Hingga Akhir November 2022, Terdapat 1157 Kasus DBD di Kalbar

Padahal di Januari hingga Desember 2021, jumlah kasus DBB di Kalbar sebanyak 663. Namun di Januari hingga akhir November 2022, tercatat sebanyak 1157

Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Faiz Iqbal Maulid
NET/Google
Ilustrasi DBD - Kadiskes Kalbar, Hary Agung mengungkapkan angka kasus DBD di tahun 2022 naik dua kali lipat. 

- Bengkayang dengan jumlah kasus pasien sebanyak DBD 76.

- Mempawah dengan jumlah kasus pasien DBD sebanyak 60.

“Sedangkan kabupaten/kota lainnya dibawah angka 40. Ini distribusi kesakitan DBD di kabupaten/kota,” ungkap Kadiskes.

DBD Intai Semua Umur! Waspada Bahaya Demam Berdarah saat Musim Hujan

Kadiskes kembali menjelaskan, jumlah kasus pasien DBD di tahun 2022 yang sudah mencapai angka 1157 disebut dengan Insiden Rate (IR). Sebab target dari IR yakni dibawah 10 per 100 ribu penduduk. Sementara untuk saat ini Kalbar ada di angka 21 per 100 ribu penduduk. 

“Jadi memang dengan insiden rate seperti ini kasus (DBD) di Kalimantan Barat ini melebihi dari target nasional yang 10 per 100 ribu,” kata Hary.

Kadiskes mengungkapkan angka kematian di tahun 2021 dan 2022 yang disebabkan oleh DBD, yakni di tahun sebelumnya angka kematian akibat DBD berjumlah 6 kasus, kemudian di minggu ke 52 tahun ini berjumlah 14 kasus

Artinya kata Kadiskes, dengan jumlah 14 kasus kematian dari 1157 akibat DBD di Kalbar tahun 2022 Fatality Rate (FR) mencapai 1,36 persen. 

“Karena memang jumlah kasusnya lebih tinggi, resiko kematiannya akhirnya juga semakin besar,” ungkapnya. 

Terakhir, kendati terjadi penurunan jumlah kasus DBD di bulan November tahun 2022, namun tidak menutup kemungkinan kenaikan kasus DBD bisa terjadi di bulan Desember tahun 2022.

Untuk itu, Kadiskes mengajak masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan serta melakukan gerakan 3 M (menguras, menutup dan mengubur) guna meminimalisir resiko penularan DBD

“Peran provinsi, kita memfasilitasi logistik. Pertama larvasida dalam bentuk abate. Yang kedua insektisida ini kita siapkan. Namun tetap yang paling penting adalah tiga 3 M tadi pencegahan,” imbaunya. 

Kasus DBD di Pontianak Alami Penurunan, DBD di Mempawah Meningkat Dibandingkan Tahun 2021

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya Marijan mengatakan, kasus DBD di Kubu Raya sudah terjadi penurunan, sampai minggu ketiga di bulan November hanya tersisa 3 kasus

“Tapi kami tetap waspada, untuk itu masyarakat diharapkan melakukan pemantauan jentik di bak air atau tempat air tergenang. Kemudian pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan tidak menggantung baju di tempat gelap dan membuang sampah sembarangan,” ungkapnya.

Meski menjadi kabupaten dengan jumlah kasus DBD tertinggi, dirinya bersyukur tidak ada kasus kematian akibat DBD di Kabupaten Kubu Raya.

“Kalau minggu pertama bulan Oktober itu memang tejadi lonjakan, tertinggi ya, tapi alhamdulillah tidak ada kasus kematian. Dan memang cepat ditangani. Jadi kalau ada yang positif (DBD) kami fogging (pengasapan) di area 100 meter, itu alhamdulillah tidak terkendala,” tutupnya.

Cek berita dan artikel mudah diakses di Google News

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved