Bertahan Sebulan di Panggung, Omzet Turun 70 Persen Akibat Banjir di Sintang
Banjir menyebabkan ruas jalan Sintang menuju Simba ini lumpuh. Kendaraan tak bisa melintas. Mobilisasi masyarakat menggunakan perahu.
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Tak hanya mengambat akses transportasi, banjir yang melanda Sintang, Kalimantan Barat, menyebabkan ekonomi masyarakat tersendat.
Akibat banjir, banyak toko sembako, bengkel, hingga warung kopi tutup. Warga mengaku omsetnya merosot 70 persen.
"Lebih dari 70 persen hilang lah omset," kata Indra, pemilik Warung Kopi Ranefa di Kelurahan Ulak Jaya, Sintang, Kamis 24 November 2022.
Banjir mulai naik dan merendam ruas jalan Mensiku Jaya, sejak awal November 2022. Banjir melanda Sintang sejak Oktober, sempat surut dan naik kembali.
• Mendagri Ajak Kepala Daerah Bantu Korban Gempa Cianjur, Bupati Sintang: Kita Hitung Dulu
Banjir menyebabkan ruas jalan Sintang menuju Simba ini lumpuh. Kendaraan tak bisa melintas. Mobilisasi masyarakat menggunakan perahu.
• Warga Korban Banjir di Suhaid Kapuas Hulu Enggan Diungsikan, Dirikan Panggung di Dalam Rumah
"Kalau gak banjirkan, kendaraan yang lalu lalang kadang singgah untuk minum. Jauh lah pemasukan dari surut, pasca banjir paling 5-6 orang yang datang untuk ngopi," ungkap Indra.
Sejak sungai kapuas meluap dan menggenangi jalan dan pemukiman, Indra membuat panggung di dalam rumah. Sudah hampir 1 bulan dia bertahan di panggung bersama keluarganya. Untuk bertahan hidup, Indra merogoh tabungan yang tersisa selama banjir belum surut.
"Iya, untuk bertahan. Itu kan bisa habis jugakan," jelasnya.
Kondisi terkini, terjadi penurunan sekitar 5-10 centimeter sejak dua hari terakhir. Namun, sejumlah ruas jalan dan pemukiman masih terendam. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News