Lokal Populer
Warga Bangga Penamaan Terminal Kijing, Sutarmidji Tegaskan Hanya Mengirim Usulan Nama
Posisi strategis Pelabuhan Kijing semoga menjadi daya tarik investor baik PMA. ataupun PMDN untuk berusaha di Kalbar
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Tokoh Masyarakat Mempawah, Susanto, mengaku haru dan bangga dengan Presiden Joko Widodo dan Komisi V DPR RI yang telah memenuhi aspirasi mayoritas warga Mempawah.
"Saya haru, dan alhamdulillah akhirnya Presiden Jokowi meresmikan proyek strategis nasional yakni pelabuhan Terminal kijing. Kesepakatan pemerintah dan komisi V DPR RI tetap bernama Pelabuhan Terminal Kijing," ujarnya, Rabu 10 Agustus 2022.
Sebagian pihak ada yang berpendirian apalah arti semua nama, padahal kata Susanto, nama itu menyangkut identitas diri bahkan simbol kearifan lokal.
"Kijing jangan diartikan versi bahasa jawa, tapi artikan dengan bahasa lokal Mempawah. Ini yang saya soroti sejak awal. Apalagi dalam Perpres yang menjadi payung hukum pembangunan pelabuhan tidak mengenal Pelabuhan Tanjungpura," ujar Susanto.
Susanto bersyukur, polemik nama sudah berakhir dan dirinya berharap apa yang diharapkan Presiden Jokowi dengan keberadaan fasilitas pelabuhan ini ekonomi Kalbar semakin maju.
"Posisi strategis Pelabuhan Kijing semoga menjadi daya tarik investor baik PMA. ataupun PMDN untuk berusaha di Kalbar. karena Kalbar banyak potensi yang belum dimanfaatkan secara maksimal," kata Susanto.
Selain itu dirinya juga berharap keberadaan pelabuhan semakin meningkatkan UMKM.
"Banyaknya investasi sebagai dampak beroperasinya pelabuhan diharapkan tidak mematikan UMKM, tetapi bisa bermitra," harap dia.
• Aktivitas Pelabuhan Dwikora Secepatnya Akan Dipindahkan ke Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak
Penjelasan Sutarmidji
Polemik penamaan pelabuhan internasional yang berada di Kabupaten Mempawah akhir-akhir ini tengah menjadi sorotan.
Pada saat diresmikan oleh Presiden Jokowi dipilihlah dengan nama Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak yang terletak di Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Mempawah.
Namun Presiden Jokowi mempersilahkan jika penamaan pelabuhan tersebut ingin diubah dan disilahkan untuk diajukan ke pemerintah pusat atau presiden.
Sebelumnya pada undangan peresmian pelabuhan yang beredar menggunakan nama Pelabuhan Tanjungpura Terminal Kijing, di Kabupaten Mempawah.
Hal itu lah sontak menjadi sorotan dan muncul protes warga di Mempawah beberapa waktu lalu yang tetap berkeinginan menggunakan nama Pelabuhan Internasional Kijing.
Akan tetapi dari usulan yang telah diusulkan oleh Pemprov ke pusat sebelumnya ada dua yang pertama yakni Pelabuhan Kijing Mempawah, dan kedua Pelabuhan Internasional Tanjungpura.
Mengenai nama mana yang ditetapkan sebagai nama baku sepenuhnya diserahkan kepada Pemerintah Pusat berdasarkan prosedur yang diatur sesuai tahapan dan sesuai dengan nama rupabumi.
“Tidak ada yang diubah, itu usulan dari yang ada ke kita bukan saya yang usulkan. Sekarang disebut mengubah, apa yang diubah. Saya nama apapun terserah, Kedepan kalau mau perubahan nama itu urusan bupati,” tegas Sutarmidji
Dikatakannya Pertimbangan waktu itu kenapa Pelabuhan Tanjungpura seperti halnya di daerah lain, Sutarmidji mengatakan kalau di Jakarta ada Pelabuhan Tanjung Periok, Semarang ada Tanjung Mas, Surabaya ada Tanjung Perak, ada Pelabuhan Tanjung Balai dan Tanjung Uban dan sebagainya yang hampir semua daerah itu tanjung.
“Tapi kita tak masalah mau Tanjungpura atau Kijing terserah. Jadi usulan itu saya kirim, tapi dibilang mengubah. Padahal tidak ada yang mengubah. Yang salah itu yang mencak-mencak, tapi tak tau ujung pangkalnya,” tegas Sutarmidji.
Nama sekarang yakni Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak di Mempawah yang terdengar sedikit aneh menurut Sutarmidji.
“Ini udah mau tanda tangan dan prasasti sudah di tandatangan, tapi waktu itu di undangan pakai nama Pelabuhan Tanjungpura Terminal Kijing di Mempawah lebih bagus,”ujar Sutarmidji.
Polemik tersebut juga sempat memanas bahkan ada oknum yang menyerang secara pribadi dengan menuliskan kata-kata yang tidak pantas di Sosial Media yang menjurus ke Gubernur Sutarmidji. Hingga akhirnya dilaporkan ke pihak kepolisian.
“Mau bilang saya apapun terserah, tapi itu merupakan Sara, tidak boleh ini akan menjadi pembelajaran. Menulis “ pueehh” itu artinya meludah dan itu tidak ada etika. Saya itu orang Sungai Kunyit lebih tau dari dia,” tegas Sutarmidji.
Ia menegaskan bahwa hanya menyampaikan usulan tersebut ke pusat sesuai aspirasi yang masuk.
“Aspirasi yang masuk banyak ada enam kita ambil dua dan itu tertuang di dalam surat,” ucap Sutarmidji.
Midji mengatakan dulunya nama Kijing itu diambil di tahun 1992 ketika saat itu dikelola jadi daerah wisata. Kijing sendiri merupakan jenis kepah, remis yang hidup di air tawar bukan di laut.
“Saya tegaskan kenapa kita usulkan terkait Pelabuhan Tanjungpura, usulan itu bukan dari saya. Saya hanya merekap usulan,” ujar Sutarmidji.
Nama Tanjungpura sendiri diambil mengingat sejarah dulunya dari Daeng Menambon yang berasal dari Kerajaan Tanjungpura yang merupakan pahlawan pemersatu.
Wilayah Tanjungpura dulunya disatukan oleh Daeng Menambon yang merupakan menantu Raja Tanjungpura yang ditugaskan menjadi raja di Mempawah.
“Atas dasar kajian itulah kita mengusulkan, Tapi bukan saya mengusulkan. Saya sebagai Gubernur hanya menyampaikan tentang usulan tersebut,” pungkas Sutarmidji.