Lokal Populer
Kopi Liberika KKU Sebagai Best Alternative Coffee In the World 2022, Bupati Citra Akui Bangga
Kopi liberika Kayong Utara, berhasil memenangkan kategori Best Alternative Coffee In the World 2022 dari 15 produsen Kopi dari berbagai negara
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Bupati Kayong Utara, Citra Duani menyaksikan secara daring penerimaan penghargaan pada Kompetisi World Coffee Challange 2020 Spanyol, yang diterima secara langsung oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Paris, Prancis.
Kopi liberika Kayong Utara, berhasil memenangkan kategori Best Alternative Coffee In the World 2022 dari 15 produsen Kopi dari berbagai negara.
Hal ini membanggakan, terutama Citra Duani yang mendengar kabar ini sebagai pemimpin daerah di Kabupaten Kayong Utara.
“Ini bersejarah bagi Kayong Utara, dimana kopi khas tanah kayong mendapatkan tempat terhormat di jajaran kopi internasional yang memiliki ciri khasnya sendiri,” ujarnya.
Atas hal ini, Citra Duani menyampaikan ucapan terima kasih kepada PT. Selera Indah Perdana (Jakarta) yang telah mengikutsertakan Kopi Liberica Kayong Utara pada pameran International Termatalia 2022 di Ourense, (Spanyol) dan Kojal Coffee Plantation yang telah banyak membantu petani serta memperkenalkan kopi kayong di berbagai event.
“Kemenangan ini saya dedikaskan kepada seluruh pihak yang telah membantu memperkenalkan kopi Liberica Kayong Utara, khususnya para petani Kopi Liberica,” ujarnya.
“Mata dunia Kopi tertuju pada desa Podorukun, Kecamatan Seponti Kabupaten Kayong Utara yang telah konsisten selama 10 tahun ini untuk membudidayakan Kopi Liberica,” tambah Citra Duani.
Selanjutnya, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Indonesia untuk Prancis Mohamad Oemar mengucapkan Selamat kepada Kabupaten Kayong Utara atas penghargaan yang diterimanya, ia juga berpesan kepada seluruh penggiat kopi ditanah air untuk meningkatkan kualitas dan nilai kopi di Indonesia.
Prancis bukan pasar terbesar export kopi indonesia, tetapi Prancis sebagai barometer kopi berkualitas di dunia.
“Untuk itu saya harap penggiat kopi di Indonesia untuk terus termotivasi untuk meningkatkan kualitas dan nilai untuk menjadi kopi terbaik di dunia,” jelasnya.
Potensi Kopi Liberika
Provinsi Kalimantan Barat memiliki berbagai jenis biji kopi. Diantaranya jenis Kopi Liberika yang ternyata banyak diminati pasar di luar Kalbar, bahkan permintaan datang dari Mancanegara.
Tentu ini menjadi peluang pasar bagi petani Kalbar, dan juga UMKM yang ingin menjual biji kopi, dan bubuk kopi yang telah diolah untuk dikenalkan ke Luar Kalbar, seperti yang dilakukan oleh 101 Coffee House Pontianak, yang berada di Jalan Ujung Pandang Pontianak.
101 Coffee House asal Pontianak ini telah mengirim pesanan bubuk kopi ke beberapa negara. Mulai dari pengiriman di lokal Kalbar, lalu daerah nusantara seperti di Bogor, Batam, bahkan pernah sudah sampai ke luar negeri yakni Australia, Taiwan, dan Inggris, serta Amerika.
Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan Usaha Kecil Dinas Koperasi, UKM Provinsi Kalbar, Ayub Barombo menyampaikan banyak orang diluar Kalbar yang tertarik dengan Kopi Liberika asal Kalbar.
Bahkan turis mancanegara tertarik dengan jenis kopi Kalbar dan memberikan apresiasi tinggi, ketika 101 Coffee House ikut pameran di Bali beberapa waktu lalu.
"Turis yang datang pada pameran di Bali, mereka mengatakan harga kopi yang dijual terlalu rendah saat ada UMKM Kalbar yakni 101 coffee house mengikuti pameran di Bali,"ujarnya di Pendopo Gubernur, Kamis 15 September 2022.
Ia mengatakan jenis kopi Kalbar memiliki cirikhas tersendiri yang tersebar di berbagai daerah di Kalbar.
Diantaranya, 101 Coffee House hadirkan Bubuk Kopi Liberika hasil Petani Kalimantan Barat yang telah dijual hingga mancanegara. Selain Roastery, 101 Coffee House juga membuka coffeshop, di Jalan Ujung Pandang Pontianak.
Restu Dharmawan sebagai Barista dan Roaster dari 101 Coffee House di Pontianak menyampaikan Permintaan yang datang dari luar Kalbar cukup banyak.
"Hanya saja untuk yang pengiriman luar negara masih secara personal. Kadang mereka minta pengiriman kopi skala besar , tapi kita belum punya stok dengan skala besar untuk dijual ke luar negeri," ujar Restu.
Terkait kendala pada stok kopi Liberika yang masih sedikit. Maka sejak 2019, 101 Coffee House melakukan kerjasama dengan beberapa petani di Sambas , lalu di 2022 dengan petani di Rasau, Kubu Raya untuk memenuhi stok kopi dengan kualitas kopi sesuai keinginan dan standar dari 101 Coffee House.
“Jenis kopi di Kalbar yang kita ambil dari beberapa desa di Sambas, Rasau untuk jenis kopi Liberika . Lalu ada Jenis kopi Robusta dari Punggur, dan Kubu Raya,”ujarnya.
Sejauh ini, yang menjadi ciri khas dari 101 Coffee House adalah kopi Liberika, dengan jenis kopi rendah cafein. Berbeda dengan jenis kopi robusta lainnya.
“Kalau kopi lain mau dibuat rendah cafein supaya aman untuk lambung perlu proses lagi. Kalau kita tidak perlu lagi karena Liberika ini sudah rendah cafein,”ungkapnya.
Ia mengatakan setiap bulan stok yang disiapkan sebanyak 20 -30 kg untuk kualitas kopi yang sesuai keinginan dari 101 Coffee House Pontianak.
“Tapi kalau untuk kualitas kopi yang umum banyak , tapi kita ingin kualitas kopi dari petani bagus sehingga mengangkat nama daerah,”jelasnya.
Bahkan saat Pameran di Bali, dikatakannya banyak turis menyambut baik dan kopi racikan 101 Coffe House juga diterima ditengah masyarakat.
“Jadi banyak yang heran per 250 gram kita hanya jual dengan harga Rp 55 ribu, yang dianggap masih rendah menurut para turis,”ujarnya.
101 coffee house selain Roastery juga membuka coffeshop , di Jalan Ujung Pandang Pontianak.
“Selain itu kita juga melakukan training, dimana sudah selama 3 tahun kita lakukan trainer dari Disnakertrans untuk barista, sampai Disdik Mempawah untuk SKB Barista bahkan sampai pada kompetensi Barista,”ujarnya.
Dimana untuk proses roastery sendiri dilakukan di 101 Coffe House di Jalan Ujung Pandang, Pontianak.
Uniknya untuk roaster kopi yang dilakukan mengunakan software yang memudahkan untuk melihat datanya.
“Sehingga kita mudah untuk merekayasa maupun mereplikasi misal ada kurang asamnya, nah bisa dilihat dititik mana yang harus dikejar,”ujarnya.
Restu juga menyampaikan bahwa ada permintaan sekitar 10 kg kopi liberika dari Jawa Barat. Namun masih kendala pada stok kopi yang masih terbatas.
Ia juga menyampaikan 101 Coffee House sangat membuka diri untuk kerjasama dengan berbagai pihak bahkan petani kopi di Kalbar, untuk menghasilkan kopi yang berkualitas.