Denmark Open

Herry IP Buka Suara Soal Performa Fajar/Rian dan Bagas/Fikri Jelang Denmark dan French Open 2022

Menurut Herry IP, pencapaian pasangan peringkat keenam dunia itu setelah All England, Swiss Open hingga sekarang cukup positif.

JUNG YEON-JE / AFP
Fajar Alfian (kiri) dan Muhammad Rian Ardianto (kanan) bermain melawan pasangan Indonesia Muhammad Shohibul Fikri dan Bagas Maulana pada pertandingan semifinal ganda putra di Kejuaraan Bulu Tangkis Korea Terbuka di Suncheon pada 9 April 2022. Herry IP bicara soal performa Fajar/Rian 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Pelatih ganda putra Indonesia, Herry IP bicara soal performa Fajar/Rian dan Bagas/Fikri jelang French dan Denmark Open 2022.

Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto tahun ini menjuarai Swiss Open 2022, runner-up Korea Open 2022, semifinal Kejuaraan Asia, runner-up Thailand Open 2022, Juara Indonesia Masters 2022, dan mencapai perempat final Indonesia Open 2022.

Selain itu, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto menjadi runner-up Malaysia Open, juara Malaysia Masters, runner-up Singapore Open 2022, dan medali perunggu Kejuaraan Dunia 2022.

Namun Fajar/Rian belum mendapat gelar di turnamen BWF Super 500 ke atas.

Pelatih ganda putra Indonesia, Herry IP menghargai pencapaian anak asuhnya itu.

Ia pun meyakini proses yang telah dijalani oleh Fajar/Rian.

Total Hadiah Turnamen Badminton French Open 2022, Turnamen Super 750 Setelah Denmark Open 2022

"Saya percaya semua butuh proses. Kalau menurut saya, turnamen besar, kecil sama. Saat pretandingan juga lawannya sama. Cuma bedanya kan titel, motivasinya atau gelarnya. Kalau Kejuaraan Dunia dan Japan Open musuhnya sama," kata Herry IP dilansir dari BolaSport.com.

"Malah ada beberapa pemain yang tidak ikut kejuaraan dunia lalu ikut Japan Open dan diuntungkan. Jadi lebih hemat tenaga. Kalau menurut saya, Fajar/Rian menunggu waktu saja sebentar lagi karena progress-nya cukup baik," ucap sang pelatih.

Menurut Herry IP, pencapaian pasangan peringkat keenam dunia itu setelah All England, Swiss Open hingga sekarang cukup positif.

"Ganda putra Indonesia yang sering ke final adalah Fajar/Rian. Saya selalu optimis buat mereka. Orang bilang soal mental, kalau saya bilang tinggal tunggu waktu saja bisa mencapai target apa yang diinginkan," kata Herry IP.

Sedangkan untuk Bagas/Fikri, menurut Herry IP memang karena faktor usia sehingga perlu lebih konsisten.

Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana, belum mencapai performa terbaik setelah menjuarai All England Open 2022.

Setelah meraih titel juara All England 2022, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana belum berhasil melangkah jauh pada turnamen yang mereka ikuti.

Hasil Drawing French Open 2022: 3 Pebulutangkis Indonesia Dapat Lawan yang Sama di Denmark Open 2022

Muhammad Shohibul Fikri (depan) dan Bagas Maulana (belakang) bermain melawan pemain Korea Selatan Jin Yong dan Na Sung-seung dalam pertandingan perempat final ganda putra di Kejuaraan Bulu Tangkis Korea Terbuka di Suncheon pada 8 April 2022. Herry IP buka suara soal performa duet Bakri ini
Muhammad Shohibul Fikri (depan) dan Bagas Maulana (belakang) bermain melawan pemain Korea Selatan Jin Yong dan Na Sung-seung dalam pertandingan perempat final ganda putra di Kejuaraan Bulu Tangkis Korea Terbuka di Suncheon pada 8 April 2022. Herry IP buka suara soal performa duet Bakri ini (Jung Yeon-je / AFP)

Dalam 11 turnamen individu terakhir yang mereka ikuti, hanya dua kali Fikri/Bagas mencapai perempat final.

Dari tiga turnamen terakhir, termasuk Kejuaraan Dunia 2022, mereka selalu tumbang pada pertandingan babak pertama mereka.

"Inilah ciri-cirinya pemain muda. Jujur mungkin mereka terlalu cepat naik dan juara All England. Jadi mereka mungkin belum siap dengan pressure harus untuk menang lagi," kata pelatih ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi (Herry IP) ditemui BolaSport.com di pelatnas Cipayung, Jakarta.

"Tetapi, saya sudah pernah bilang memang kalau pemain muda grafiknya turun-naik. Contohnya, Fajar/Rian saja mulai naik setelah umur 26 tahun ke atas. Proses itu harus dilewati, tidak bisa langsung," ucap Herry.

"Memang kalau dibandingkan dengan Minions (Marcus/Kevin), mereka berbeda lebih spesial. Dari awal mereka sudah mantap, sudah matang. Setiap pemain individu tidak bisa dipukul rata sama karena masing-masing punya karakter dan motivasi cara bermain."

"Tidak bisa pasangan pemain dipaksa mengikuti pemain C dan D. Jadi, kami harus pelajari karakternya. Kalau dipaksakan, ada risiko yang harus kita tanggung atau bayar. misalnya cedera." jelasnya.

Menurut Herry IP, setiap pemain background perkembangan fisiknya tidak sama.

"Yang penting, kita harus tahu. Semuanya butuh kesabaran. Semua juga inginnya cepat (juara). Saya juga pelatih inginnya cepat, tetapi kalau dipaksakan ada risiko yang kami tanggung harus kami pikirkan lagi," tutur Herry IP

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Sumber: BolaSport.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved