Khazanah Islam

Periode Dakwah Terang-terangan Nabi Muhammad SAW di Makkah Materi PAI dan Budi Pekerti Kelas 10 SMA

Dakwah secara terang-terangan (al-Da’wah bi al-Jahr) dimulai ketika Rasulullah menyeru kepada orang-orang Makkah.

Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK
Nabi Muhammad SAW akhirinya mulai melakukan dakwah Islam secara terbuk atau terang-terangan. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Setelah melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi di kalangan sahabat dan kerabat terdekat.

Nabi Muhammad SAW akhirinya mulai melakukan dakwah Islam secara terbuk atau terang-terangan.

Dakwah secara terang-terangan (al-Da’wah bi al-Jahr) dimulai ketika Rasulullah menyeru kepada orang-orang Makkah.

Ia berdiri di atas sebuah bukit dan berteriak dengan suara lantang memanggil mereka.

Beberapa keluarga Quraisy menyambut seruannya.

Kapan Alquran Diturunkan? Pokok Ajaran dan Wahyu Pertama yang Diterima Nabi Muhammad SAW di Gua Hira

Kemudian, ia berpaling kepada sekumpulan orang sambil berkata,

“Wahai orang-orang! Akankah kalian percaya jika saya katakan bahwa musuh Anda sekalian telah bersiaga di sebelah bukit (Śafa) ini dan berniat menyerang nyawa dan harta kalian?”

Mereka menjawab, “Kami tak mendengar Anda berbohong sepanjang hayat kami.”

Ia lalu berkata, “Wahai bangsa Quraisy! Selamatkanlah dirimu dari neraka. Saya tak dapat menolong Anda di hadapan Allah SWT Saya peringatkan Anda sekalian akan siksaan yang pedih!”

Ia menambahkan, “Kedudukan saya seperi penjaga, yang mengamai musuh dari jauh dan segera berlari kepada kaumnya untuk menyelamatkan dan memperingatkan mereka
tentang bahaya yang akan datang.”

Seriring dengan itu, turun pula wahyu Allah agar Rasulullah melakukan dakwah secara terang-terangan dan terbuka.

Arti dan Pokok Ajaran Kitab Taurat Materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas 8 SMP

Mengenai hal tersebut, Allah berirman, yang harinya: “Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik.” (Q.S. al ijr/15:94).

Baca pula firman Allah dalam Q.S. asy-Syua’ara/26:214-216.

Berdasarkan ayat-ayat di atas, Rasulullah yakin bahwa sudah saatnya ia dan para pengikutnya untuk menyebarluaskan ajaran Islam secara terbuka dan terangterangan.

Dengan dukungan istrinya Sii Khadijah, paman yang membelanya, yaitu Abu Thalib,

serta para sahabat dan pengikutnya yang seia ditambah pula dengan keyakinan bahwa Allah senaniasa menyertai, dimulailah dakwah suci ini.

Pertamatama dakwah dilakukan kepada sanak keluarga, kemudian kepada kaumnya, dan penduduk Kota Mekah yang saat itu penyembahannya kepada berhala begitu kuat.

Dari kalangan keluarga, ia mengajak paman-pamannya termasuk Abu Lahab dan Abu Jahal yang terkenal sangat menentang dakwah Rasul.

Mereka menolak mentah-mentah ajakan Rasulullah dengan mengatakan bahwa agama merekalah yang paling benar.

Penolakan yang disertai ejekan, cemoohan, hinaan bahkan ancaman tersebut tidak lantas membuat Rasulullah berputus asa dan berhenti melakukan dakwah.

Namun, beliau makin tertantang untuk terus mengajak masyarakat memeluk agama tauhid. (*)

Disclamair : Isi redaksi dan pembahasan materi diatas dilansir dari buku siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas 10 SMA Terbitan Kemendikbudristek tahun 2017.

Simak Berita terkait Khazanah Islam Tribun Pontianak.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved