Khazanah Islam
Surah Al Mulk Lengkap Latin dan Terjemahanya, Surah yang Punya Fadilah untuk Syafaat di Hari Akhir
Membacanya secara rutin , bisa menjadi jalan untuk mendapatkan Syafaat di hari akhir alias akhirat kelak.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Surah Al Mulk merupakan surah ke-67 dalam alquran.
Ada banyak keutamaan jika mengamalkan Surah Al Mulk setelah selesai shalat magrib pada malam Jumat.
Surah Al Mulk adalah satu di antara Surah istimewa yang terdapat dalam Alquran.
Membacanya secara rutin , bisa menjadi jalan untuk mendapatkan Syafaat di hari akhir alias akhirat kelak.
• Arti Berdoa Menurut Bahasa Serta Tata Cara Saat Memunajatkan Doa
Keutamaan membaca Surah Al Mulk tersebut dapat dilihat dalam beberapa keterangan Hadist Rasulullah Nabi Muhammad SAW.
Satu di antaranya yakni :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « سُورَةٌ مِنَ الْقُرْآنِ ثَلاَثُونَ آيَةً تَشْفَعُ لِصَاحِبِهَا حَتَّى يُغْفَرَ لَهُ {تَبَارَكَ الَّذِى بِيَدِهِ الْمُلْكُ}. وفي رواية: فأخرجته من النار و أدخلته الجنة » حسن رواه أحمد وأصحاب السنن.
Artinya:
"Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Satu surat dalam Alquran (yang terdiri dari) tiga puluh ayat (pada hari kiamat) akan memberi syafaat (dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala) bagi orang yang selalu membacanya (dengan merenungkan artinya) sehingga Allah mengampuni (dosa-dosa)nya, (yaitu surat Al-Mulk): “Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan/kekuasaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”. Dalam riwayat lain: “…sehingga dia dikeluarkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga.” (HR. Abu Dawud , At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, dan Al-Hakim)
Dengan keistimewaan itu, dianjurkan merutinkan amalan membaca Surah Al Mulk .
Satu di antaranya pada petang hari menuju malam .
Atau setelah Sholat Maghrib setiap harinya.
Berikut ini Surah Al Mulk Lengkap Latin dan Terjemahanya.
تَبَ رَكَ ٱلَّذِى بِيَدِهِ ٱلْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Arab-Latin: tabārakallażī biyadihil-mulku wa huwa ‘alā kulli syai`ing qadīr
Artinya: 1. Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya-lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,
ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَو ةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفُورُ
allażī khalaqal-mauta wal- ayāta liyabluwakum ayyukum a sanu ‘amalā, wa huwal-‘azīzul-gaf r
2. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,
ٱلَّذِى خَلَقَ سَبْعَ سَمَ وَ تٍ طِبَاقًا ۖ مَّا تَرَى فِى خَلْقِ ٱلرَّحْمَ نِ مِن تَفَ وُتٍ ۖ فَٱرْجِعِ ٱلْبَصَرَ هَلْ تَرَى مِن فُطُورٍ
allażī khalaqa sab’a samāwātin ibāqā, mā tarā fī khalqir-ra māni min tafāwut, farji’il-ba ara hal tarā min fu r
3. Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?
ثُمَّ ٱرْجِعِ ٱلْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنقَلِبْ إِلَيْكَ ٱلْبَصَرُ خَاسِئًا وَهُوَ حَسِيرٌ
ummarji’il-ba ara karrataini yangqalib ilaikal-ba aru khāsi`aw wa huwa asīr
4. Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.
وَلَقَدْ زَيَّنَّا ٱلسَّمَا ءَ ٱلدُّنْيَا بِمَصَ بِيحَ وَجَعَلْنَ هَا رُجُومًا لِّلشَّيَ طِينِ ۖ وَأَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ ٱلسَّعِيرِ
wa laqad zayyannas-samā`ad-dun-yā bima ābī a wa ja’alnāhā ruj mal lisy-syayā īni wa a’tadnā lahum ‘ażābas-sa’īr
5. Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.
وَلِلَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ ۖ وَبِئْسَ ٱلْمَصِيرُ
wa lillażīna kafar birabbihim ‘ażābu jahannam, wa bi`sal-ma īr
6. Dan orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, memperoleh azab Jahannam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.
إِذَا أُلْقُوا فِيهَا سَمِعُوا لَهَا شَهِيقًا وَهِىَ تَفُورُ
iżā ulq fīhā sami’ lahā syahīqaw wa hiya taf r
7. Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak,
تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ ٱلْغَيْظِ ۖ كُلَّمَا أُلْقِىَ فِيهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيرٌ
takādu tamayyazu minal-gaī , kullamā ulqiya fīhā faujun sa`alahum khazanatuhā a lam ya`tikum nażīr
8. hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: “Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?”
قَالُوا بَلَى قَدْ جَا ءَنَا نَذِيرٌ فَكَذَّبْنَا وَقُلْنَا مَا نَزَّلَ ٱللَّهُ مِن شَىْءٍ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا فِى ضَلَ لٍ كَبِيرٍ
qāl balā qad jā`anā nażīrun fa każżabnā wa qulnā mā nazzalallāhu min syai`in in antum illā fī alāling kabīr
9. Mereka menjawab: “Benar ada”, sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, maka kami mendustakan(nya) dan kami katakan: “Allah tidak menurunkan sesuatupun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar”.
وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِى أَصْحَ بِ ٱلسَّعِيرِ
wa qāl lau kunnā nasma’u au na’qilu mā kunnā fī a - ābis-sa’īr
10. Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala”.
فَٱعْتَرَفُوا بِذَن بِهِمْ فَسُحْقًا لِّأَصْحَ بِ ٱلسَّعِيرِ
Arab-Latin: fa’taraf biżambihim, fa su qal li`a - ābis-sa’īr
Artinya: 11. Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.
إِنَّ ٱلَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُم بِٱلْغَيْبِ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ
innallażīna yakhsyauna rabbahum bil-gaibi lahum magfiratuw wa ajrung kabīr
12. Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya Yang tidak nampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar.
وَأَسِرُّوا قَوْلَكُمْ أَوِ ٱجْهَرُوا بِهِ ۖ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ
wa asirr qaulakum awij-har bih, innah ‘alīmum biżāti - ud r
13. Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.
أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ ٱللَّطِيفُ ٱلْخَبِيرُ
alā ya’lamu man khalaq, wa huwal-la īful-khabīr
14. Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?
هُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلْأَرْضَ ذَلُولًا فَٱمْشُوا فِى مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِن رِّزْقِهِ ۖ وَإِلَيْهِ ٱلنُّشُورُ
huwallażī ja’ala lakumul-ar a żal lan famsy fī manākibihā wa kul mir rizqih, wa ilaihin-nusy r
15. Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.
ءَأَمِنتُم مَّن فِى ٱلسَّمَا ءِ أَن يَخْسِفَ بِكُمُ ٱلْأَرْضَ فَإِذَا هِىَ تَمُورُ
a amintum man fis-samā`i ay yakhsifa bikumul-ar a fa iżā hiya tam r
16. Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?,
أَمْ أَمِنتُم مَّن فِى ٱلسَّمَا ءِ أَن يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا ۖ فَسَتَعْلَمُونَ كَيْفَ نَذِيرِ
am amintum man fis-samā`i ay yursila ‘alaikum ā ibā, fa sata’lam na kaifa nażīr
17. atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku?
وَلَقَدْ كَذَّبَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ فَكَيْفَ كَانَ نَكِيرِ
wa laqad każżaballażīna ming qablihim fa kaifa kāna nakīr
18. Dan sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasul-Nya). Maka alangkah hebatnya kemurkaan-Ku.
أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى ٱلطَّيْرِ فَوْقَهُمْ صَ فَّ تٍ وَيَقْبِضْنَ مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلَّا ٱلرَّحْمَ نُ إِنَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ بَصِيرٌ
a wa lam yarau ila - airi fauqahum āffātiw wa yaqbi n, mā yumsikuhunna illar-ra mān, innah bikulli syai`im ba īr
19. Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu.
أَمَّنْ هَ ذَا ٱلَّذِى هُوَ جُندٌ لَّكُمْ يَنصُرُكُم مِّن دُونِ ٱلرَّحْمَ نِ إِنِ ٱلْكَ فِرُونَ إِلَّا فِى غُرُورٍ
am man hāżallażī huwa jundul lakum yan urukum min d nir-ra mān, inil-kāfir na illā fī gur r
20. Atau siapakah dia yang menjadi tentara bagimu yang akan menolongmu selain daripada Allah Yang Maha Pemurah? Orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah dalam (keadaan) tertipu.
أَمَّنْ هَ ذَا ٱلَّذِى يَرْزُقُكُمْ إِنْ أَمْسَكَ رِزْقَهُ بَل لَّجُّوا فِى عُتُوٍّ وَنُفُورٍ
Arab-Latin: am man hāżallażī yarzuqukum in amsaka rizqah, bal lajj fī ‘utuwwiw wa nuf r
Artinya: 21. Atau siapakah dia yang memberi kamu rezeki jika Allah menahan rezeki-Nya? Sebenarnya mereka terus menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri?
أَفَمَن يَمْشِى مُكِبًّا عَلَى وَجْهِهِ أَهْدَى أَمَّن يَمْشِى سَوِيًّا عَلَى صِرَ طٍ مُّسْتَقِيمٍ
a fa may yamsyī mukibban ‘alā waj-hihī ahdā am may yamsyī sawiyyan ‘alā irā im mustaqīm
22. Maka apakah orang yang berjalan terjungkal di atas mukanya itu lebih banyak mendapatkan petunjuk ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus?
قُلْ هُوَ ٱلَّذِى أَنشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَ رَ وَٱلْأَفْـ ِدَةَ ۖ قَلِيلًا مَّا تَشْكُرُونَ
qul huwallażī ansya`akum wa ja’ala lakumus-sam’a wal-ab āra wal-af`idah, qalīlam mā tasykur n
23. Katakanlah: “Dialah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati”. (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.
قُلْ هُوَ ٱلَّذِى ذَرَأَكُمْ فِى ٱلْأَرْضِ وَإِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
qul huwallażī żara`akum fil-ar i wa ilaihi tu syar n
24. Katakanlah: “Dialah Yang menjadikan kamu berkembang biak di muka bumi, dan hanya kepada-Nya-lah kamu kelak dikumpulkan”.
وَيَقُولُونَ مَتَى هَ ذَا ٱلْوَعْدُ إِن كُنتُمْ صَ دِقِينَ
wa yaq l na matā hāżal-wa’du ing kuntum ādiqīn
25. Dan mereka berkata: “Kapankah datangnya ancaman itu jika kamu adalah orang-orang yang benar?”
قُلْ إِنَّمَا ٱلْعِلْمُ عِندَ ٱللَّهِ وَإِنَّمَا أَنَا نَذِيرٌ مُّبِينٌ
qul innamal-‘ilmu ‘indallāhi wa innamā ana nażīrum mubīn
26. Katakanlah: “Sesungguhnya ilmu (tentang hari kiamat itu) hanya pada sisi Allah. Dan sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan”.
فَلَمَّا رَأَوْهُ زُلْفَةً سِي ـ َتْ وُجُوهُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا وَقِيلَ هَ ذَا ٱلَّذِى كُنتُم بِهِ تَدَّعُونَ
fa lammā ra`auhu zulfatan sī`at wuj hullażīna kafar wa qīla hāżallażī kuntum bihī tadda’ n
27. Ketika mereka melihat azab (pada hari kiamat) sudah dekat, muka orang-orang kafir itu menjadi muram. Dan dikatakan (kepada mereka) inilah (azab) yang dahulunya kamu selalu meminta-mintanya.
قُلْ أَرَءَيْتُمْ إِنْ أَهْلَكَنِىَ ٱللَّهُ وَمَن مَّعِىَ أَوْ رَحِمَنَا فَمَن يُجِيرُ ٱلْكَ فِرِينَ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
qul ara`aitum in ahlakaniyallāhu wa mam ma’iya au ra imanā fa may yujīrul-kāfirīna min ‘ażābin alīm
28. Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku jika Allah mematikan aku dan orang-orang yang bersama dengan aku atau memberi rahmat kepada kami, (maka kami akan masuk surga), tetapi siapakah yang dapat melindungi orang-orang yang kafir dari siksa yang pedih?”
قُلْ هُوَ ٱلرَّحْمَ نُ ءَامَنَّا بِهِ وَعَلَيْهِ تَوَكَّلْنَا ۖ فَسَتَعْلَمُونَ مَنْ هُوَ فِى ضَلَ لٍ مُّبِينٍ
qul huwar-ra mānu āmannā bihī wa ‘alaihi tawakkalnā, fa sata’lam na man huwa fī alālim mubīn
29. Katakanlah: “Dialah Allah Yang Maha Penyayang kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya-lah kami bertawakkal. Kelak kamu akan mengetahui siapakah yang berada dalam kesesatan yang nyata”.
قُلْ أَرَءَيْتُمْ إِنْ أَصْبَحَ مَا ؤُكُمْ غَوْرًا فَمَن يَأْتِيكُم بِمَا ءٍ مَّعِينٍ
qul ara`aitum in a ba a mā`ukum gauran fa may ya`tīkum bimā`im ma’īn
30. Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?”. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News