Khazanah Islam

Arti dan Penjelasan Syajaah, Kepribadian yang Harus Dimiliki oleh Muslim yang Taat

syajaah adalah keteguhan hati, kekuatan pendirian untuk membela dan mempertahankan kebenaran secara berani dan terpuji.

Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK/Kolase/Dan
Secara bahasa syajaah berarti berani atau gagah. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kesejatian dalam diri seorang Muslim terdapat sebuah ketangguhan dan keberanian.

Berani mengambil keputusan dan tangguh menghadapi segala konsekuensi dari keputusan yang diambil.

Sikap berani atau ketangguhan di dalam Islam biasa disebut dengan istilah syajaah.

Apa Arti Istigfar? Cara Memohon Ampunan pada Allah SWT

Secara bahasa syajaah berarti berani atau gagah.

Menurut istilah, syajaah adalah keteguhan hati, kekuatan pendirian untuk membela dan mempertahankan kebenaran secara berani dan terpuji.

Keberanian itu dibutuhkan dalam kehidupan.

Jika ingin menegakkan kebenaran dibutuhkan syajaah.

Untuk mencegah kemungkaran sangat dibutuhkan sifat syajaah.

Oleh karena itu, sifat syajaah harus selalu diasah agar selalu siap ketika dibutuhkan.

Secara etimologi kata al-syaja’ah berarti `Berani antonimnya dari kata al-jabn yang berarti pengecut.

Kata itu digunakan untuk menggambarkan kesabaran di medan perang.

Sisi positif dari sikap berani yaitu mendorong seorang muslim untuk melakukan pekerjaan berat dan mengandung resiko dalam rangka membela kehormatannya.

Tetapi sikap ini bila tidak digunakan sebagaimana mestinya menjerumuskan seorang muslim kepada kehinaan.

Selain itu syajaah (berani) bukanlah semata-mata berani berkelahi di medan laga.

Akan tetapi suatu sikap mental seseorang, dapat menguasai jiwanya dan berbuat menurut semestinya.

berani terhadap sesuatu bukan berarti hilangnya rasa takut menghadapinya.

Baca juga: Apa Arti Istigfar? Cara Memohon Ampunan pada Allah SWT

Keberanian dinilai dari tindakan yang berorientasi kepada aspek maslahat dan tanggungjawab dan berdasarkan pertimbanngan maslahat.

Jadi berani adalah: ”sikap dewasa dalam menghadapi kesulitan atau bahaya ketika mengancam. Orang yang melihat kejahatan, dan khawatir terkena dampaknya, kemudian menentang maka itulah pemberani.

Orang yang berbuat maksimal sesuai statusnya itulah pemberani (al-syaji’), al-syaja’ah(berani) bukan sinonim ’adam al-khauf (tidak takut sama sekali).

Syaja’ah dapat dibagi menjadi dua macam :

1) Syaja’ah harbiyah, yaitu keberanian yang kelihatan atau tampak, misalnya keberanian dalam medan tempur di waktu perang.

2) Syaja’ah nafsiyah, yaitu keberanian menghadapi bahaya atau penderitaan dan
menegakkan kebenaran.

Hal yang termasuk syaja’ah nafsiyah adalah sebagai berikut :

a) As-Sarahah fi al-haq (terus terang dalam kebenaran), tidak plin-plan (sesekali mengatakan begini dan pada waktu lainnya mengatakan begitu)

b) Kitman al-sirr (menyembunyikan rahasia, tidak membukanya apalagi menyebarluaskan). Apapun yang dia hadapi dalam menyimpan rahasia itu, ia tetap mempertahankannya, sepatahpun tidak mengatakannya.

c) Al-I’tiraf bi al-khata’ (mengakui kesalahan), tidak lempar batu sembunyi tangan, menutupi kesalahan apalagi mengemasnya dengan kemasan-kemasan kebenaran.

d) Al-Insaf min al-nafs (objektif terhadap diri sendiri), hati boleh panas, telinga boleh merah, tetapi akal pikiran tetap jernih, dan memilih cara mengekspresikan kemarahannya dalam bentuk yang paling tepat. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Disclaimer : Isi redaksi dan pembahasan materi diatas dilansir dari buku siswa Madrasah Aliyah (MA/SMA) Terbitan Kementerian Agama tahun 2020.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved