Lokal Populer
Prioritas Pembahasan Dalam Pelaksanaan BIMP-EAGA di Kalimantan Barat
substansi pembahasan kerjasama yang sangat luas, mulai dari kerjasama konektivitas, pertanian, pariwisata, sumberdaya manusia, maupun lingkungan
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Ada tujuh isu strategis yang akan dibahas dalam BIMP EAGA 2022 di Kota Pontianak, Kalbar.
Menanggapi isu strategis yang dibahas pada BIMP EAGA 2022, Pengamat Ekonomi Untan Pontianak, Eddy Suratman menilai dari tujuh isu strategis semuanya penting.
Namun salah satu yang menurutnya mendesak adalah peningkatan Bandara Supadio Pontianak.
"Tujuh isu strategis semuanya penting, misalnya ya yang paling mendesak menurut saya adalah peningkatan Bandara Supadio Pontianak. Saya tidak mengetahui apa yang dimaksudkan sebagai peningkatan itu tapi yang saya bayangkan adalah volume penumpang dan ekonomi Kalbar ini terus tumbuh," ujar Eddy pada Rabu 23 November 2022.
• Kesulitan Korban Kebakaran di Pontianak, Harta Benda Habis, Mengungsi di Gedung Kosong Bekas Kantor
Populasi masyarakat Kalbar kata Eddy juga sudah di atas 5 juta, kemudian interaksi ekonomi Kalbar makin tinggi baik keluar provinsi dalam Indonesia maupun luar negeri dengan negara lain.
"Saya menduga kemungkinan penerbangan internasional akan kembali dibuka baik ke Kuching maupun ke Kuala Lumpur, dulu pernah ke Singapura," ujarnya.
Oleh karena itu kalau Eddy pergi ke daerah-daerah lain yang itu bukan ibu kota provinsi kata dia ada yang bandaranya lebih besar dari Supadio Pontianak.
"Karena itu menurut saya ini prioritas karena bandara itu pintu gerbang masuk ke Provinsi Kalbar bukan sekedar bandaranya lebih diperbesar. Tapi landasannya menurut saya ini sudah perlu diperpanjang untuk menunjang pesawat-pesawat berbadan besar," ujarnya.
Berikut tujuh isu strategis yang akan dibahas pada BIMP-EAGA 2022. Pertama, peningkatan pembangunan Aruk Sambas International Freight Terminal. Kedua, Community Based Eco Tourism (CBET) Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS).
Selanjutnya ketiga, pembangunan Nanga Badau International Freight Terminal, keempat peningkatan Bandara Internasional Supadio di Kabupaten Kubu Raya, dan kelima terkait Kerja sama bidang kelistrikan antara Kalbar dengan Sarawak Malaysia.
Keenam, Entikong Tebedu sebagai Spesialis Border Economic Zone (SBEZ) dan ketujuh Penandatanganan letter of intent (Lol) One Borneo Quarantine Initiative, untuk integrasi karantina BIMP-EAGA di wilayah Borneo.
Pembahasan Prioritas Indonesia
Asisten Deputi Kerjasama Ekonomi Regional dan Subregional sekaligus Ketua National Secretariat Indonesia, Netty Muharni, memberikan keterangan kepada wartawan terkait hasil pembahasan National Secretariat Meeting, di Ballroom Meranti 1 Mercure Hotel Pontianak. Rabu, 23 November 2022.
Ia mengatakan, National Secretariat Meeting ini adalah pertemuan untuk memfinalisasi kesiapan-kesiapan baik logistik maupun subtansi pembahasan BIMP-EAGA 2022 selama 4 hari di Kota Pontianak.
"Ini lebih untuk memfinalisasi maupun kesiapan-kesiapan baik logistik maupun substansi untuk selama rangkaian pertemuan yang akan berlangsung selama 4 hari kedepan," ucap Netty Muharni.
"Jadi semuanya difinalisasi dalam pertemuan National Secretariat pada hari ini, yang dibahas mencakup terkait dengan logistiknya, rundown acara, terkait dengan substansi apa yang akan dibahas, dan juga kira-kira apa nantinya di design hasil pertemuan yang diharapkan," jelasnya.
Lebih-lebih lanjut, ia mengatakan pertemuan BIMP-EAGA ini memiliki substansi pembahasan kerjasama yang sangat luas, mulai dari kerjasama konektivitas, pertanian, pariwisata, sumberdaya manusia, maupun lingkungan.
"Sebenarnya kerjasama ini sangat luas, kerjasama ini ada beberapa area yang dibagi ke beberapa claster, ada claster connectivity, claster pertanian, ada juga pariwisata, ada sumberdaya manusia, kemudian ada yang lingkungan," ucapnya.
"Untuk claster connectivity sendiri dibagi lagi menjadi fasilitasi perdagangan dan investasi, kemudian energi dan sumber kelistrikan, kemudian ada digital ICT (Information and Communications Technology), kemudian transportasi perhubungan."
"Jadi itu kira-kira semua area yang dibahas dalam kerjasama BIMP-EAGA ini," tegasnya.
Khusus untuk Indonesia, dalam pertemuan BIMP-EAGA ini para delegasi akan membawa pembahasan prioritas seperti persoalan konektivitas.
"Di Indonesia sendiri kita punya kepentingan untuk konektivitas, terutama di wilayah kalau kita BIMP-EAGA ini adalah di 15 Provinsi yang ada di pulau Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Tentu kita punya kepentingan besar agar wilayah ini punya konektivitas yang lebih baik kedepannya," tegasnya.
Selain persoalan konektivitas, prioritas berikutnya adalah seperti ketahanan pangan, ketahanan energi, maupun keuangan dan ekonomi.
"Kita juga punya kepentingan untuk isu-isu yang sedang menjadi perhatian global, seperti isu ketahanan pangan, ketahanan energi, isu-isu keuangan juga, ini juga dibahas dalam kerjasama ini," ucapnya.
"Misalnya di wilayah BIMP-EAGA ini juga merupakan lumbung pangan sebenarnya, potensi pertaniannya sangat besar nah ini bagaimana dalam kerjasama ini kita bahas bersama bagaimana BIMP-EAGA ini bisa berkontribusi terhadap ketahanan pangan di kawasan maupun di sub kawasan."
"Kemudian untuk energi juga punya potensi yang besar, kita sedang bagaimana mengupayakan renewabel energi, transisi energi yang lebih terbarukan,"
"Nah terutama di wilayah Kalimantan ini punya hydropower yang cukup baik, ini bagaimana dikerjasamakan dengan negara tetangga, misalnya Sabah, Serawak, ada yang sudah berjalan kerjasama kelistrikannya ada yang masih pembahasan," tutupnya.
Belanja di UMKM
Dalam rangka menyemarakkan penyelenggaraan BIMP EAGA 2022 di kota Pontianak, Disperindag Kalbar membuka pameran UMKM di sekitar lokasi kegiatan di Mercure Hotel.
Salah satu pengunjung gerai, delegasi Kementerian Utiliti dan Komunikasi Serawak Malaysia, Chan Seng Yu, membeli tas dari kulit kayu kapuak yang bermotif/corak khas Kalimantan Barat.
Tas kulit kayu kapuak tersebut ia beli dari gerai/stand produk UMKM Kabupaten Mempawah.
Ia mengaku tertarik dengan tas tersebut, dikarena memiliki corak yang unik dan indah, selain itu menurutnya harga juga terbilang terjangkau.
"Ini saya tengok cantek lah, dan unik lah, harga pun oke," ucapnya kepada wartawan. Rabu, 23 November 2022.
"Unik, cantek, boleh bahan, boleh guna berbagai lah," sambungnya.
Ia mengaku telah dua kali berkunjung ke Kota Pontianak ini, ia mengatakan bahwa ia tertarik untuk berwisata dan membawa pulang oleh-oleh khas Kalbar ke Malaysia.
"Saya datang ke Pontianak untuk BIMP-EAGA, dulu saya untuk cuti saja lah, sekarang kali kedua."
"Ada (keinginan beli oleh-oleh), tengoklah belum tau lagi, jalan-jalan tengok apa sesuai, boleh bawa, beli lah," imbuhnya.
Sementara itu, Koordinator lapangan pemeran UMKM ini, Kepala Seksi Promosi Perdagangan Luar Negeri Disperindag Kalbar, Yudi Suheri, mengatakan bahwa untuk pameran ini memang pihaknya telah memilah produk-produk unggulan yang akan dipamerkan.
Dan bahkan, produk-produk yang dipamerkan pada agenda BIMP-EAGA ini, dikatakannya memiliki kualitas dan ketersediaan yang siap untuk di ekspor.
"Jadi disini menampilkan produk-produk unggulan, yang ready siap untuk ekspor," ucapnya.
"Dan produk-produk yang kami tampilkan ini, produk-produk yang pernah ikut dalam pameran maupun yang sudah pernah kita ikutkan dalam pelatihan-pelatihan, seperti DDS (Design, disfact, servis)," sambungnya.
Yudi Suheri juga menjelaskan, bahwa produk-produk yang ditampilkan ini adalah murni produk lokal Kalbar.
"Produk lokal Kalbar semua, jenis produknya ada kerajinan dari tenun, kerajinan dari kulit kapuak yang tas-tas itu, dan maupun kerajinan dari manik-manik yang khas dari Kalbar," ucapnya.
"Ada 4 Kabupaten yang berpartisipasi dalam pameran BIMP-EAGA ini, ada Kabupaten Mempawah, Landak, Kayong, dan Bengkayang, jadi mereka juga menampilkan produk-produk mereka yang potensial untuk kita pamerkan," ucapnya.
Diakhir penyampaiannya, ia mengatakan momentum BIMP-EAGA ini merupakan kesempatan yang baik untuk memperkenalkan produk lokal Kalbar dikancah Internasional.
"Kita berharap produk kita ini semakin dikenal diluar, jadi potensi untuk kita memetakan produk-produk yang unggulan ini semoga dapat dikenal dalam kegiatan BIMP-EAGA ini."
"Kami tetap membuat ciri khas Kalbar, tapi produk kita ini berskala ekspor," tutupnya.