Pemkab Sintang Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Alam Batingsor Hingga 26 September 2022

Keputusan Bupati Sintang tersebut sudah diedarkan ke seluruh kecamatan dan desa supaya mengantisipasi bencana alam batingsor agar dapat meminimalisir

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA/Dok. Polsek Binjai Hulu
Anggota Polsek Binjai Hulu membersihkan material reruntuhan plafon sekolah akibat terjangan puting beliung. Bencana angin puting beliung tidak hanya memporak-porandakan rumah penduduk dan fasilitas umum di Desa Binjai Hulu, Sintang, Kalimantan Barat. Akibat bencana tersebut, jaringan listrik padam hingga jaringan telekomunikasi terputus. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Pemerintah Kabupaten Sintang, Kalimatan Barat, menetapkan status tanggap darurat bencana alam banjir, angin puting beliung dan tanah longsor (Batingsor).

Penetapan ini berdasarkan surat Kepala Stasiun Meteorologi Tebelian Sintang yang memperkirakan curah hujan tinggi pada bulan Agustus sampai dengan September 2022 di Kabupaten Sintang.

Status tanggap darurat bencana alam batingsor berdasarkan keputusan Bupati Sintang yang dikeluarkan pada 26 Agustus 2022.

Status tanggap darurat bencana alam batingsor berlaku sejak 26 Agustus sampai dengan 26 September 2022.

"Sudah kita tetapkan tanggap darurat. Sebenarnya 2 minggu sebelumnya status siaga," kata Kepala BPBD Sintang, Bernhad Saragih, Rabu 31 Agustus 2022.

Keputusan Bupati Sintang tersebut sudah diedarkan ke seluruh kecamatan dan desa supaya mengantisipasi bencana alam batingsor agar dapat meminimalisir dampak materil dan jatuhnya korban jiwa.

Wabup Melkianus Salurkan Bantuan untuk Warga Terdampak Angin Puting Beliung di Binjai Sintang

"Sudah kita sampaikan ke semua kecamatan, sehingga mereka memahami apabila terjadi segera laporkan ke BPBD, dan kita kalau lumbung sosial kekurangan, kita dari Kabupaten ngedrop, namun demikian biasa kita langsung ambil alih jika lumbung sosial kosong kita berikan pertolongan awal," ujar Saragih.

Saragih menyebut hampir 20 jembatan yang terdampak banjir di 14 kecamatan. BPBD sudah membuat telaah staf untuk diberikan kepada Bupati agar jembatan yang rusak akibat bencana bisa direhab menggunakan biaya tak terduga.

"Yang penting kewaspadaan masyarakat untuk meminimalisir korban jiwa, mengurangi resiko fasilitas publik yang terdampak batingsor. Masyarakat sekarang sudah sangat waspada, sampai hari ini belum ada korban jiwa, ini menunjukan bahwa masyarakat semakin tinggi dalam mengantisipasi bencana alam," kata Saragih. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved