Khazanah Islam
Apa Arti Sunnah Haiat dan Abad dalam Gerakan Shalat Fardhu?
Sunnah ab’ad adalah Sunnah yang apabila tidak dikerjakan harus mengganti dengan sujud sahwi.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Selain rukun dan syarat sah terdapat juga sunnah di dalam mendirikan shalat.
Sunnah-sunnah shalat merupakan ucapan dan gerakan-gerakan shalat yang tidak termasuk dalam rukun shalat.
Akan tetapi merupkan bagian dari ibadah shalat tetap harus dikerjakan.
Sunnah shalat dibedakan menjadi dua macam, yakni Sunnah ab’ad dan Sunnah hai’at.
Sunnah ab’ad adalah Sunnah yang apabila tidak dikerjakan harus mengganti dengan sujud sahwi.
• Niat dan Tata Cara Melaksanakan Shalat Jenazah Perempuan dan Laki-laki
Adapun hal-hal yang termasuk Sunnah ab'ad adalah sebagai berikut :
1. Membaca dan duduk tasyahud awal. Tasayahud ini hanya berlaku pada shalat yang jumlah rakaatnya lebih dari 2 rakaat, seperti maghrib, isya’, dhuhur, dan ashar.
Dalam tasyahud awal disunnahkan membaca doa yang sama dengan tasyahud akhir tanpa shalawat kepada Nabi.
2. Membaca shalawat kepada Nabi pada tasyahud awal.
3. Membaca shalawat kepada keluarga Nabi dalam tasyahud akhir.
4. Berdiri dalam qunut dan membaca do’anya pada rekaan kedua pada posisi i’tidal dalam shalat subuh.
Do’a qunut yang dibaca sebagai berikut:
اَللّهُمَّ اهْدِنَا فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنَا فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنَا فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لًنَا فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنَا شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
"Allahummahdinâ fî man hadait. Wa ‘âfinâ fî man ‘âfait. Wa tawallanâ fî man tawallait. Wa bâriklanâ fî mâ a‘thait. Wa qinâ syarra mâ qadhait. Fa innaka taqdhî wa lâ yuqdhâ ‘alaik.
Wa innahû lâ yazillu man wâlait. Wa lâ ya‘izzu man ‘âdait. Tabârakta rabbanâ wa ta‘âlait. Fa lakal hamdu a’lâ mâ qadhait.
Wa astagfiruka wa atûbu ilaik, wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alâ âlihi wa shahbihi wa sallam."
Shalat akan semakin banyak tambahan bacaan dan gerakan, ketika juga menyertakan pelaksanaan sunnah-sunnah hai’ah.
Mari cermati macam-macam sunnah hai’ah dibawah ini !
• Tata Cara Makmum Menggantikan Imam yang Berhadas Saat Shalat Berjamaah
Sunnah Hai’ah Dalam Shalat Fardlu
1. Mengangkat tangan ketika takbiratul ihram, ruku’, bangun dari ruku’, dan bangun dari tasyahud awal.
Mengangkat kedua tangan hingga ujung jari-jari melebihi tingginya telinga, dengan kedua ibu jari di bawah daun telinga, dan kedua telapak tangannya melebihi tinggi kedua bahu. Mengangkat tangan juga sambil memulai takbir dan tasmi'.
2. Memiringkan ujung-ujung jari ke arah kiblat sambil merenggangkannya pada saat mengangkat tangan.
3. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri dan menempatkannya di pertengahan antara dada dan pusar.
4. Membaca do’a iftitah atau tawajjuh setelah takbiratul ihram pada rakaat pertama.
وَجَّهْتُ وَجْهِىَ لِلَّذِى فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ حَنِيفًا (مُسْلِمًا) وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلاَتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ. أَنْتَ رَبِّى وَأَنَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِى وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِى فَاغْفِرْ لِى ذُنُوبِى جَمِيعًا إِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ وَاهْدِنِى لأَحْسَنِ الأَخْلاَقِ لاَ يَهْدِى لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّى سَيِّئَهَا لاَ يَصْرِفُ عَنِّى سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِى يَدَيْكَ وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
5. Membaca ta’awudz atau istia’adzah,
6. Mengeraskan bacaan pada tempatnya. Termasuk bacaan keras adalah pada waktu shalat subuh, dua rakaat pertama shalat Isya, dua rakaat pertama shalat Maghrib,
dan dua rakaat shalat subuh.
7. Membaca pelan pada tempatnya. Termasuk bacaan yang dipelankan adalah semua shalat selain yang telah disebutkan pada nomor enam.
8. Mengucapkan “Amin” setelah selesai membaca surat alFatihah.Pengucapan amin dilakukan dengan suara keras dalam shalat jarhriyah, dan dengan rendah atau pelan dalam shalat sirriyah.
9. Membaca surat setelah surah Al-Fatihah pada dua rakaat pertama bagi imam atau orang yang shalat sendirian.
10. Membaca takbir (ketika setiap kali hendak ruku’ dan bangkit dari selain ruku’, kecuali takbiratul ihram yang wajib hukumnya.
11. Meletakkan kedua telapak tangan pada kedua lutut pada saat posisi ruku’ sambil merenggangkan jari-jari.
12. Membaca tasbih sebanyak tiga kali dalam ruku’. Sedangkan bacaannya adalah Subhana Rabbaiyal ‘Adzimi dengan tambahan wa bihamdihi sebagai penyempurna.
13. Mengucapkan kalimat tasmi’ ketika bangkit dari ruku’ dengan membaca:
ربنا لك اللحمد ملء السموات وملء الأرض وملء ما شئت من شيء بعد
15. Membaca tasbih dalam sujud sebanyak tiga kali, yaitu: subhana Rabiiyal A’la” dengan menambahkan wa bihamdihi, sehingga bacaan lengkapnya sebagai berikut:
Artinya:
“Maha Suci Allah, Tuhanku Yang Luhur dan dengan memujikan-Nya”.
16. Meletakkan kedua tangan di hadapan kedua bahu dalam sujud dengan jari-jari merapat menghadap kiblat.
17. Bagi laki-laki dan sujud dan ruku’ untuk menjauhkan lengannya dari kedua sisi lambung, dan mejauhkan kedua paha dari perut. Bagi perempuan, merapatkan anggota-anggota tersebut karena posisi itu lebih menutup bagi wanita. Dan disunnahkan melebarkan kaki satu jengkal.
18. Disunnahkan untuk membaca doa dalam posisi duduk diantara dua sujud, dengan membaca:
Artinya:
“Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku, berikanlah rahmat kepadaku, berikanlah kebaikan kepadaku, angkatlah derajatku, berikanlah rejeki, berikanlah petunjuk,
dan maafkanlah kesalahanku”.
19. Duduk iftirasy dalam duduk diantara dua sujud dan duduk tasyahud awal, yaitu dengan menduduki kaki kiri dan menegakkan kaki kanan.
20. Duduk istirahat dengan posisi iftirasy setelah sujud kedua. Duduk istirahat ini ukurannya sama dengan thuma’ninah dalam shalat lamanya.
21. Menopang kedua tangan ke lantau ketika hendak bangkit dari duduk atau dari sujud karena dapat membantu menciptakan kekhusyu’an shalat.
22. Mengangkat kedua tangan ketika bangkit dari tasyahud awal..
23. Duduk tawarruk pada tasyahud akhir, yaitu dengan menempelkan pinggul sebelah kiri pada lantai dan menegakkan kaki kanan. Namun ketika hendak melakukan
sujud sahwi, maka melakukan duduk iftiras
24. Meletakkan kedua tangan pada kedua paha dengan menggenggam jari-jari tangan kanan, kecuali jari telunjuk yang akan digunakan sebagai isyarat ketika mengucapkan Illallah, namun tanpa menggerak-gerakkannya. Sedangkan jari-jari tangan kiri, posisinya lurus merapat.
25. Pandangan mata tidak melampaui jari telunjuk.
26. Memohon perlindungan dari siksa neraka setelah selesai membaca tasyahud akhir.
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa jahannam, siksa kubur. Aku berlindung dari fitnah hidup, dan mati serta dari kejahatan Dajjal”.
27. Mengucapkan salam kedua.
28. Menolehkan wajah ke kanan dan ke kiri ketika mengucapkan salam. Ke kanan pada salam pertama dan ke kiri pada salam kedua hingga pipi kanan dan kiri
terlihat oleh orag di belakangnya.
29. Memakai siwak ketika hendak melaksanakan shalat, meskipun dengan kain tetapi tidak dengan jari.
30. Khusyu’ dalam shalat, yaitu menghadirkan hati dan menenangkan anggota tubuh dengan perasaan bahwa melaksanakan shalat sedang berada di hadapan Allah Swt.
31. Menghindari gerakan atau perbuatan yang tidak perlu. Contoh memain-mainkan janggutnya dalam shalat.
32. Menghayati bacaan al-Qur’an yang dibaca atau di dengar dalam shalat, karena dapat membantu terciptanya shalat khusyu’.
33. Menghayati bacaan dzikir karena disamakan dengan bacaan al-Qur’an.
34. Memasuki pelaksanaan shalat dengan giat, semangat, dan menjauhkan hati dari kesibukan dunia.
35. Mengingatkan kesalahan imam, dengan membaca tasbih bagi laki-laki dan bertepuk satu tangan bagi perempuan. (*)
Disclaimer : Seluruh teks dan kutipan merupakan dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Kelas VII yang diterbitkan oleh Kemendikbudristek Tahun 2021.
Simak Berita terkait Khazanah Islam Tribun Pontianak.