Khazanah Islam
Berpuasa Saat Maulid Nabi Muhammad? Ulama Jelaskan Jenis Puasa Sunnah yang Dianjurkan
Sebagai pengikut ajaran Muhammad sudah tentu wajib ingin memberikan ‘cinta’ kepada Nabi Muhammad di bulan Rabiul Awal.
TRIBUNOPONTIANAK.CO.ID - Apakah Ada anjuran untuk menunaikan puasa pada hari kelahiran Nabi Muhammad SAW atau Maulid.
Peringatan Maulid jatuh pada 12 bulan Rabiul Awal dan tahun ini bertepatan pada Sabtu 8 September 2022
Semasa hidup Nabi Muhammad, Berpuasa merupakan satu di antara amalan yang sering dilakukan.
Sebagai pengikut ajaran Muhammad sudah tentu wajib ingin memberikan ‘cinta’ kepada Nabi Muhammad di bulan Rabiul Awal.
• BACAAN Doa Buka Puasa Sunnah Bulan Rabiul Awal atau Bulan Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Satu di antaranya dengan menjalankan ibadah puasa.
Lantas apakah berpuasa Sunnah saat Maulid Nabi dibolehkan atau bagaimana hukumnya.
Ustaz Hengky Ferdiansyah, Lc. MA pun menjelaskan terkait puasa di bulan maulid Nabi ini.
Menurutnya secara spesifik memang tidak ada istilah puasa maulid Nabi. Tapi bukan berarti tidak diperbolehkan untuk puasa.
“Saya udah baca fatwa darul Ifta Mesir, hukumnya boleh puasa di hari Nabi dilahirkan. Tapi memang tidak ada spesifik disebut ‘puasa maulid Nabi’,” papar Ustaz
Menurutnya memaparkan, kebolehan dalam puasa di bulan Maulid ini berdasarkan sebuah hadis yang menerangkan tentang rasa syukur atas kelahiran Nabi.
“Nabi ketika puasa pernah ditanya, kenapa puasa, kata beliau, saya puasa karena pada hari ini saya dilahirkan. Jadi beliau puasa sebagai bentuk rasa syukur. Nah kita boleh puasa pada hari itu, sebagai bentuk rasa syukur karena Nabi Muhammad SAW dilahirkan,” tambah Ustaz Hengky.
Penjelasan lain Ustadz Ammi Nur Baits.Nabi SAW melaksanakan puasa sunah hari senin, karena dua alasan,
1. Karena pada hari itu amal para hamba dilaporkan kepada Allah, dan beliau ingin ketika amal beliau dilaporkan, beliau dalam kondisi puasa.
2. Pada hari itu, Nabi saw dilahirkan dan diutus oleh Allah. Maka beliau puasa sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah.
Namun sekali lagi, puasa senin yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW itu, dikerjakan setiap pekan dan bukan setahun sekali atau selapan sekali. Sehingga ketika kita hendak mewujudkan rasa syukur seperti yang beliau lakukan, selayaknya puasa senin itu kita lakukan secara rutin.
Kedua, terdapat banyak puasa sunah yang dianjurkan dalam Islam. Dan secara umum, puasa sunah dalam islam dibagi menjadi dua:
1. Puasa Sunah Mutlak
Puasa sunah mutlak adalah puasa sunah yang dikerjakan tanpa dibatasi waktu maupun tempat tertentu. Artinya bisa dikerjakan kapanpun selama tidak bertepatan dengan hari terlarang puasa, seperti hari raya, hari tasyrik, hari Jumat saja, atau hari Sabtu saja.
2. Puasa Sunah Muqayad
Puasa sunah muqayad adalah puasa sunah yang dikerjakan pada hari tertentu, berdasarkan anjuran dari Nabi saw. Puasa ini ada yang tahunan, ada yang bulanan, dan ada yang mingguan. Seperti puasa Asyura di setiap tanggal 10 Muharam, puasa Arafah di setiap tanggal 9 Dzulhijjah, puasa Senin-Kamis setiap pekan, puasa hari putih (tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan), 6 hari di bulan Syawal, puasa Sya’ban, dst.
Dari sekian banyak puasa sunah muqayad yang Nabi saw tidak ada yang namanya puasa hari maulid.
Padahal Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan puasa tahunan. Demikian pula, tidak kita jumpai beliau atau para sahabat melaksanakan puasa di hari maulid.
Ini semua menunjukkan bahwa puasa maulid jatuh pada tanggal 12 rabi’ul awal, bukan termasuk puasa yang disyariatkan. Terlebih, para ulama ahli sejarah berbeda pendapat tentang tanggal lahirnya Nabi saw.
Kecuali jika tanggal 12 rabiul awal jatuh pada hari kamis atau senin, kita dianjurkan untuk melaksanakan puasa kamis, bukan karena hari maulid, namun karena hari tersebut adalah hari kamis.
Namun satu catatan, tidak boleh kita yakini, puasa hari kami saat ini memiliki nilai lebih atau keutamaan tambahan, karena alasan bertepatan dengan hari maulid Nabi Muhammad SAW. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News