Program Baznas Microfinance Desa Terbukti Membantu Pelaku Usaha Mikro
Program Baznas Microfinance Desa sudah banyak membantu para usaha Mikro mustahik. Bahkan banyak usaha mikro yang dibantu dan usahanya berhasil.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Upaya penanggulangan Kemiskinan di Desa oleh Baznas adalah dengan program Baznas Microfinance Desa (BMD). Program ini juga dilaksanakan di Kalimantan Barat.
BMD adalah layanan keuangan mikro non profit di kawasan pedesaan yang diinisiasi Baznas melalui Bank Zakat Mikro untuk memberikan jasa layanan keuangan kepada para pelaku usaha mikro.
Ini sebagai bagian strategi dalam penanggulangan kemiskinan melalui pembiayaan modal usaha tanpa bunga dan layanan pengembangan usaha.
Dalam kunjungan Ketua Baznas RI Prof Dr. KH Noor Achmad MA ke Pontianak pada Senin, 5 Desember 2022 juga dilakukan simbolis Baznas Microfinance Desa (100 bantuan usaha setara Rp 300 juta).
KH Noor Achmad menjelaskan saat ini Baznas telah menginisiasi program BMD di 14 wilayah program yang tersebar di 11 provinsi.
• Bedah 50 Rumah untuk Fakir Miskin, Baznas Salurkan Bantuan dan Pemberdayaan untuk Rakyat
Yakni NAD, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, NTB, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan Barat.
Saat ini total penerima manfaat program BMD adalah sebanyak 5.647 mitra mustahik pelaku usaha Mikro.
Pada kesempatan tersebut dilakukan penyerahan secara simbolis dana untuk pelaku Mikro atau UMKM melalui dana microfinance pada 10 mustahik.
“Program Baznas Microfinance Desa sudah banyak membantu para usaha Mikro mustahik.
Bahkan banyak usaha mikro yang dibantu dan usahanya berhasil.
Ini menunjukkan keberkahan dana zakat,” katanya.
• Baznas Pontianak Gelar Pemeriksaan Gratis, Edi Kamtono Imbau Warga Rutin Periksakan Kesehatan
Wakil Ketua 2 Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas Kalbar, Dr H Hamzah Tawil menyampaikan ucapan terima kasih kepada Baznas RI.
Oleh karena telah menginiasi program ini ke Baznas Kalbar.
“Dengan kehadiran microfinance sangat membantu usaha mikro yang terkendala masalah modal. Sehingga akan banyak usaha mikro mustahik, menjadi usaha mikro muzakki,” ujarnya.
Menurutnya akan ada pelatihan dan pendampingan agar modal yang didapat dapat dikelola dengan baik dan agar modal menjadi efektif.