Lokal Populer

Jaga Drainase Agar Tidak Perparah Banjir, Pemkot Singkawang Akan Bongkar Beton yang Menutup Drainase

Selain terkait anomali cuaca, jika ditinjau dari Batimetri atau fenomena pasang surut juga menjadi salah penyebab banjir di Kota Singkawang

Penulis: Rizki Kurnia | Editor: Tri Pandito Wibowo
TRIBUNFILE/ISTIMEWA
Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Peneliti Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, Eko Yulianto S.T., M.T. mengaitkan anomali cuaca dengan penyabab banjir cukup tinggi yang belakangan ini terjadi di Kota Singkawang.

Menurut Eko, Kota Singkawang saat ini sedang berada di tahun basah, di mana curah hujan relatif tinggi, sehingga secara intensitas dan kapasitas yang diturunkan dari atmosfer cukup besar.

"Jadi yang baru-baru ini adalah anomali cuaca," kata Eko Yulianto, Selasa 13 Desember 2022.

Sementara secara topografi tampungan-tampungan air yang ada di Kota Singkawang, memiliki ketinggian berbeda, seperti di Kecamatan Singkawang Timur memiliki topografi yang tinggi, sedangkan di pesisir flat atau datar, sehingga run-off air yang terjadi relatif besar.

"Kemudian karena ada sedimentasi dan lainnya, menyebabkan tampungan semakin kecil, sedangkan air yang dialirkan itu besar, sehingga tidak tertampung oleh saluran yang ada, dan melipas ke bantaran, pemukiman dan sebagainya," jelasnya.

Masih Tunggu SK PJ Wako Singkawang, Sekda Kalbar Sebut Pelantikan akan Dilakukan di Kantor Gubernur

Selain terkait anomali cuaca, jika ditinjau dari Batimetri atau fenomena pasang surut juga menjadi salah penyebab banjir di Kota Singkawang.

Ketika pasang surut terjadi dan Kota Singkawang menerima beban hujan yang besar, maka sudah dipastikan daerah pesisir tergenang, karena tampungan efektifnya mengecil akibat sedimentasi dan lainnya.

"Jadi tampungan air yang 10 tinggal lima, sementara dapat beban misalnya 10, jadi yang lima sisanya itu sudah ke pemukiman," katanya.

Lebih jauh, interkoneksi saluran di Kota Singkawang juga masih perlu disempurnakan. Banyak saluran yang tidak tersambung atau terkoneksi, misalnya dari tersier ke sekunder kemudian ke primer.

"Saluran-saluran itu interkoneksinya harus nyambung," katanya.

Kemudian, lanjutnya, ditambah banyak gorong-gorong yang tersumbat, baik itu akibat sedimentasi maupun pemukiman, sehingga kapasitasnya mengecil.

"Nah ini menghambat, saluran air itu akan menghambat, sehingga akan mengakibatkan genangan air yang relatif tinggi," katanya.

Asah Kemampuan, TNI AU Gelar Latihan Paralayang di Gunung Bajau Singkawang Selatan

Hal-hal ini, menurutnya, harus ditata untuk mengatasi banjir yang terjadi di Kota Singkawang.

Apabila Pemerintah Kota Singkawang ingin benar-benar mengaturnya, katanya, Pemkot dapat membangun folder maupu tanggul, namun hal ini memerlukan kajian yang lebih mendalam karena memerlukan biaya yang lebih besar.

Bongkar Beton

Pemerintah Kota Singkawang bakal membongkar beton di sekitar rumah warga yang menutup drainase atau saluran air.

Ketegasan ini merupakan bentuk keseriusan Pemkot Singkawang dalam menangani banjir yang sempat terjadi di Kota Singkawang.

Bahkan, Tjhai Chui Mie secara tegas meminta jajarannya di Dinas PUPR untuk membongkar paksa beton-beton yang menutup saluran drainase di sekitar rumah-rumah warga.

Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie berharap masyarakat dapat berpartisipasi dalam membantu Pemerintah dengan membongkar sendiri beton yang menutup drainase di kediaman mereka.

"Apabila menutup saluran, wajib dibongkar. Baik itu bongkar sendiri ataupun dari pihak kami yang membongkar," tegas Tjhai Chui Mie, Selasa 13 Desember 2022.

Beton yang menutup drainase itu, Tjhai Chui Mie katakan, menjadi salah satu penyebab banjir.

Pasalnya, bangunan yang menutup saluran air tersebut membuat air tidak dapat mengalir dengan semestinya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved