PHK Karyawan Jalan Pintas Selamatkan Perusahaan yang Tergerus Ekonomi Global

Belakangan ini banyak sekali terjadi Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK terhadap Karyawan yang dilakukan perusahaan besar dan ternama.

Editor: Rizky Zulham
KOLASE TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/RIZKY ZULHAM
Ilustrasi korban PHK - PHK Karyawan Jalan Pintas Selamatkan Perusahaan yang Tergerus Ekonomi Global. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Belakangan ini banyak sekali terjadi Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK terhadap Karyawan yang dilakukan perusahaan besar dan ternama.

Terakhir ada Meta yang baru saja melakukan PHK 11.000 karyawan Facebook.

Sebelumnya juga ada perusahaan teknologi global sekelas Apple, Google, Intel, Microsoft, Twitter, Lyft, Stripe, dan lainnya juga memangkas jumlah tenaga kerja. 

Keputusan PHK terpaksa dilakukan karena perusahaan harus dapat mempertahankan kinerja dan keberlangsungan usaha di tengah kondisi ekonomi global yang melemah.

Besar Pesangon 11.000 Karyawan Facebook yang di PHK Massal Senilai Empat Kali Gaji

Ekonom Universitas Indonesia dan mantan Juru Bicara Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Fithra Faisal Hastiadi mengatakan, saat ini kondisi ekonomi global memang tengah terjadi pelemahan sehingga berdampak pada dunia usaha di berbagai sektor.

Keputusan PHK dilakukan sebagai antisipasi dan menjadi langkah terakhir bagi suatu perusahaan untuk mempertahankan bisnis mereka.

Sejatinya, kata Fithra, PHK terjadi bukan karena pelemahan ekonomi di dalam negeri, tetapi terlebih disebabkan melemahnya ekonomi di negara yang menjadi tujuan ekspor.

“Penyebab PHK itu multifaktor. Perlambatan ekonomi di negara tujuan ekspor memang menjadi salah satu penyebab, di luar itu masih banyak faktor lainnya,” kata Fithra dalam keterangannya, Kamis 10 November 2022.

Diantaranya, lanjut Fithra, adalah tingkat produktivitas.

Misalnya, tenaga kerja di Indonesia cenderung stagnan tetapi gaji mereka terus mengalami kenaikan sehingga perusahaan harus melakukan rasionalisasi sesuai dengan kondisi bisnisnya.

Kurangnya kemampuan suatu industri dalam berinovasi, kata Fithra, juga dapat menjadi penyebab karena akan kalah bersaing dengan perusahaan-perusahaan sejenis, baik dari dalam negeri maupun perusahaan di negara lain.

Bahkan, percepatan digitalisasi yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir juga turut berkontribusi terhadap berkurangnya penyerapan tenaga kerja.

Fithra mengakui bahwa gelombang PHK yang terjadi belakangan ini memang ditenggarai oleh potensi resesi ekonomi global, yang mana inflasi di negara-negara maju mengalami kenaikan cukup signifikan.

Alhasil hal itu membuat suku bunga di negara tersebut dikerek naik oleh bank sentral setempat untuk menekan konsumsi.

Dengan menurunnya konsumsi di negara-negara tersebut membuat permintaan terhadap suatu produk akan berkurang dan yang terkena dampaknya adalah negara-negara pengekspor ke negara itu.

Sudah Waktunya Menuntut Kenaikan Gaji, Karyawan Jangan Mau Dibohongi Perusahaan

Halaman
12
Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved