Di Melawi WWF dan Suar Institute Gelar Workshop Pendidikan Berkelanjutan
Kurikulum Merdeka sangat selaras dengan konsep pendidikan pembangunan berkelanjutan (PPB) dan Education Sustainable Development (ESD)
Penulis: David Nurfianto | Editor: Tri Pandito Wibowo
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia dan Suar Institute menggelar Kick-Of dan Workshop pendidikan pembangunan berkelanjutan (PPB) dan Education Sustainable Development (ESD) di Aula Hotel Lima Bintang, Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi, Selasa 2 Agustus 2022
Dihadiri 30 orang peserta tersebut terdiri dari Kepsek, Komite, Dewan Guru SMPN 3 dan 8 Nanga Pinoh, Masyarakat Desa Nanga Kebebu dan Masyarakat Desa Semadin Lengkong.
Kegiatan dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal 1 sampai 3 Agustus 2022 tersebut, para peserta akan diberikan ilmu dari para narasumber yang ahli di bidangnya.
Turut menghadiri kegiatan tersebut, Bupati, H. Dadi Sunarya Usfa Yursa dan Wakil Bupati Melawi, Drs. Kluisen.
Perwakilan WWF Indonesia, M. Munawir menyampaikan bahwa WWF Indonesia sangat fokus dalam pendidikan, terutama Pendidikan Berkelanjutan.
“Kami dari WWF Indonesia yang hari ini bekerjasama dengan Suar Intitute adalah salah satu bukti kepedulian kami kepada pendidikan di Kabupaten Melawi ini," katanya.
Adapun tujuan kegiatan ini, Dikatakan Munawir adalah untuk peningkatan kapasitas tentang PPB-ESD bersama dewan guru SMPN 3 dan SMPN 8 Nanga Pinoh dan komite.
"Tujuan kita selanjutnya adalah untuk meningkatkan kapasitas implementasi Kurikulum Merdeka,” imbuhnya.
Kata Munawir, Februari 2022 Pemerintah Indonesia melalui Mendikburistek meluncurkan konsep kurikulum terbaru yang bertemakan Kurikulum Merdeka. Sesuai dengan Kepmendikbudristek No. 56 Tahun 2022 Pedoman Penerapan Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran (Kurikulum Merdeka).
Kurikulum ini merupakan salah satu program Merdeka Belajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kurikulum Merdeka berfokus pada materi yang esensial dan pengembangan karakter Profil Pelajar Pancasila,” jelasnya.
• Penerapan Kurikulum Merdeka Akan Bertahap di Sejumlah Sekolah Kota Pontianak
Munawir menjelaskan Kurikulum Merdeka sangat selaras dengan konsep pendidikan pembangunan berkelanjutan (PPB) dan Education Sustainable Development (ESD).
Konsep atau karakteristik utama dari Kurikulum Merdeka Belajar yang mendukung pemulihan pembelajaran yakni, Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila.
Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
Munawir menuturkan bahwa dari konsep di atas menunjukan adanya keselarasan dengan konsep PPB-ESD yaitu pada konsep pendekatan sekolah secara menyeluruh (Whole School Aproach) seperti budaya dan etos sekolah, monitoring dan evaluasi, pengajaran, pembelajaran, murid, masyarakat serta lingkungan sekolah.
“Dengan adanya Kurikulum Merdeka tersebut, diperlukan adaptasi bagi dewan guru untuk mengimplementasikan kurikulum tersebut dalam proses belajar dan pengajaran di sekolah," terangnya.
Tambahnya, Program PPB-ESD di SMPN 3 Nanga Pinoh di Desa Nanga Kebebu, dan SMPN 8 Nanga Pinoh di Desa Semadin Lengkong, Kabupaten Melawi merupakan program lanjutan dari kegiatan Sustainable Palm oil tahun 2019-2021 yang diinisiasi WWF Kalbar bersama Suar Institute sebagai mitra pelaksana program.
"Dari program ini diharapakan menjadi solusi untuk menjawab permasalahan di atas yaitu untuk penyesuaian dan penerapan implementasi kurikulum Merdeka di sekolah,” pungkasnya.