MotoGP

Pengamat Ungkap Penyebab Honda Kian Terpuruk di MotoGP

Ketergantungan akan sosok Marc Marquez hingga kinerja Sang manajer Honda, Alberto Puig disebut-sebut sebagai pemicunya.

Editor: Rizky Zulham
MotoGP.com
Pembalap Repsol Honda Marc Marquez dan para kru Honda membenahi RC213V di MotoGP Prancis 2022. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Pengamat MotoGP, Carlo Pernat, mengukap penyebab Honda tampil buruk di MotoGP.

Ketergantungan akan sosok Marc Marquez hingga kinerja Sang manajer Honda, Alberto Puig disebut-sebut sebagai pemicunya.

Performa Honda di musim MotoGP 2022 memang tak semulus musim-musim sebelumnya yang bisa disebut berjaya saat Marc Marquez belum cedera.

Kini performa empat pembalap Honda dengan kondisi RC213V kian terpuruk.

Honda kini masih bercokol di posisi paling bawah pada papan klasemen konstruktor MotoGP 2022.

Bukan Yamaha, Andrea Dovizioso Malah Yakin Aprilia Juara MotoGP 2022

Situasi sulit yang menimpa Honda di bawah arahan Alberto Puig ini turut mengundang perhatian pengamat MotoGP, Carlo Pernat.

Carlo Pernat tak segan-segan menyarankan kepada tim berlogo sayap tunggal itu untuk buru-buru mencari pengganti Alberto Puig demi menyelematkan tim.

Pasalnya beberapa keputusan Puig dinilai cukup membuat Honda sulit keluar dari masa-masa sulit Honda.

Salah satunya keputusan yang lamban dari Puig adalah menentukan pembalap anyar.

Pembalap Suzuki, Joan Mir, sudah sejak lama diisukan paling kencang akan merapat ke Honda.

Namun hingga kini belum ada tanda-tanda Honda akan mengamankan jasa juara dunia 2020 itu.

“Mir sudah selayaknya pergi ke HRC. Bagi saya, terlihat aneh kalau dia tidak punya motor musim depan,” ujar Pernat dikutip dari Motosan.

Momentum Kebangkitan Francesco Bagnaia di MotoGP hingga Taklukkan Marc Marquez

Tak hanya itu, terlalu bergantung kepada Marc Marquez hampir satu dekade terakhir juga tak lepas dari buruknya performa pembalap saat ini.

Oleh karena itu, Pernat menyebut Davide Brivio merupakan orang yang tepat untuk menggantikan posisi Alberto Puig.

“Situasinya kacau. Honda adalah motor paling buruk di trek. Hipotesis (menghadirkan) Davide Brivio perlu dipertimbangkan,” ucap Pernat.

“Dia tahu kondisi pabrikan Jepang, dia paham bagaimana membentuk grup. Dia juga andal dalam memilih pembalap. Dia adalah figur sempurna," ujar Pernat.

Gosip Brivio akan merapat ke Honda memang sudah panas sejak bulan Juni kemarin.

Usai membawa Suzuki meraih gelar juara dunia pada MotoGP 2020.

Brivio kini beralih ke ajang balap mobil paling bergengsi Formula One dengan menjadi direktur balap Alpine F1 Team yang menaungi Fernando Alonso dan Esteban Ocon.

(*)

.

.

.

.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved