208 Ribu Pelajar Kalbar Miliki Rekening Tabungan, OJK Terus Tingkatkan Inklusi Keuangan via KEJAR
Besar harapan kami, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dapat meraih penghargaan untuk kategori Wilayah Implementasi KEJAR Terbaik.
Penulis: Nina Soraya | Editor: Nina Soraya
Besarnya jumlah pelajar di Indonesia, merupakan salah satu potensi besar untuk upaya peningkatan capaian indeks inklusi keuangan.
Dijelaskannya lagi, bahwa Program Simpanan Pelajar ini merupakan tabungan yang ditujukan khusus bagi para peserta didik mulai dari jenjang PAUD/Raudatul Athfal (RA) hingga SMA/Madrasah Aliyah (MA).
“Keunggulan dari tabungan ini antara lain persyaratan administrasi yang sederhana.
Setoran awal juga ringan yakni cukup Rp 5.000 untuk SimPel berbasis Konvensional dan Rp 1.000 untuk SimPel iB yang berbasis syariah.
Selain itu program ini bebas biaya administrasi bulanan, dan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan,” ujarnya.
Pentingnya program Simpanan Pelajar ini juga telah menjadi bagian dari program Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) yang tertuang dalam Peraturan Presiden No. 114 Tahun 2020.
Di mana ditargetkan peningkatan persentase kepemilikan rekening oleh pelajar, secara bertahap yakni sebesar 50 persen di tahun 2020, 75 persen di tahun 2021 dan target 100 persen di tahun 2022.
Pemerintah mengamanatkan agar program Simpanan Pelajar ini tidak sekedar dioptimalkan oleh Perbankan saja, namun juga oleh seluruh Kepala Daerah, OPD terkait, Kementerian Agama dan pihak terkait lainnya di daerah, dan terkhusus juga oleh seluruh sekolah dan satuan pendidikan di Indonesia.
Gubernur Kalbar, Sutarmidji, menyampaikan pentingnya belajar menabung sejak dini atau saat masih anak-anak dan remaja.
Oleh karena akan mengajarkan mental si anak lebih disiplin dan pandai dalam mengelola keuangan.
“Untuk menjadi sukses itu kuncinya adalah jujur, disiplin, dukungan dari orang terdekat dan skill. Nah, kalau mau belajar disiplin ya caranya dengan rutin menabung,” ungkap Sutarmidji saat memberikan sambutan dalam kegiatan KEJAR Prestasi Generasi Muda Indonesia TPAKD Provinsi Kalbar.
Hal ini juga untuk mendukung peningkatan dan literasi keuangan di Kalbar yang terus dikejar oleh pemerintah.
“Jangan sampai ada lagi pelajar kita tidak punya rekening tabungan. Mulai biasakan juga untuk bertransaksi tanpa uang tunai tapi pakai non tunai,” ujarnya.
Satu di antara tenaga pengajar yang hadir dalam kegiatan ini adalah Sinta Anggita Sari yang merupakan guru SMA Muhammadiyah 1 Pontianak.
Dia mendukung dan mengapresiasi Program Satu Rekening Satu Pelajar atau Kejar tersebut. Dirinya hadir bersama 10 siswa dari SMA Muhammadiyah 1 Pontianak.