusia adalah indeks pembangunan manusia (IPM). Menurut UNDP Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan ukuran pencapaian rata-rata dalam pembangunan manusia yaitu panjang umur dan sehat, tingkat pendidikan dan memiliki standar hidup yang layak. Pada tahun 2022 Kalimantan Barat mencapai IPM sebesar 68,63. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan capaian nasional sebesar 72,91.

Lebih lanjut jika dibandingkan dengan angka regional Kalimantan, capaian Kalimantan Barat berada di urutan paling bawah, capaian IPM provinsi lain di regional Kalimantan di atas angka 71. Capaian IPM Kalimantan Barat diklasifikasikan sebagai capaian sedang, namun demikian terjadi peningkatan dari tahun ke tahun.

Kesejahteraan suatu masyarakat juga dapat dilihat dari tingkat kemiskinan. Menurut data BPS angka kemiskinan di Kalimantan Barat per 31 Maret 2022 sebesar 6,73 persen atau sebanyak kurang lebih 350 ribu penduduk Kalimantan Barat dikategorikan sebagai penduduk miskin. Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Jika dibandingkan dengan angka nasional persentase penduduk miskin di Kalimantan Barat lebih rendah. Penurunan jumlah penduduk miskin mengindikasikan keberhasilan pembangunan ekonomi.

Penurunan angka kemiskinan juga dIIkuti dengan adanya peningkatan daya beli petani yang tercermin dari perbaikan nilai tukar petani (NTP). NTP mengalami lonjakan yang sginifikan di awal tahun 2022, hal ini disebabkan meningkatnya harga komoditas hasil pertanian di Kalbar. 

Namun pada mulai bulan Mei mengalami penurunan sampai dengan bulan Juli, hal ini disebabkan menurunnya harga sawit yang merupakan komoditas unggulan di Kalbar. Seiring dengan meningkatnya permintaan sawit dunia dan domestik maka harga sawit mulai meningkat dan ini mendongkrak angka NTP di Kalimantan Barat.

Jadwal SIM Keliling dan Samsat Keliling Bulan Desember 2022, Berikut Cara Bayar Pajak di Bank Kalbar

Menjaga Pertumbuhan

Untuk bisa menjaga agar ekonomi di Kalimantan Barat masih bisa tumbuh maka dapat ditinjau dari dua sisi yaitu sisi produksi dan pengeluaran. Seperti diketahui, dari sisi pengeluaran pertumbuhan ekonomi didukung oleh konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan nett ekspor. 

Untuk bisa menjaga tingkat konsumsi rumah tangga dapat dilakukan dengan menjaga daya beli masyarakat. Untuk bisa menjaga daya beli masyarakat dapat dilakukan dengan mengendalikan harga barang dan menjaga kemampuan daya beli masyarakat.

Seperti diketahui pada awal bulan September 2022 Pemerintah Indonesia resmi menyesuaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi, hal ini disebabkan karena meningkatnya beban subsidi energi yang harus ditanggung pemerintah. 

Kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut mengakibatkan adanya kenaikan harga-harga barang yang dikonsumsi masyarakat. Kenaikan harga barang tentunya akan mempengaruhi konsumsi masyarakat. 

Oleh sebab itu agar kenaikan harga barang masih bisa dikendalikan untuk bisa dikonsumsi masyarakat maka pemerintah bekerja sama dengan otoritas moneter membuat kebijakan pengendalian harga. Pada bulan September 2022, inflasi Kalimantan Barat tercatat sebesar 1,57 persen. 

Capaian inflasi yang tinggi tersebut dikarenakan adanya kenaikan harga BBM bersubsidi. Jika dibandingkan dengan bulan Agustus Kalbar mengalami deflasi sebesar 0,07 persen. Kenaikan harga barang ini tentunya akan mempengaruhi kemampuan konsumsi masyarakat.

Untuk menjaga mengendalikan inflasi guna menjaga kemampuan konsumsi masyarakat pemerintah melaksanakan program gerakan nasional pengendalian inflasi pangan (GNPIP) melalui tim pengendali inflasi baik pusat dan daerah. 

Beberapa aksi nyata gerakan ini di Kalimantan Barat antara lain operasi pasar dan pasar murah, bantuan alat produksi pertanian dan sarana produksi pertanian, bantuan bibit, serta kerja sama antar daerah dalam pengendalian inflasi.

Untuk menjaga daya beli masyarakat pemerintah melaksanakan beberapa kebijakan antara lain pemberian BLT BBM, Bantuan Subsidi Upah, BLT Desa, alokasi belanja wajib 2 persen dari dana transfer umum, dan pemberian dana insentif daerah (DID). 

Berdasarkan data PT Pos Pontianak penyaluran BLT BBM sampai dengan 4 november 2022 mencapai 132, 32 miliar, BSU sebesar 70,5 miliar. 

Kalbar Populer Hari Ini, Alasan Sutarmidji Absen Pelantikan Pj Wako Singkawang

Penyaluran DLT Desa sampai akhir November sudah mencapai 711 miliar. Dari data kementerian keuangan jumlah alokasi belanja wajib 2 persen APBD untuk penanganan dampak inflasi untuk seluruh pemerintah daerah di Kalbar sebesar 75,77 miliar. 

Beberapa pemerintah daerah di Kalbar mendapatkan DID kinerja tahun 2022 yang digunakan penggunaan untuk pemulihan ekonomi melalui program perlindungan sosial. Total DID kinerja tahun 2022 yang diterima sebesar 66,13 miliar.

Salah satu penopang pertumbuhan ekonomi di Kalbar adalah pengeluaran pemerintah. Pada tahun 2022, total anggaran dana APBN yang dilaksanakan di Kalbar sebesar 10,7 triliun, sedangkan total APBD semua pemerintah daerah sebesar 25,4 triliun, sehingga total dana APBN dan APBD sebesar 36,1 triliun. 

Namun demikian sampai dengan akhir oktober kinerja realisasi belanja pemerintah belum menggembirakan, realisasi dana APBN mencapai 67,8 persen sedangkan realisasai APBD mencapai 60,9 persen, secara gabungan mencapai 63,1 persen. 

Sampai dengan akhir tahun masih ada potensi pengeluaran pemerintah sebesar 13 triliun. Tentu ini jumlah yang sangat besar yang diharapkan mampu meningkatkan PDRB Kalimantan Barat.

Kemudian jika dilihat dari sisi produksi, ekonomi Kalbar masih mampu tumbuh di akhir tahun 2022. Sesuai data BPS sektor penopang ekonomi Kalimantan Barat yang dominan adalah pertanian, perkebunan, perikanan, sektor industri pengolahan, dan sektor perdagangan besar dan kecil. 

Sektor-sektor tersebut masih mengalami pertumbuhan, hal ini bisa dilihat dari jumlah kredit yang terus terjaga dan naik tipis dari bulan ke bulan. 

Dari data OJK Kalimantan Barat tingkat kredit mulai dari bulan Juni berada di angka 60 triliun dan mengalami peningkatan setiap bulannya, bahkan di bulan Oktober mencapai 62,6 triliun. Hai ini mengindikasikan ekonomi Kalimantan Barat masih tumbuh positif dan diharapkan dapat dipertahankan sampai dengan akhir tahun. 

Di sektor UMKM, kredit pembiayaan bagi UMKM juga mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dari data Kementerian Keuangan, jumlah Kredit Usaha Rakyat (KUR) sampai dengan akhir November 2022 mencapai Rp4,6 triliun, sedangkan pembiayaan ultra mikro (UMi) mencapai 70,5 miliar. 

Penyaluran ini mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, dimana penyaluran KUR sebesar 3,6 triliun sedangkan pembiayaan ultra mikro sebesar 40,9 miliar.

Optimisme pertumbuhan ekonomi yang impresif Kalimantan Barat sampai dengan akhir tahun masih terjaga. Dilihat dari sisi produksi dan konsumsi masih mempunyai potensi untuk tumbuh. 

Di sisi pengeluaran pemerintah perlu langkah strategis agar dana pemerintah baik APBN maupun APBD dapat direalisasikan secara optimal. Dari sisi konsumsi rumah tangga diprediksi masih akan meningkat apalagi menghadapi perayaan natal dan tahun baru. 

Namun perlu diwaspadai adanya kemungkinan lonjakan konsumsi natal dan tahun baru akan mengakibatkan kenaikan inflasi. Hal lain yang perlu diwaspadai adalah menjaga agar penyebaran covid-19 tidak meningkat. 

Semua elemen masyarakat harus tetap hati-hati dan waspada agar covid-19 tetap rendah sehingga mobilitas masyarakat masih bisa dijaga, karena mobilitas masyarakat akan menentukan tingkat konsumsi. 

Jika semua sisi yang mendukung pertumbuhan ekonomi bisa dijaga dan dioptimalkan, ekonomi Kalimantan Barat tetap akan tumbuh impresif di akhir tahun 20

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved