Khazanah Islam

Syarat dan Hukum Berhutang dalam Fiqih Islam Materi PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 SMP

Di sisi lain pemberian hutang juga bisa menjadi haram, jika diketahui bahwa hutang yang diberikan akan digunakan untuk kemaksiatan.

Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK
Pada dasarnya memberi hutang hukumnya boleh. 

Jika ada orang yang mampu membayar hutang, tetapi selalu ditunda-tunda, maka orang itu sudah berbuat zalim.

Arti ‘Al Karim’ dalam Asmaul Husna Materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas 7 SMP

Agar hutang piutang sah, maka ada rukun dan syarat yang harus dipenuhi.

Rukun dan syarat hutang piutang hampir sama dengan jual beli.

Bedanya terletak di kalimat ijab dan kabul dalam akad perjanjiannya.

Rukun hutang piutang terdiri dari orang yang berhutang dan berpiutang, barang atau harta yang dihutangkan, dan akad (ijab kabul) hutang piutang.

Ada beberapa anjuran yang diajarkan dalam Islam apabila terjadi transaksi hutang piutang.

Anjuran ini terdapat dalam Q.S. al-Baqarah/2:282.

Anjuran itu adalah menuliskan hutang piutang, menghadirkan saksi, dan memberikan jaminan. Dengan demikian pihak yang berhutang akan terikat dalam tanggung jawab untuk melunasi hutangnya. (*)

Disclamair : Isi redaksi dan pembahasan materi diatas dilansir dari buku siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas 8 SMP Terbitan Kemendikbudristek tahun 2017.

Simak Berita terkait Khazanah Islam Tribun Pontianak.

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved