Tragedi Rombongan Santri
Tujuh Hari Pencarian, Jenazah Yopi Ditemukan di Kawasan Pelabuhan Senghie
Yopi motoris speedboat kato ditemukan di depan Pelabuhan Senghie Pontianak sekira jam 05.48 Wib usai tujuh hari pencarian
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Setelah melakukan pencarian hilangnya Yopi yakni santri Pondok Pesantren Mahazirul Haq yang juga motoris sampan kato, akhirnya tim SAR Gabungan ditemukan sudah tak bernyawa di Sungai Kapuas sekitar kawasan Pelabuhan Senghie kota Pontianak pada Kamis 3 November 2022.
Dalam rilis resmi dari Polres Kubu Raya, Yopi sang motoris yang sekaligus seorang santri mengangkut 15 santri dalam wisata susur sungai Kapuas menggunakan sampan kato, namun tiba-tiba sampan tersebut hilang kendali dan terbalik akibat gelombang besar speedboat dari arah pontianak menuju kubu raya, tepatnya di Sungai Kapuas Desa Sungai Raya, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya pada Jumat sekira jam 09.30 Wib.
Kasubsi Penmas Polres Kubu Raya Aipda Ade mengatakan penemuan tersebut, Yopi motoris speedboat kato ditemukan di depan Pelabuhan Senghie Pontianak sekira jam 05.48 Wib usai tujuh hari pencarian di sekitaran Sungai Kapuas Desa Sungai Raya, Kecamatan Sungai Raya.
• Pastikan Kesiapan Venue dan Pengamanan Pelaksanaan MTQ ke XXX Kalbar di Ketapang
"Penemuan Korban atas laporan oleh warga setempat yang menginformasikan adanya sesosok manusia yang mengambang di tengah sungai tepatnya di depan pelabuhan senghie pontianak atau 3 nautical mile dari lokasi kejadian, ungkap Ade.
Dikatakannya lagi, Dengan adanya laporan tersebut pihak Kepolisian bersama Basarnas, Potensi SAR Damkar Borneo, Relawan Siap, Ponpes Mazahirul Haaq, Masyarakat dan Keluarga korban bergerak menuju lokasi penemuan dan melakukan evakuasi jenazah Yopi,"katanya
“Selanjutnya Jenazah Yopi diserahkan kepada pihak keluarga dan rencananya akan dibawa ke pondok Pesantren Mashahirul Haq untuk dimakamkan,"kata Kasubsi Penmas Polres Kubu Raya.
Aipda Ade mengatakan Polres Kubu Raya mengucapkan terimakasih kepada warga yang telah membantu dalam pencarian jenazah Yopi dari awal hingga diketemukan, mari kita doakan semoga korban diberikan tepat yang terbaik disisi Tuhan Yang Maha Esa dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan.
Kisah Heroik Yopi
Kisah heroik Yopi Pranata, korban sampan kato yang tenggelam disekitaran perairan Jembatan Kapuas II Sungai Kapuas.
Diketahui ia dinyatakan hilang dalam insiden tenggelamnya sebuah sampan sato yang bermuatan 16 orang santri pada Jumat, 27 Oktober 2022 kemarin.
Salah seorang warga yang menyaksikan insiden tersebut, dan pertama kali melaporkan kepada pihak Kepolisian, menjelaskan bahwa pada saat kejadian Yopi awalnya berupaya menyelamatkan rekan-rekan santri lainnya.
"Saya didepan, dengar orang-orang teriak, anak saya anak saya, habis itu saya langsung lapor ke Brimob," ucap warga yang enggan disebutkan namanya tersebut.
Meski sempat dibantu warga sekitar dengan sejumlah kapal, Namun, akibat kelelahan Yopi pun tenggelam pada Insiden tersebut, tanpa disadari oleh rekan-rekannya atau warga yang memberikan bantuan pada saat kejadian.
"Dia nolong anak kecil dulu, begendong sana sini, ada anak kecil. Mungkin dia memang nolong adek-adek nya dulu, habis itu udah ndak mampu agik," ucap warga tersebut.
"Habis itu ada 3 kapal lain yang bantu, cuman ndak ketahuan kalau dia tenggelam," jelasnya.
Bahkan warga tersebut mengatakan salah seorang santri yang ditolong Yopi, menyebutkan bahwa saat menolong dirinya Yopi sempat meminta untuk dilepaskan, dikarenakan sudah kehabisan tenaga.
"Dia sempat bilang lepaskan abang, abang sudah ndak mampu," ucap warga tersebut.
Sampai berita ini diterbitkan, Yopi Pranata belum juga ditemukan, pihak Kepolisian dan Tim SAR Gabungan masih terus melakukan upaya-upaya pencarian.
Kendala Pencarian
Kasi Operasi dan Siaga Kantor SAR Pontianak Eryk Subariyanto, menjelaskan selama berlangsungnya pelaksanaan operasi memang mengalami beberapa kendala yang dihadapi oleh tim SAR gabungan.
"Pada saat penyelaman tim terkendala dengan kencangnya arus yang berada di aliran Sungai Kapuas," katanya saat dikonfimasi pada Kamis 3 November 2022.
"Karena memang pada saat kejadian kondisi debit air di Sungai Kapuas lumayan cukup tinggi dikarenakan intensitas curah hujan yang tinggi pada saat kejadian," tambahnya.
Kemudian pada saat penyisiran tim SAR gabungan juga terkendala oleh kondisi cuaca ekstrem yang terjadi dengan curah hujan yang cukup tinggi.
"Pada saat penyisiran kita juga terkendala kondisi cuaca yang memang dominan pada saat pelaksanaan cenderung terjadi hujan dan itu juga menjadi salah satu kendala kita," jelasnya.
Namun, ia juga mengatakan setelah melaksanakan pencarian hingga hari ke tujuh, korban berhasil ditemukan di sekitar pelabuhan senghie atau 3 nautical mile dari lokasi kejadian.
Selain itu, ia juga mengatakan adanya suhu cuaca yang cukup dingin sehingga diperkirakan korban tertahan lama didalam air, dan baru muncul ke permukaan.
"Dikarenakan kondisi cuaca dan kondisi air yang cukup dingin beberapa hari ini yang menyebabkan mungkin posisi korban baru hari ini naik dipermukaan, di sekitar pelabuhan senghie," jelasnya.
Dibawa ke Bengkayang
Setelah melakukan evakuasi, korban kemudian diserahkan kepada anggota keluarga yang sedang menantikan kabar ini sejak malam pertama pencarian.
"Setelah dievakuasi, korban kami (tim SAR gabungan) serahkan kepada anggota keluarga," kata Yopi.
Saat berada di lokasi, tampak anggota keluarga dan sejumlah santri sudah berkumpul, siap menyambut kedatangan korban.
Selain itu, korban tampak masih berada di kantong jenazah milik tim SAR dan akan dilakukan permandian jenazah.
Sebelum dilakukan permandian tersebut, pihak keluarga juga sempat menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang sudah turut serta dalam proses pencarian.
"Saya mewakili keluarga besar, memohon untuk dibukakan pintu maafnya dan mohon dimaklumi mungkin ada bahasa-bahasa yang kurang berkenan, kami mohon maaf," kata salah satu perwakilan keluarga dengan menggunakan pengeras suara.
Selanjutnya ia juga menyampaikan, korban akan dibawa ke Desa Karimunting, Kabupaten Bengkayang usai dilakukan pemandian jenazah.
"Insyaallah jenazah ini akan saya bawa ke desa Karimunting setelah kita mandikan," katanya.